2 tahun silam - 15 thn, Desember
"Rafka, bisa engga kamu ngga main game aja sehari. Ini tugas kelompok belum selesai. 5 menit lagi harus dikumpulin."
Rafka, cowok paling menyebalkan yang pernah Rena kenal.
Rafka dan Rena baru dekat awal kelas 8 karena mereka satu kelompok dan tahun ini adalah uji coba kurikulum 2013 yang memaksa setiap muridnya harus bekerja kelompok dengan tugas menumpuk.
"udalah, bentar lagi na. tunggu 7 menit lagi." Rafka masih menatap layar handphonenya dan asik melanjutkan game kesayangannya.
Rena sudah mulai kesal dengan perilaku Rafka yang makin hari semakin membuat harinya menjadi buruk.
Rena tidak mendengarkan manusia sejenis Rafka dan mulai melanjutkan tugasnya. Hingga saat dimana Bu Suci, guru PPKN berteriak untuk segera mengumpulkan tugasnya. Dengan cepat Rena berlari dan mengumpulkan tugas kelompoknya.
"Na, jangan lupa tulis nama kelompoknya!" seru salah satu kelompok Rena, Tara.
"iya aku inget."
Rafka yang mendengar teriakan Bu Suci beberapa detik yang lalu segera mematikan handphonenya dan berjalan santai menuju Rena yang berada di depan kelas.
"Na, tugasnya udah lo kumpulin?" tanya Rafka tanpa wajah bersalahnya.
"Kamu bicara sama aku?" balas Rena dengan tatapan datar dan berjalan melawatinya begitu saja.
"Eh, Na! kok lo jahat sih. Gue tadi kan cuman main game sebentar."
Sebentar?! Bahkan hampir setengah jam pelajaran PPKN ia habiskan untuk bermain game. Apa itu yang dinamakan sebentar?
Ia tak memperdulikan ocean Rafka yang mungkin akan membuat mood harinya memburuk.
"Na! Lo dengar gue engga sih?!"
"udalah lanjuntin aja itu game kesayangan kamu." Celoteh Rena sambil beranjak keluar kelas karena waktunya untuk istirahat.
Rena adalah cewek yang cukup sabar saat berdebat dengan Rafka. Mustahil jika Rena tidak menulis nama Rafka di tugasnya.
Seburuk apapun Rafka di mata Rena, tetapi tetap saja, Rena tidak tega untuk tidak membantu temannya itu. Sejail jailnya Rafka, Rena masih tidak bisa membenci Rafka. Entahlah.
Tiada kata akur untuk mereka. Bagaikan makanan tanpa garam, selalu saja mereka bertengkar entah sengaja atau tidak.
"Na, gue mau ke kantor guru. Lo mau ikut?"
"engga mau." Tanpa menatap sang lawan bicara dan sibuk dengan pandangan siswa siswi yang sedang berlalu lalang di hadapan tempat duduk Rena.
Rena masih kesal karena ulah Rafka tadi yang sama sekali tidak memperdulikan tugasnya.
"seruis amat, lo lihat apaan sih?" melihat apa yang di pandang cewek di depannya.
"oh... jadi lo lihatin Anza anak IX-3 itu?" Anza adalah cowok yang suka menggangu Rena. lebih tepatnya membully. Dan Rafka cukup terganggu dengan hal itu. Ia tidak melihat Anza sama sekali, tapi ia harus terlihat sibuk dihadapan Rafka.
"Apaan sih kamu! Pergi sana ganggu aja!" Sewot Rena sambil mendorong bahu Rafka agar pergi menjauh darinya.
Tanpa berpikir panjang, Rafka langsung menarik pergelangan tangan Rena dan mengajaknya pergi dari tepat yang menurutnya sangat ramai.
"Ka, jangan maksa. Aku bisa jalan sendiri." Ia meronta.
Rena selalu takut jika Rafka bersamanya karena para siswi yang mengagumi Rafka, pasti akan menghujatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKA [LENGKAP] ✔
Ficção AdolescenteRena Aladilla, si gadis polos berparas culun kerap menjadi bahan bully di SMP nya memiliki seorang sahabat yang cukup tampan, Rafka Vhalega. Seorang most wanted yang bersahabat dengan gadis cupu di sekolahnya. Sungguh, cerita yang mungkinan terjadi...