Chapter 11 'Revealed'

6.7K 479 240
                                    

Sehun tahu jika gadis yang membuatnya tertarik akhir-akhir ini bukanlah wanita kekanakan yang akan merajuk selama berhari-hari tanpa mendengarkan penjelasannya. Dan Sehun tahu jika gadis yang mulai mengisi hatinya ini bukanlah wanita yang dengan gampangnya marah karena kesalah pahaman. Tapi Sehun tidak tahu jika Luhan akan sedewasa ini, Sehun tidak tahu jika Luhan akan berpikirian sematang itu dalam menghadapi masalah di antara mereka. Terbukti saat bangun dari tidur gadis itu langsung bersikap seperti semula. Luhannya yang hangat dan murah senyum langsung kembali tanpa harus Sehun jelaskan apa yang terjadi yang sebenarnya. Luhannya begitu dewasa karena meskipun dia sudah membohonginya dan membuatnya kecewa gadis itu masih memperhatikannya dan bersikap hangat seperti biasanya.

Seperti saat ini, hari ini adalah hari kepulangan mereka ke Seoul. Dan sejak pagi tadi gadis itu sudah sibuk membereskan segala barang mereka meskipun Sehun bisa meminta petugas hotel untuk merapikan segalanya. Tapi dengan segala kelihaian tangannya gadis itu melakukan segalanya sendiri dan tidak menerima bantuan dari siapa pun itu.

"Selesai..."

Sehun tersenyum hangat saat melihat Luhan sudah menyelesaikan segala urusannya yang membuatnya repot dari pagi tadi, "Sudah selesai semua?"

"Hm", jawabnya sambil mengelap wajah cantiknya.

"Kemari!", kata Sehun sambil menepuk sofa di sampingnya, "Kau sudah bekerja keras", ujarnya lagi sambil menangkap tubuh mungil itu yang nyaris oleng.

"Aku lelah", si cantik mengeluh sambil bersandar nyaman di tempat favoritnya; dada Sehun.

"Siapa suruh menolak semua bantuanku"

"Kau bukan membantu tapi mengacau", sindirnya yang membuat Sehun tertawa kecil.

"Mau pulang sekarang?", tanyanya. Tangannya sudah sibuk merapikan rambut Luhan yang sedikit berantakan.

"Terserah, aku lelah"

"Istirahatlah sebentar, tapi jangan tidur. Aku tidak mau menggendongmu seperti kemarin saat kita tiba di sini", sindirnya yang membuat Luhan mendengus sebal. Memang benar saat mereka baru sampai di Beijing dua hari yang lalu ia memang tertidur sejak di pesawat karena lelah menangis. Tapi kan Sehun bisa membangunkannya dan tidak perlu menggendong tubuhnya yang berat.

"Luhan-ie"

"Hm"

"Maaf untuk yang kemarin"

"Sudahlah tidak usah di bahas"

"Aku harus membahasnya agar tidak meninggalkan bekas di hati mu. Jadi, maafkan aku hm?"

"Hm, di maafkan", Luhan menjawab sebal, jujur saja dia memang masih kesal jika mengingat kejadian kemarin. Seharian dia menunggu kabar dari Sehun tapi ternyata yang di tunggu justru sedang sibuk dengan wanita lain. Apa sebegitu asiknya sehingga lupa mengabarinya. Bahkan Luhan sanksi jika Sehun masih ingat membuka phonselnya jika di lihat tidak ada satu pun pesannya yang di baca.

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak. Dia hanya teman lama ku"

"Terserah aku tidak perduli"

"Kau cemburu?"

Luhan menegakkan tubuhnya, masih dalam kondisi duduk mengangkangi Sehun ia menatap dalam mata sipit namun tajam itu, ia menatap lama mata yang selalu menatapnya dengan tatapan hangatnya, "Ne, aku cemburu. Puas?", dan setelah mengatakan pengakuan yang benar-benar dari hatinya itu ia beranjak ke kamar mandi sekedar untuk membasuh wajahnya yang panas. Dan tak lama kemudian dia keluar hanya untuk mendapati Sehun yang sedang tersenyum idiot sambil menatapnya berbinar.

"Luhan!"

"Apa?"

Dengan cepat Sehun menarik tangan ranting itu dan mencium kasar bibir yang baru saja mengatakan kalimat yang membuat hatinya berdebar bukan main. Seperti tidak ada hari esok Sehun melahap habis bibir mungil itu, lidahnya membelit lidah Luhan setelah ia puas menghisapnya sehingga menciptkan bunyi khas orang yang sedang berciuman. Satu tangan kanannya memegang sebelah wajah Luhan untuk memperdalam ciumannya seakan tidak rela jika bibir itu akan terlepas dari bibirnya. Dan tangan kirinya dia gunakan untuk merapatkan tubuh Luhan ke tubuhnya dan menempelkan alat kelamin mereka yang dua hari lalu dia buat orgasme dengan begitu hebat.

KOLERIS-SANGUINWhere stories live. Discover now