Previous Chap..
"Sebenarnya minggu ini kami memang berencana menikah, persiapan kami bahkan sudah delapan puluh persen", Chanyeol terkekeh, bersiap kabur sebelum Sehun memakinya karena sudah membuatnya repot membujuk Baekhyun, "Maaf tidak memberitahu mu", katanya masih terkekeh geli.
"Ku doakan ada badai di hari pernikahan kalian"
"Kalau begitu Luhan tidak bisa terbang ke Seoul", Chanyeol mengulum bibir, suka melihat Sehun yang akhir-akhir ini selalu menjadi objek olokannya dan Kai. Selalu bahagia melihat wajah Sehun yang semakin hari semakin berkerut karena setres tak berkesudahan yang di alaminya.
.
.
.
.
.
"Bagaimana perasaan mu?"
Sehun menyeruput cairan hitam pekat kesukaannya hingga tetes terakhir, "Apanya?", tanyanya pada Kai yang menjadi temannya mengobrol sejak mereka tiba di hotel yang akan menjadi saksi di gelarnya pesta pernikahan Baekhyun dan Chanyeol esok hari.
"Setelah sekian lama besok kau akan bertemu dengan Luhan. Apa yang akan kau lakukan padanya setelah dia berdiri satu langkah tepat di depan mu?"
Meletakkan cangkirnya yang sudah kosong Sehun mengulum bibir, ingin menyembunyikan senyumannya yang sejak satu minggu yang lalu enggan pergi dari wajahnya, "Entahlah, itu juga yang menjadi pertanyaan ku selama ini", dan sampai sekarang Sehun belum menemukan jawabannya. Entah dia harus memeluk Luhan hingga mereka sesak, menciumnya hingga bibir Luhan membengkak, atau mengocehinya hingga telinga Luhan sakit mendengar suaranya.
Tapi terlepas dari itu, hanya dengan membayangkan Luhan berada di sisinya lagi saja Sehun sudah merasa senang. Sakit yang dia rasakan karena perpisahan Sehun yakin akan segera terobati jika Luhan kembali berada di sisinya.
Membiarkan sahabatnya menerawang jauh sambil memikirkan kekasihnya Kai mendorong kursi, berniat mengacau Chanyeol yang sudah bersembunyi di balik selimut untuk menikmati malam terakhirnya sebagai pria lajang, "Aku akan tidur, besok aku harus berwajah segar agar Kyungsoo tidak berpaling dariku. Bagaimana denganmu?"
"Tidurlah lebih dulu, ada sesuatu yang harus ku kerjakan"
"Memikirkan Luhan lagi?"
Sehun terkekeh renyah, tangannya mengibas dengan gerakan pelan untuk mengusir Kai yang sudah berlalu ke dalam kamar.
Hari sudah larut, jarum jam sudah berada di angka dua dini hari. Tapi meskipun begitu kelopak mata Sehun enggan terpejam. Yang dia lakukan hanya bertopang dagu sambil membayangkan wajah cantik kekasihnya.
Sedang apa Luhan di sana? Apa rindu yang Luhan rasakan sama besarnya dengan rindu yang dia rasakan? Ataukah.. Luhan sudah melupakannya?
Sehun menggeleng keras. Kalaupun alasan selama ini Luhan tidak menghubunginya adalah karena lupa maka Sehun akan dengan senang hati mengingatkan Luhan dengan cara membenturkan kepala wanita itu. Luhan tidak boleh melupakannya karena sedetikpun Sehun tidak pernah berusaha melupakan wanita itu.
Dan keesokan harinya, nyatanya di bandingkan dengan Park Chanyeol -sang mempelai pria- Oh Sehun lah yang terlihat jauh lebih semangat dan sangat tidak sabar menunggu hari ini.
Bagaimana tidak, hanya karena mendengar kabar burung yang belum tentu kebenarannya mengatakan bahwa kekasihnya akan pulang berhasil membuat Sehun tidak tidur selama sepekan terakhir. Bola matanya terus terbuka sementara bibirnya terus melengkung sempurna seolah ada yang menariknya.
YOU ARE READING
KOLERIS-SANGUIN
Фанфик[ BEBERAPA CHAPTER SAYA PRIVATE] Jika kubisa menghentikan waktu di pikiranku Yang akan kuhentikan adalah saat bibirmu menyentuh bibirku Kan kuhentikan detak jam, dan kubuat waktu tak bergerak Karena sayang, beginilah yang ingin selalu kurasakan bers...