Chapter 24 Killing her inside

6.5K 543 174
                                    

Gw sengaja up lagi gara2 ada yang bilang gw php, kak beb gaya aja kan nyuruh milih antara hide & see dan koleris, modus aja tuh kak beb, klo udh semuanya knapa gg up semua aja?, gitu katanya ㅋㅋㅋ. Helloo, untuk apa gw php-in kalian, gg guna, gw nulis gg di bayar, gg dpt apa2, dpt capek sama ngabisin kuota yang ada. Apa mau gue tunjukin list ff gw yg belum gw up (sombong ㅋㅋㅋ), yawdalah ya maaf marah2, kesel aja gw, ini gw kasih 10K, mual2 lu pada 😂

.

.

.

.

.

Happy Reading

Sepertinya dokter muda bermata rusa yang sering berkilau cantik itu sudah mendapatkan kebahagiaannya kembali setelah dua hari dia tinggal serumah dengan pria yang di cintainya dan juga mencintainya.

Ibarat musim semi, hatinya bermekeran dengan perasaan membuncah bahagia setiap kali menerima perlakuan manis sang kekasih yang memperlakukannya seperti seorang ratu di dalam hidupnya.

Sehun sangat perhatian dan selalu mempunyai waktu untuk berdua dengannya, setidaknya hal itulah yang bisa Luhan simpulkan.

Seperti saat ini, Setelah pulang dari kantor, sebelum makan siang Sehun bersama beberapa paper bag di tangannya untuk memenuhi wardrobe Luhan langsung memeluk menciumnya dan menanyakan apa saja yang Luhan lakukan hari ini.

Luhan merasa senang tentu saja, tidak banyak pria yang perhatian dan sangat manis seperti Sehun, tidak banyak pria yang mencintai wanitanya sebesar Sehun mencintai dirinya sehingga pria itu rela melakukan apa saja demi dirinya termasuk menentang keputusan Jaejoong yang terus mendesaknya untuk segera meresmikan pertunangannya dengan wanita pilihan Jaejoong.

Luhan bukannya tidak tahu apa yang terjadi di luar sana, salahkan Sehun yang terlalu percaya padanya sehingga pria itu sering meletakkan phonselnya di sembarang tempat tanpa curiga sedikitpun pada Luhan yang kerap kali mencuri baca sederet pesan dari Jaejoong yang memintanya pulang dan menemani Jessica melakukan ini dan itu.

"Ada apa dengan wajah sendu itu?"

Luhan menghentikan lamunan dan prasangka buruknya tentang Jessica yang ternyata masih tinggal di rumah Sehun, betapa beruntungnya wanita itu yang bisa menjadi pilihan terakhir Jaejoong untuk kandidat calon istri Sehun.

"Luhan-ah.."

"N-ne?"

"Kau melamun"

Luhan tersenyum, beralih berbaring di atas tubuh kekasihnya yang sedang beristirahat di sofa di depan TV yang sedang menyala, "Sehun-ah maafkan aku..."

Sehun membenarkan posisi Luhan yang sedang tengkurap di atas tubuhnya, "Maaf untuk?"

"Beberapa kali aku membuka phonselmu dan membaca beberapa pesan yang di kirim oleh ibumu dan wanita itu", sesuai saran dokter, dia tidak boleh memikirkan dan menyimpan semuanya sendiri, jadi dengan keyakinannya bahwa Sehun tidak akan memarahinya Luhan memilih jujur dan mengakui perbuatannya.

"Lalu apa yang kau temukan?", sejujurnya tanpa Luhan beritahu pun Sehun sudah tahu, matanya beberapa kali tanpa sengaja melihat Luhan yang membuka phonselnya. Tapi merasa dia tidak melakukan kesalahan apa pun yang bisa membuat Luhan marah Sehun hanya diam saja dan berpura-pura tidak tahu. Dan ketika Luhan mengakui perbuatannya maka jangan salahkan Sehun jika kadar cintanya pada wanita jujur itu semakin besar.

KOLERIS-SANGUINWhere stories live. Discover now