Previous chapter...
Menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar Luhan mengganti wajah sendunya dengan wajah cerah seperti apa yang Kyungsoo inginkan, "Siapa pun wanita itu aku tidak perduli. Yang jelas aku tidak akan membiarkan Sehun bahagia dengan wanita itu. Setidaknya aku harus merecoki acara kencan mereka"
Kyungsoo terkekeh sambil menarik pipi Luhan yang berisi, "Itu baru benar. Kau harus berjuang, ara?"
"Ara"
"Fighting"
"Fighting"
.
.
.
.
.
Selesai menuntaskan rasa rindunya dengan Kyungsoo sambil menyeruput teh hijau dan sup yang juga hasil kebaikan hati sang sahabat, di jam sepuluh malam Luhan menghubungi ayahnya untuk mengatakan bahwa dia sudah berada di Seoul dan belum bisa kembali ke rumah di karenakan urusannya dengan Sehun dan Baekhyun belum selesai.
Sebenarnya dua jam yang lalu Luhan ingin ke apartmen Chanyeol untuk memohon ampun pada Baekhyun. Tapi Kyungsoo yang menyadari benar betapa lelahnya Luhan membuat Luhan mengurungkan niatnya dan lebih memilih saran Kyungsoo untuk istirahat sejenak.
Bukannya Luhan menomor duakan Baekhyun, hanya saja perkataan Kyungsoo yang mengatakan bahwa tadi malam pasangan pengantin baru itu tidak melakukan ritual malam pertama mereka sebagaimana yang sering di lakukan oleh semua pasangan yang baru menikah membuat Luhan mengerti, terlebih lagi kesengsaraan pasangan pengantin baru tersebut di sebabkan oleh dirinya.
Jadilah untuk menebus dosanya malam ini Luhan tidak mau mengganggu Chanyeol dan Baekhyun walau hanya sebentar saja.
"Luhanie"
Membalik tubuhnya yang sedang tengkurap sambil menggigiti ujung phonselnya Luhan menarik kedua sudut bibirnya ke atas, "Cafe mu sudah tutup Kyung?"
"Sudah. Aku ingin tidur lebih cepat sambil memelukmu"
"Kai akan cemburu jika dia mengetahuinya", kelakarnya sambil terkekeh sementara kedua bola matanya memperhatikan Kyungsoo yang sedang mengganti pakaiannya dengan piama tidur.
"Ada apa di layar phonselmu?", rindu dengan Luhan mengundang Kyungsoo untuk langsung merebahkan tubuhnya di samping Luhan tanpa perduli dengan pintu kamar yang masih terbuka lebar.
"Pria itu bahkan tidak menghubungiku", kembali menggigit phonselnya Luhan menggerutu kesal. Mana Sehun yang katanya nyaris mati karena merindukannya? tidak ada satupun pesan atau telpon dari Sehun yang berdenting nyaring di phonselnya.
"Bukankah Sehun tidak mengetahui nomor mu lagi? Aku bahkan juga tidak tahu berapa nomor barumu?"
"Saat kau sibuk memasak sup untukku aku merendahkan harga diriku demi mengiriminya pesan bahkan menelponnya. Sehun-ah ini nomorku, kau harus menyimpannya dan menghubungiku kapan pun kau mau. Tapi sampai detik ini dia tidak menghubungiku. Dia bahkan tidak mengatakan bahwa dia akan menyimpan nomorku"
YOU ARE READING
KOLERIS-SANGUIN
Fanfiction[ BEBERAPA CHAPTER SAYA PRIVATE] Jika kubisa menghentikan waktu di pikiranku Yang akan kuhentikan adalah saat bibirmu menyentuh bibirku Kan kuhentikan detak jam, dan kubuat waktu tak bergerak Karena sayang, beginilah yang ingin selalu kurasakan bers...