Chapter 15 'Broken inside'

4.7K 472 203
                                    

I have nothing if I don't have you

.

.

.


BGM; Adele - Don't you remember

Biasanya, pria berlesung pipi itu selalu tersenyum senang setiap kali Luhan menghubungi dirinya, namun entah karena alasan apa kali ini pria yang kerap di sapa L itu sedang tidak ingin dan sangat berharap jika nomor cantik Luhan tidak akan menghubunginya.

Kim Myungsoo, sudah sejak tadi dia menggenggam phonselnya dan terus menunggu panggilan masuk itu walaupun dia tidak ingin. Dan setelah cukup lama menunggu hingga jam sebelas malam jantung Myungsoo berdegup kencang seiring suara dering phonselnya yang begitu lemah, membuat ia tanpa berfikir panjang langsung menginjak gas mobilnya dan segera menemui si penelpon yang dia khawatirkan kondisinya.

Sudah sejak satu jam lalu dia berada di dalam mobil dengan pendingin yang menyala full, tapi sekali lagi entah karena alasan apa tubuhnya jadi berkeringat dingin dengan perasaan luar biasa cemas.

'Tuhan, lindungi dia'

Sepanjang jalan yang ia tempuh dengan kecepatan tinggi itu mulutnya terus bergumam dan berdoa untuk gadis kecil kesayangannya, gadis kecil yang keselamatan hidupnya sudah menjadi tanggung jawabnya sejak tiga tahun yang lalu.

Setelah membelah jalanan pusat kota Seoul di malam hari yang cukup lengang, Myungsoo langsung membanting pintu mobilnya dan segera menuju lantai teratas dari gedung hotel yang sedang ia pijaki saat ini.

Dia terus melihat phonselnya untuk mengetahui posisi Luhan yang ia harap akan menyambutnya dengan senyuman hangat, bukan dengan wajah lebam, tubuh penuh luka, serta mata terpejam rapat seekan sudah enggan menatap dunia yang begitu kejam dan tidak adil untuknya.

Myungsoo yang tadinya berjalan cepat dalam sekejap berdiri kaku melihat gadis yang biasanya ia jahili itu sudah tergeletak tidak berdaya di lantai dingin sudut hotel dengan beberapa ceceran darah yang menemaninya.

"Luhan-ah...", tidak ingin terlambat, ia yang sempat menghentikan langkahnya kembali berlari untuk duduk berjongkok dan memangku kepala Luhan yang terkulai lemah.

Myungsoo bukanlah pria cengeng yang gampang menumpahkan air matanya, namun saat ia merapikan rambut Luhan dan melihat dengan jelas wajah babak belur Luhan membuat air matanya yang tidak pernah jatuh, tumpah saat ini juga membasahi pipi berdarah Luhan.

Tidak kuat melihat wajah 'mengerikan' Luhan Myungsoo mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk playhouse yang tidak terlalu jauh darinya, "Kemana bajingan itu?", jika saja dia tidak ingat dengan kondisi Luhan maka sudah di pastikan Myungsoo akan menemui Yifan dan menghajar pria itu sampai mati bila perlu. Namun saat ini Yifan tidaklah penting, kondisi Luhan jauh lebih penting di atas segalanya.

Dan seakan teringat sesuatu phonsel yang sudah sejak satu jam yang lalu berada dalam genggamannya dia buka untuk menggunakan aplikasi kameranya dan memfoto kondisi mengenaskan Luhan saat ini. Setelah di rasa cukup ia langsung menggendong Luhan dan membawanya ke apartmennya. Tidak ingin membawanya ke rumah sakit terlebih dahulu karena takut jika Baekhyun akan pingsan lagi jika di hadapkan dengan kondisi Luhan saat ini, seperti dulu, dokter bermata sipit itu juga pernah pingsan saat Luhan pulang dalam keadaan seperti ini.

Setelah membaringkan Luhan di ranjangnya, dengan langkah lebar Myungsoo keluar dari kamar untuk menuju kamar sang adik, "Taehyung-ah..", panggilnya sambil mengetuk pintu. Dia tahu adiknya sedang butuh istirahat mengingat shiftnya di rumah sakit yang cukup padat. Namun Myungsoo berani bertaruh jika Taehyung tidak akan keberatan jika ia membangunkannya apa lagi jika itu untuk Luhan, Dokter di rumah sakit tempat ia bekerja yang juga cukup dekat dengannya.

KOLERIS-SANGUINWhere stories live. Discover now