Biasanya, di jam kerja seperti ini gadis cantik itu sedang sibuk dengan berbagai macam alat kesehatannya untuk merawat dan menyembuhkan pasiennya yang ada di rumah sakit.
Namun, sejak satu minggu yang lalu gadis cantik itu merasa seperti seorang pengangguran karena tidak ada hal yang bisa dia kerjakan. Sejak ia tinggal di rumah Sehun, sejak saat itu lah hari-harinya hanya dia lewatkan dengan percuma, tidak bekerja, tidak mengurus rumah seperti saat ia tinggal dengan Kyungsoo dan Baekhyun, dan tidak pula pergi ke 'Sana' untuk mengecek perkembangan usahanya seperti sebelumnya.
Yang gadis cantik itu lakukan satu minggu ini hanya berdiam diri di dalam rumah Sehun, dan kadang jika dia benar-benar bosan dia akan menemui Jaejoong yang selalu berada di taman belakang dengan bunga-bunga cantiknya serta ikan-ikan kecil peliharaannya.
Luhan merasa saat ini hidupnya benar-benar membosankan meskipun ia tahu benar jika Sehun tidak pernah melarangnya untuk bepergian. Luhan hanya merasa enggan saja untuk keluar rumah apa lagi harus di antar supir suruhan Sehun yang selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Membuat Luhan lebih betah berdiam diri di rumah untuk membaca buku di perpustakaan Sehun atau benar-benar hanya menghabiskan waktunya seharian di dalam kamar.
Kadang kala, Luhan merasa saat ini dia tidak terlihat seperti seorang perawat Sehun, melainkan pikiran bodohnya kerap kali berpikir jika ia sudah seperti istri atau tawanan Sehun saja, apa lagi setiap harinya ia harus mengantarkan makan siang ke kantor Sehun menggantikan tugas Jaejoong yang sebelumnya. Dan saat di jam makan siang itu lah Luhan rasa dia benar-benar bekerja karena tidak hanya mengantarkan makanan namun juga memilih menu apa yang cocok untuk Sehun makan, meskipun secara teknis Luhan tidak memasaknya karena semua urusan masak memasak sudah ada kepala koki di rumah Sehun yang dengan senang hati memasak berbagai makanan sehat untuk Sehunnya.
Sehunnya?
Luhan terkekeh sendiri saat pertama kali ia memanggil Sehun dengan panggilan kepemilikan itu di hadapan kedua sahabatnya yang membuat telinganya sakit karena teriakan heboh dari Baekhyun.
"Nona, ini masakannya sudah siap,!"
Luhan tersentak dari lamunannya tentang Sehun saat sang kepala koki sudah berdiri di hadapannya dengan membawa tas kertas yang berisi makan siang untuk Sehun.
"Ne, Paman. Terima kasih", ujar Luhan sambil mengambil tas kertas itu tak lupa memberikan senyuman manisnya pada pria paruh baya yang juga membalas senyumannya.
"Paman..!!", panggilnya lagi yang membuat koki yang sudah bekerja belasan tahun dengan keluarga Oh itu menghentikan langkahnya.
"A-apa Nyonya sudah pergi ke kantor Tuan Oh?"
Sang koki tersebut tersenyum lembut saat mendapati nada gugup dari gadis cantik ini, "Satu jam lalu Nyonya pergi bersama Tuan Yunho ke airport"
"Airport?"
"Ne Nona, ini akhir bulan dan ini sudah waktunya untuk Tuan besar menghabsikan waktunya bersama Nyonya"
"Ah, jadi begitu", Luhan mengangguk mengerti dan koki tersebut langsung berlalu dari hadapannya setelah ia mengucapkan terima kasihnya.
Luhan ingat, beberapa hari lalu Jaejoong pernah berpesan padanya untuk bersabar menghadapi Sehun selama ia dan suaminya pergi, yang membuat Luhan terkekeh geli karena sepertinya orang tua Sehun juga tahu betapa menyebalkannya kelakuan putra tunggal mereka.
Karena tidak ingin makanannya keburu dingin Luhan langsung saja keluar rumah menuju kantor Sehun dengan di antar supir yang sudah Luhan kutuk keberadaannya sejak pertama kali ia tinggal di sini.
Setibanya di kantor gadis cantik itu tidak perlu lagi menuju meja resepsionis seperti dulu. Di berkatilah mulut sialan Sehun yang mengatakan pada semua pegawainya jika Luhan adalah adiknya. Yang membuat banyak sekali karyawan wanita di sini yang berlaku hangat padanya guna untuk menarik perhatian sang bos besar.

YOU ARE READING
KOLERIS-SANGUIN
Fiksi Penggemar[ BEBERAPA CHAPTER SAYA PRIVATE] Jika kubisa menghentikan waktu di pikiranku Yang akan kuhentikan adalah saat bibirmu menyentuh bibirku Kan kuhentikan detak jam, dan kubuat waktu tak bergerak Karena sayang, beginilah yang ingin selalu kurasakan bers...