"Tu cowo nyebelin banget sih, terbuat dari apa ya hati nya? bisa-bisa nya dia jadiin gue kacungnya tapi ya apa boleh buat gue harus nurutin kemauan dia daripada gue malu kalo surat gue disebarin, ya Tuhan kuatkan hamba."Dinda terus berlari menuju kantin dan disana ada Randy.
Langkah Dinda terhenti. Jangtungnya serasa sedang konser di dalam. Jedag jedug tidak karuan. Dia berusaha mengatur nafasnya."Tenang Dinda, jangan grogi disana ada kak Randy, jangan bikin diri loe malu sendiri saat deket kak Randy."
Dengan perlahan Dinda berjalan menuju kantin.
"Bu, beli snack yang ini dong sama minuman ringan yang ini."
Randy menoleh dan menyapa Dinda.
"Eh, Dinda apa kabar? sudah lama ngga ketemu, kemana aja?"
Kemana ja? Tiap hari gue merhatiin loe!
"Eh, iya kak, ba... baik kok. Kak Randy apa kabar?"
"Hehehe, kamu ga berubah ya Din dari SMP sering gugup an, santai aja dong Din, oh iya gue baik. Kapan-kapan kita jalan bareng yuk, nonton atau ke cafe. Mau nggak?"
Sumpah gue kaget, ini bukan mimpi kan? Kak Randy ngajakin gue nonton? Mau mau mau pake banget!
Sebelum Dinda bilang mau ke Randy tiba-tiba ponsel nya berbunyi. Dari Dylan.
"Nih anak ngerusak moment banget sih,bentar ya kak,Dinda mau angkat telfon dulu" Katanya dengan nada imut.
"Oh, oke silahkan".
Dinda agak menjauh dari Randy untuk mengangkat telfon dari Dylan.
"Halo...?"
"EH, LOE BELI NYA DI MANA SIH, DI INDOMARET? LAMA BANGET GUE UDAH LAPER NIH!!" Teriaknya kencang.
"Loe gila ya? kalau bicara pelan dikit napa sih? telinga gue sakit nih denger loe teriak-teriak."
"Cepet loe kesini gue hitung sampai 20 kalo loe ngga dateng tepat waktu surat lo bakal....."
"Eh apa-apaan loe, loe pikir kaki gue kaki kuda?"
"Satu.....dua....."
"Eh iya bentar,"
Dinda berlari sekuat tenaga menuju kelasnya Dylan. Dengan ngos-ngosan Dinda menghampiri Dylan.
"Nih, jajan loe sama minumannya! kira-kira dong loe kalau nyuruh orang, capek nih gue" Katanya sambil terengah-engah.
"Nah gitu dong, dari tadi kek.Oh ya gays kalau loe semua pada butuh sesuatu tinggal loe cari cewe ini. Dia bakal ngelakuin semuanya, ya kan Din?"
"Apa? Kok jadi gue?"
"Loe nggak mau Din?"
"Yaudah deh, gue mau"
Teman-teman Dylan bersorak kegirangan.
"Loe apain nih cewek Dy? sampai nurut gitu sama loe? jangan-jangan loe udah anu in dia. Parah loe Dy!" Kata Luki, temannya.
"Ah,ngawur loe, Dylan nggak mungkin lah kaya gitu, paling-paling nih cewek salah satu fans nya, ya kan Dy?"
"Udah-udah loe pade jangan ribut, mending yuk cabut keluar males gue pelajarannya bu Siska"
"Ide bagus."
Dinda merasa tidak nyaman dengan obrolan Dylan dan sohib nya, jadi dia memutuskan untuk pergi dari tempat itu, namun Dylan segera mencegahnya.
"Eh, mau kemana Loe?"
"Ya balik ke kelas lah, udah masuk ini".
"Nggak boleh, loe harus nemenin gue dan temen-temen gue"
"Apa? nggak mau, ntar gue di hukum pak broto"
"Itu urusan gampang, ntar kalau dia marah tinggal gue bilang bokap gue buat mecat dia"
"Tapi..."
"Udah ikut aja sama gue" Katanya sambil menarik tangan Dinda keluar kelas.
Dylan memang jarang sekali berada di kelas. Dia seenaknya sendiri. Mau masuk mau enggak mau telat tidak ada yang berani menentangnya jangankan ketua kelas danketua OSIS, bahkan gurunya pun tidak ada yang berani padanya. Alasannya yaitu ayah Dylan. Sebenarnya ayah Dylan sudah berkali-kali menasehati Dylan, namun tidak digubris sama sekali bahkan semakin hari kelakuan Dylan semakin memburuk. Prestasi Dylan pun tidak ada yang bisa dibilang membanggakan. Sebenarnya Dylan kecil adalah anak yang penurut dan pintar. Ia selalu masuk tiga besar peringkat di kelasnya,namun menginjak remaja Dylan berubah menjadi anak yang pembangkang. Sebenarnya hal ini disebabkan kesibukan orang tuanya. Dia merasa kesepian. Maka dari itu ia mencari perhatian dengan menjadi anak yang pembangkang.
Terima kasih sudah membaca
Maaf ceritanya kurang enak dibaca ya?
Maklum ini cerita pertama saya di wattpad
Mohon saran ya...
Please koment
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Teen Fiction[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.