Teeeet...
Bel berbunyi tanda berakhirnya pelajaran hari itu. Seperti sulap, wajah para siswa X IPA 2 yang semula suntuk dan tidak bergairah berubah menjadi sumpringah dan segar, ditambah lagi ketika bu Riska mengumumkan sesuatu.
"Anak-anak Ibu akan mengumumkan sesuatu kepada kalian. Dua minggu lagi akan diadakan acara kemah bakti. Kegiatan ini diwajibkan untuk anak kelas X dan Xl, bagi yang tidak mengikuti harap menyerahkan surat izin kepada wali kelas disertai alasannya, jika tidak maka akan ada sanksi." kata Bu Riska dengan tegas dan berwibawa.
Para siswa mulai heboh dengan komentarnya masing-masing.
"Wiiih, seru nih, nanti kita bisa selfi-selfi di sana kaya gini." kata Tiwi, teman se-gank Risa dengan centil dan berpose bak model.
"Iya, nanti kita bawa make up yang banyak supaya kita bisa dandan di sana, jadi kita tetap cantik girls." ucap Risa tak kalah centil dengan Tiwi.
"Huuuuu....." teriak seluruh siswa kepada Tiwi.
"Anak-anak tenang, sekarang kalian pulang dulu besok bisa didiskusikan lagi karena jam pelajaran sudah usai, semoga pelajaran hari ini bermanfaat, selamat siang, Assalamualaikum wr.wb." Bu Riska memberikan salam dan keluar dari ruang kelas.
"Waalaikumsalam wr.wb." jawab seluruh siswa dengan serentak lalu satu persatu mulai keluar dari kelas.
"Din, loe ikut camping nggak?" tanya Nindi sambil berjalan di samping Dinda yang hendak menuju parkiran.
"Gue nggak tahu sih, soalnya gue belum bilang sama nyokap gue, you know lah, gue tinggal cuma sama nyokap gue, Kak Alan kuliah di Jogja, kalau gue tinggal camping ntar nyokap sama siapa?" ucap Dinda.
"Oh, iya ding, gue lupa." kata Nindi sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Kalau loe gimana? Ikut nggak?" tanya Dinda.
"Gue sih ngikut loe, kalau loe ikut ya gue ikut, kalau enggak ya enggak ikut." tukas Nindi cuek.
"Lah napa emang ngikut gue?" tanya Dinda heran.
"Nggak asyik kalau nggak ada loe, paling-paling juga Risa and the gank yang selalu bikin masalah dengan gayanya yang centil kayak gini nih," kata Nindi sambil menirukan gaya Risa dan teman-temannya.
"Hahaha...nggak pantes banget gaya loe Nin, kaya badut di acara ulang tahun." ucap Dinda sambil menertawai sahabat karibnya itu.
"Lah, maka dari itu, loe geli kan lihat gue kaya gitu? Gue juga ogah banget lihat tingkahnya mereka itu, sok cantik deh,"
"Udah-udah kok malah ngomongin dia sih? Nggak baik ih, biarin aja mereka kayak gitu, yang penting kita nggak usah ikutin mereka, jadi diri kita aja sendiri." kata Dinda bijak.
"Lah, nih anak emang aneh deh ah, kalau nggak jadi diri sendiri mau jadi siapa non?" tanya Nindi sambil meletakkan jari telunjukknya ke kepala Dinda.
"Hahaha....bener juga ya, udah yuk pulang." kata Dinda sambil mengambil sepeda nya.
"Gue boleh mampir ke rumah loe nggak?" tanya Nindi.
"Sejak kapan loe ke rumah gue pake nanya segala? Emang mau ngapain?"
"Mau silaturahmi sama mama mertua gue." ucap Nindi cuek.
"Dih, kecentilan loe, hahaha..." ucap Dinda.
***
"Dinda..." teriak seseorang dari belakang.
Dinda menoleh dan melihat ada seseorang yang berlari menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Teen Fiction[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.