Clara

189 7 0
                                    

"Terkadang kita baru sadar pentingnya dia, saat dia bersama orang lain"

"Assalamualaikum... Dylan pulang," ucap Dylan saat memasuki rumah mewahnya dengan membawa tas ransel di punggungnya, Mama Rita dan Clara menoleh dan menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Waalaikumsalam, anak Mama udah pulang? Gimana campingnya? Seru nggak?" tanya Rita antusias.

Seru apanya? Sakit hati iya.

"Biasa aja Ma, Dylan masih capek nih mau ke kamar dulu," kata Dylan seraya berjalan menuju kamarnya.

"Eh, bentar dulu, nih ada Clara jauh-jauh dari London masa kamu cuekin sih," kata Rita mencegah Dylan masuk ke kamarnya.

Dylan menoleh ke arah Clara. Gadis itu tidak berubah dari dua tahun yang lalu. Masih tetap cantik dan kelihatan berkelas. Kalau cowok lain melihat Clara, yakin deh orang itu bakal cinta pada pandangan pertama. Selain cantik, Clara itu cewek pinter, pinter banget malah. Dia sekolah di London sejak kelas 3 SMP, mungkin sekarang sudah kelas satu SMA. Clara itu cewek banget, suka sekali dengan benda apapun yang warnanya pink. Clara juga suka sekali pergi ke salon untuk merawat dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki meskipun saat itu masih sangat remaja. Tapi ada hal yang membuat Dylan ogah berurusan sama Clara, manjanya nauzubillah. Bahkan pernah Clara ngambek dan nangis di tengah jalan karena tidak dibelikan Dylan boneka beruang berwarna pink.

"Hai Dy, I miss you so...gimana kabar kamu?" sapa Clara sambil tersenyum ceria.

"Just so so." ucap Dylan singkat.

"Ayolah, kamu butuh refreshing, kan sudah lama kita nggak jalan-jalan bareng. Gimana kalau ntar sore kita jalan-jalan? Pasti seru," kata Clara sedikit memohon.

"Gue masih capek, Ra. Badan gue masih pegel-pegel banget nih, seharian di bis." ucap Dylan beralasan.

"Tante Rita, Dylan jahat banget sih masa ngajak aku sebentar buat jalan-jalan aja nggak mau. Kalau masalah capek, Clara kira masih capekan Clara deh yang baru pulang naik pe-sa-wat." kata Clara mengadu pada Rita, Dylan menjadi tersudut.

"Dylan?" ucap Rita memberi kode.

"Iya deh, iya. Ntar Dylan ajak Clara jalan-jalan. Tapi inget Ra, loe jangan bikin repot gue, apalagi ngajakin gue ke salon, bisa mati jamuran gue nungguin loe!" kata Dylan saat teringat kejadian dua tahun yang lalu saat diajak Clara ke salon.

Clara memutar bola matanya,"emang pernah ya Clara ajakin Dylan ke salon?" tanya Clara polos.

"Pernah lah, buktinya gue ngomong. Gue nungguin loe sampai jamuran kali Ra, udah gitu yang nyebelin lagi gue digangguin sama mbak mbak, eh mas mas salon." kata Dylan bergidik geli mengingat kejadian itu.

Clara terkekeh,"hehehe...masa sih? Clara janji deh kali ini nggak ke salon, suer." kata Clara membentuk jarinya seperti huruf V.

"Janji ya, kalau gitu gue mandi dulu deh Ra. Bau badan gue," kata Dylan nyengir.

"Pantesan tadi ada asem-asemnya gitu." kata Clara dengan menutup hidung mancungnya.

"Sorry deh."

"Cepetan mandi Dylan!" kata Clara mendorong Dylan ke kamarnya.

"Mau ikut gue mandi?" tanya Dylan saat sampai di depan pintu kamarnya.

Clara tersadar,"enggak mau! Tante Rita....Dylan pikirannya ngeres nih!" teriak Clara sambil berlari menjauh dari Dylan.

"Hahaha, ngadu sana sama Mama, jauh jauh dari gue!" kata Dylan lagi.

Akhirnya gue terbebas dari Clara, meskipun sementara.

***

"Sudah siap?" tanya Dylan sambil menuruni anak tangga. Dia memakai kaos biru dan jaket warna navy serta celana jins dengan warna sebada dengan jaketnya.

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang