Jangan keras kepala

204 8 0
                                    

"Gue nggak tahu loe ada dimana sekarang, tapi gue pasti akan nemuin loe"

--Dylan Gunawan--

Dylan terus moncoba mencari keberadaan Dinda, di sudut sekolah , di kantin, UKS pun tidak ada. Dylan memutuskan untuk mencari Dinda di luar sekolah. Ia berlari menuju parkiran sekolah dan mengeluarkan motor sportnya. Segera Ia hidupkan mesinnya dan berlalu dari tempat itu.

Din, gue nggak tahu loe ada dimana sekarang, tapi gue pasti bisa nemuin loe. Tuhan, tolong jagain Dinda, pastikan dia baik-baik saja.

Di perjalanan Dylan terus memikirkan tentang Dinda. Tentang kesalahannya, tentang kesalahpahaman antara mereka dan tentang ketegaran Dinda.

Berjam-jam lamanya dia mencari dan terus mencari namun sosok yang dicarinya tak kunjung memunculkan dirinya. Cuaca kota Pati yang cukup panas tak dihiraukan Dylan. Dalam hatinya cukup satu, segera menemukan Dinda dan memastikannya baik-baik saja. Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang gadis yang berjalan di trotoar. Segera dia meminggirkan motornya dan berlari menuju gadis tersebut.

"Din, loe kemana aja sih? Gue khawatir tau nggak?" Tanyanya sambil berusaha mengatur nafasnya.

Gadis itu menolehkan wajahnya ke arah Dylan. Dylan terkejut ternyata gadis tersebut bukanlah Adinda Putri yang dicarinya.

"Maaf mbak, saya kira teman saya." Katanya sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"Nggak apa-apa mas,"

Dylan kembali ke tempat motornya dengan kecewa dan langkah yang lesu. Dinaiki lagi motor sportnya tersebut untuk mencari Dinda.

Cuaca yang sangat terik siang itu membuat Dylan merasa sangat letih. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Beruntung, di dekat tempat tersebut ada sebuah taman kota yang cukup asri dan indah. Segera Dylan membelokkan motornya menuju taman itu. Dylan duduk di sebuah bangku taman berwarna putih. Ia melihat banyak pengunjung disana, pandangannya tertuju pada pasangan lanjut usia yang bergandengan tangan berkeliling taman. Ada rasa sedikit iri sekaligus kagum pada pasangan lansia tersebut. Dylan juga menginginkan jika tua nanti Ia dan pasangannya tetap menjaga kesetiaannya sampai maut memisahkan. Dylan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dilihatnya foto Dinda yang sedang tersenyum manis menunjukkan gigi rapinya. Foto tersebut diambil Dylan secara diam-diam lewat akun facebooknya.

Gue nggak boleh nyerah, gue harus nyari Dinda sampai ketemu.

Saat hendak beranjak dari tempat duduknya, pandangannya tertuju pada gadis berseragam sekolah sedang tertunduk lesu yang duduk di bangku taman. Gadis itu tak lain tak bukan adalah Dinda yang sedari tadi Dylan cari.

"Nggak salah lagi itu Dinda!" Pekiknya.

Segera Dylan berlari menuju gadis itu. Dylan mengatur nafasnya.

"Akhirnya gue nemuin loe."

Dinda mengangkat kepalanya ke atas. Dilihatnya Dylan sedang berdiri di depannya. Seketika itu Dinda ingin berlari dari tempat itu namun Dylan lebih dulu mencegahnya.

"Jangan pergi, please, loe kemana aja sih? Gue cari kemana-mana nggak ada, gue telfon nggak loe jawab? " tanyanya dengan suara lembut.

Dinda tidak menjawab pertanyaan Dylan dan menjauhkan wajahnya dari Dylan.

"Loe pasti marah sama gue ya?" Tanya Dylan lirih.

"Loe tega, Dy! , kenapa loe lakuin ini ke gue? Buat apa loe baikin gue kemarin tapi loe bikin gue hancur hari ini, jahat tau nggak! " katanya dengan air mata yang bercucuran.

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang