Accident

221 7 0
                                    

"Kita mau kemana?"

"Keluar dari tempat neraka ini."

"Kenapa loe bilang kayak gitu Dy? diluar sana banyak lho anak yang pengen disekolah ini."

"Itu kan mereka,gue nggak,ini tempat bikin gue muak, isinya orang munafik semua."

Gue masih nggak ngerti sama anak ini. Sebenernya ada apa sama Dylan?

"Masuk mobil, cepet!"

"Mau kemana?"

"Udah loe ngikut aja, kan loe kacung gue. Ntar juga tau ndiri."

Dinda masuk ke mobil Dylan.

"Temen-temen dimana Dy?"

"Mereka pake mobil sendiri, loe nggak usah takut, gue nggak bakal nafsu kok sama loe, selera gue itu tinggi."

"Gue kan cuma nanya, kok loe sewot sih?"

Tiba-tiba mobil Dylan melaju dengan sangat kencang dan membuat Dinda mual.

"Dy, pelan-pelan dong, pusing nih gue."

"Nikmatin aja, ntar juga enjoy kok" Katanya sambil menginjak gas sehingga menambah kecepatan mobilnya.

"Dy, gue nggak kuat,mau mnnntah" Kata Dinda sambil menutup mulutnya.

"Apa? gue nggak denger" Katanya cuek.

"Gue pengen muntah."

"What?" Katanya sambil menginjak rem mobilnya cepat.

Dinda tersentak dan melepaskan tangannya yang langsung membuatnya muntah. Muntahannya pun mengenai baju Dylan.

"Ih apaan nih? Kampret! norak banget sih loe pake muntahin gue segala, ga pernah naik mobil keren ya loe?"

"ya sorry , salah sendiri tadi kan gue bilang jangan kenceng-kenceng, kan gue jadi mual"

"Ah Dindaaa, nih baju gue jadi bau,seumur-umur gue baru nemu cewe senorak loe."

Dylan mengomel lalu melepas bajunya. Dinda refleks dan menutup mukanya.

"Sinting loe ya, bilang dong kalau mau buka baju?"

"Nape? loe takut bakal terpesona sama tubuh gue yang macho ini?"

EMANG BENER SIH, BADANNYA BAGUS BANGET. GANTENG! IYA GANTENG.

"Nape loe diem? benerkan loe udah terpesona gitu?"

"Enggak kok, siapa bilang badan loe tu serem kaya Agung Herkules atau nggak itu tu siapa namanya? Ade Ray, hahaha"

"Sialan loe, gimana loe udah baikan? masih pusing nggak?"

"Udah baikan kok."

"Mending loe kerumah gue dulu deh, istirahat dulu, nggak tega gue."

"Kerumah loe?"

"Tenang nggak ada orang kok nyokap sama bokap masih kerja."

"Kita berdua dong?"

"Ah elah, ada bibi dirumah sama mang Maman kok."

"Yaudah kalau gitu gue mau ikut"

Dylan itu meskipun orangnya nyebelin, ternyata dia baik juga

wait....

Kok gue jadi baper ya? Nggak boleh, Dylan itu cowok yang sama sekali nggak masuk kriteria pacar idaman gue, udah galak, angkuh, sombong. Huh, bener-bener nggak ada bagus-bagusnya.

Mobil Dylan berhenti di depan sebuah rumah besar dengan pagar tinggi dan taman yang indan di sekelilingnya.

"Din, turun. Udah nyampe nih rumah gue"

"Ini rumah loe?"

"Nggak, ini rumah bokap gue"

"Nggak nyangka gue rumah loe gede banget."

"Udah sana masuk."

Dylan masuk ke rumah diikuti Dinda dari belakang. Dinda masih terkagum-kagum dengan interior rumah Dylan.

"Din loe masuk ke kamar gue dulu ya istirahat bentar, biar badan loe enakan."

"Emmm, tapi gue nggak tau kamar loe dimana."

"Eh iya gue lupa, Bi...bibi...cepet sini."

"Loe napa sih manggil orang itu nggak bisa sopan dikit, orang tua tuh" Kata Dinda sambil menjitak kepalanya Dylan.

"Sakit tau!"

Tiba-tiba bi Inah sudah datang.

"Iya den, ada apa?"

"Ini temen aku bi mau istirahat sebentar tolong anterin ke kamar aku."

"Ia den, mari neng bibi anter."

"Makasih bi."

Terimakasih sudah membaca
Mohon koment dan sarannya ya buat penyemangat

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang