Perhatian Kecil

187 6 0
                                    

Satu minggu berlalu dengan cepat, menandakan waktu diadakannya kemah semakin dekat. Siswa siswi SMA Permata sibuk mempersiapkan hal yang berhubungan dengan perkemahan tersebut. Saat jam pelajaran telah usai banyak yang memanfaatkan waktunya untuk berlatih baris berbaris, tali temali dan yang paling penting adalah berlatih untuk penampilan pentas seni yang menjadi favorit dan daya tarik untuk mengikuti kemah. Jiwa muda adalah jiwa-jiwa dimana mereka ingin menunjukkan dirinya, ingin diakui keberadaan dan kehebatannya, dan mereka sedang di masa ini, masa remaja yang kata orang masa terindah dalam kehidupan yang tidak bisa diulangi lagi.

Bagaimana dengan Adinda Putri? Apakah dia mengikuti kegiatan kemah itu?

Seminggu yang lalu

"Assalamualaikum..." sapa Randy di depan rumah Dinda yang berpagar merah.

"Waalaikumsalam..." terdengar sahutan dari dalam rumah itu.

"Selamat sore Tante Mira." sapa Randy sambil mencium tangan ibu Dinda.

"Selamat sore, Nak Randy, mari silakan masuk." Ucap Mira lembut.

"Makasih Tante."

"Ada perlu apa Nak Randy? Mau cari Dinda?" tanya Mira.

"Eh, ia Tante. Tapi sebenarnya juga ada yang ingin saya sampaikan kepada Tante Mira, Tante ada waktu nggak buat Randy?" tanya Randy lagi.

"Oh, nggak papa. Memangnya ada apa?"

"Jadi gini Tan, di sekolah akan diadakan kegiatan kemah bakti buat siswa kelas X dan XI, nah kegiatan itu dilaksanaka dua minggu lagi."

Mira mengangguk-anggukan kepalanya, "jadi hubungannya sama Tante apa Nak Randy?" tanya Mira heran.

"Yang jadi masalahnya Tan, Dinda kan juga siswi kelas X yang artinya wajib mengikuti kegiatan ini, sedangkan ia khawatir kalau dia ikut kemah, Tante nggak ada yang nemenin, jadi Dinda merasa tidak tega ninggalin Tante sendirian di rumah." jelas Randy.

"Oh, jadi gitu ya, kok Dinda belum cerita sama Tante ya? Memangnya nggak boleh ya kalau Dinda tidak bisa mengikuti kemah itu?" tanya Mira lagi.

"Boleh sih boleh Tan, tapi akan lebih baik kalau Dinda ikut, soalnya setahu Randy saat kelas X itu ada tugas membuat laporan perjalan dari kegiatan kemah itu Tan, kalau Dinda ikut kan tidak terlalu kesulitan membuat tugasnya." Jelas Randy meyakinkan Mira.

"Tapi Tante nggak berani sendirian di rumah kalau nggak ada Dinda Nak Randy, gimana dong?" tanya Mira membuat Randy berpikir keras.

"Emmm, gini deh. Tante tenang aja, nanti Randy bilang ke mama Randy kalau selama kita kemah Tante nginep di rumah Randy, mama pasti setuju soalnya papa juga lagi ke luar kota, jadi mama ada temennya deh. Gimana Tan?" rayu Randy lagi.

"Baiklah kalau begitu Tante izinin Dinda mengikuti kegiatan kemah itu, tapi Tante minta tolong sama Nak Randy ya, tolong jagain Dinda. Dinda punya phobia dengan gelap, jadi tolong jagain Dinda baik-baik ya Nak Randy." pinta Mira dengan sungguh-sungguh.

"Insya Allah , Randy akan jagain Dinda dengan baik Tante." ucap Randy meyakinkan Mira.

"Terimakasih Nak, oh iya sebentar saya panggilkan Dinda dulu, tadi kamu kan ingin ketemu Dinda, malah jadinya ngobrol sama Tante. Hehehe..."

"Nggak papa Tante."

Mira beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamar Dinda.

Akhirnya dengan rayuan receh dan penjelasan panjang kali lebar kali tinggi, Randy bisa meyakinkan Mira untuk mengizinkan Dinda ikut kemah bakti itu.

Selang beberapa saat keluarlah Dinda yang masih terlihat mengantuk, sepertinya baru tidur siang.

"Eh, Kak Randy ada apa Kak?" tanya Dinda dengan wajah yang masih mengantuk, lalu duduk begitu saja di samping Randy.

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang