Diluar Batas Wajar

198 5 0
                                    


Dinda merebahkan tubuhnya malas di atas tempat tidurnya yang tidak begitu luas. Di dalam benaknya dia masih bertanya-tanya kenapa dia tidak begitu suka dengan kehadiran Clara, padahal menurutnya Clara seorang yang baik. Apa mungkin karena ia sedang cemburu?

Dinda mengambil ponselnya dari dalam nakas yang tak jauh dari tempat tidurnya. Setelah mengaktifkan data selulernya, kemudian beberapa pesan pun masuk.

Randy : sayang, lagi ngapain?

Nindi : adik ipar besok gue nyontek PR kimia ya?

Dinda tersenyum sebentar sesaat setelah membaca dua pesan dari pacar dan sahabatnya itu. Kemudian jarinya dengan lincah memencet di layar ponselnya.

Dinda : ga ngapa-ngapain sayang, cuma tiduran aja di kamar. Kamu lagi ngapain?

Sent

Dinda : woy, nyontek mulu loe kerjaannya. Belajar sono, gue bilangin Kak Alan baru tahu rasa loe.

Sent

Sambil menunggu balasan chat dari Randy dan Nindi, Dinda membuka aplikasi Instagramnya.

Dinda men-scroll layar ponselnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah foto yang sepertinya baru beberapa saat diunggah. Dylan foto dengan Clara. Dalam foto tersebut Clara tampak cantik dan anggun sedang tersenyum ke arah Dylan. Sedangkan Dylan dengan gaya candidnya menambah kemaskulinannya. Entah mengapa hati Dinda memanas setelah melihat foto itu. Seharusnya tidak kan?

Foto tersebut sudah mendapatkan 2.459 like dan banyak sekali yang memberikan komentar. Dinda mencoba melihat beberapa komentar dari pengikut Dylan.

Duh, serasinya....langgeng ya Kak

Wih. Beneran jadian? Kiraain cuma gosip doang...tapi nggak papa sih kalau sama Clara jadiannya, coba sama yang kemarin itu siapa sih namanya...lupa, emang nggak penting sih.

Iya, serasi bingit tau nggak sih. Iri banget gue.

Potek hati gue

Patah hati adek bang!

Bang Dylan jahat!!

Patah sepatah patahnya!!

Kretek(bunyi hati gue)

Dan masih banyak lagi komentar dari para fans dan degem-degem lain.

Segera Dinda menutup aplikasi instragamnya. Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya yang sedikit chubby itu. Hatinya perih sekali seperti ada sengatan ribuan ratu lebah.

Bodoh. Kenapa gue nangisin orang nggak penting kayak Dylan? Bukannya gue udah ada Kak Randy? Dinda please...jangan jatuhin air mata loe lagi!

***

Keesokan harinya Dinda di sekolah seperti kehabisan semangat. Meskipun ada Randy kekasihnya dan juga Nindi sahabatnya.

Jam istirahat pun berbunyi. Sebagian siswa mulai keluar kelas. Dinda masih terduduk lesu di kursinya dan wajahnya ia tempatkan di atas meja dengan kedua tangannya yang ia lipat untuk menutupinya.

"Din, loe kenapa sih hari ini kayak lesu gitu?" tanya Nindi sambil menoel lengan sahabatnya itu.

"Nggak papa Nin, mungkin karena nggak enak badan aja." jawab Dinda malas.

"Loe sakit? Badan loe nggak panas," kata Nindi sesaat setelah menaruh telapak tangannya di dahi Dinda.

Jasmani gue emang sehat, tapi rohani gue sakit, perih.

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang