"Terimakasih nak Dylan sudah nganterin Dinda pulang."
"Sama-sama tante, Dylan pulang dulu, assalamualaikum."
"Loh, kok buru-buru, nggak mampir dulu?"
"Terimakasih tan, tapi ini sudah sore, saya harus pulang dulu tan."
"Oh, gitu. Yasudah hati-hati di jalan ya...salam buat orang tua kamu."
"Iya tante. Din gue pulang dulu ya.."
"Iyaaa..." ucapnya malas.
Dylan berlalu dari rumah Dinda. Ibu Dinda kemudian mengajak Dinda masuk ke dalam rumah.
"Tadi kemana aja kok pulangnya sore banget?"
"Emmm...itu bu....dari toko buku. Dinda mau beli novel."
"Sama nak Dylan?" goda ibunya.
"Nggak kok bu, kebetulan aja dia lewat, emang udah kaya hantu aja dia itu, tiba-tiba muncul."
"Biasanya yang kaya gitu itu jodoh lho." goda ibunya lagi membuat pipi Dinda memerah.
"Apaan sih buk, nggak mungkin dia itu jodoh Dinda. Cowok nyebelin kaya dia itu pantesnya dapat jodoh kaya Mimin."
"Siapa Mimin?"
"Kambingnya Pak Somad bu, hahaha..."
"Eh, nggak boleh gitu ah. Nak Dylan itu anaknya baik lho, sopan, ganteng lagi."
"Ibu tuh ya, muji anaknya sendiri nggak pernah, eh malah muji anak orang lain."
"Hehehe...anak ibu juga baik dan cantik kok, yaudah sana ganti baju, mandi terus makan, ibu udah siapin."
"Siap, bu !"
***
Dinda merebahkan tubuhnya di kasur. Ia mengambil ponselnya dari ransel berwarna biru muda. Dari tadi pagi saat Ia pergi dari sekolah memang sengaja ponselnya Ia matikan. Dilihatnya beberapa notifikasi, ada pesan dan panggilan dari Nindi, selain dari Nindi juga ada pesan dan panggilan dari Dylan.
Dylan ngirim pesan sampai 20? Panggilannya sampai 30 kali. Kenapa dia lakuin ini ya? Kalau dia tahu gue bakal marah gara-gara dia, ngapain dia sampai segitunya bahkan nyariin gue sampai taman kota? Apa emang bener bukan dia yang naruh surat itu di mading? Eh, tapi kan cuma dia yang tahu? Siapa lagi kalau bukan dia? Emang Dylan itu cowok gila!
Tiba-tiba ponsel Dinda berdering, sebuah panggilan dari sahabatnya, Nindi. Segera Dinda menggeser warna hijau untuk menjawab panggilannya.
Dinda : hallo, ya Nin, ada apa?
Nindi : loe dimana sekarang? Udah pulang belum? Udah makan? Loe kemana aja sih gue WA nggak bales, gue telfon juga nggak diangkat, gue khawatir tahu nggak sama loe !
Dinda : loe nanya apa bikin novel buk? Panjang amat deh. Gue baik-baik aja kok, sekarang gue udah ada di rumah.
Nindi : syukur deh, Din. Loe nggak usah pikirin masalah surat itu, kalau ada yang berani ngata-ngatain loe lagi bakal gue basmi tuh orang !
Dinda : hahaha... emang loe siapa buk? Power rangers pink? Yaudah lah Nin, semuanya juga udah terjadi. Mau gimana lagi? Gue harus hadapin semunya. Masak gara-gara masalah ginian gue jadi nyerah sih?
Nindi : nah gitu dong, itu baru Dinda yang gue kenal. Ngomong-ngomong kak Alan ada di rumah nggak ?
Dinda : dasar centil, kak Alan ya masih kuliah dong. Jangan gangguin dia ah, ntar dia nggak konsen kuliahnya, kasihan ibu. Udah biayain kuliahnya mahal-mahal malah loe gangguin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Novela Juvenil[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.