"Dy loe nggak papa? mata loe sembab." Tanya Dinda
"Eh, nggak papa Din tadi cuma kelililapan doang kok, kok loe disini ? kan gue suruh loe tunggu di kamar."
"Tadi gue bosen aja dikamar." Kata Dinda berbohong.
"Emmm, yaudah gue anter loe pulang yaa."
"Iya."
Dalam perjalanan Dylan tidak seperti biasanya. Dia tidak banyak bicara. Dinda pun tak berani mengganggu Dylan. Dia paham betul perasaannya Dylan. Sesekali Dinda menoleh ke arah Dylan.
"Din,rumah loe dimana?" Tanya Dylan memecah kesunyian.
"Eh, emmm itu, masih lurus dikit nanti ada gang tinggal masuk aja."
"Oke."
Semuanya kembali diam.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah Dinda."Udah sampai Din,ini rumah loe?"
"Iya lah ini rumah gue,masak rumahnya mpok ijah? hehe"
"Hahaha, mpok ijah mulu loe" Dylan tertawa lebar.
"Gitu dong ketawa, nggak diem mulu kaya hantu, serem."
"Kampret loe, loe tuh kaya boneka annabell."
"Tuh kan kumat lagi gilanya, orang gue cantik ini dibilang boneka annabell" Kata Dinda sambil memanyunkan bibirnya.
"Wueekk, cantikan juga kambing tetangga gue."
"Ih loe ya, nyebelin banget deh, gue tonjok loe baru tau rasa."
"Eitss jangan macem-macem gue masih punya ini."
Dylan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, surat Dinda.
"Emang loe ya, baru kali ini gue ketemu cowok nyebelin kaya loe."
Tiba-tiba ibu Dinda datang.
"Eh Dinda ada tamu kok nggak disuruh masuk sih?"
"Ini tamu nggak diundang bu!"
"Eh nggak boleh gitu sama temen, ayo nak masuk."
"Iya tante."
"Nggak usah sok imut loe sama ibu" Kata Dinda sambil menyenggol Dylan.
"Apaan sih loe."
Akhirnya mereka bertiga masuk ke rumah Dinda.
"Oh ya siapa namanya nak?"
"Dylan tante."
"Teman sekelasnya Dinda?"
"Bukan tante, saya kelas XI."
"Oh,yasudah tante tinggal dulu ya kebelakang kalian ngobrol-ngobrol dulu."
"Iya tan."
Ibu Dinda pergi ke belakang untuk membuat minuman.
"Ibu loe kok beda sama loe ya?"
"Maksud loe?"
"Ibu loe itu kalem, lembut, keibuan gitu, cantik lagi, beda banget sama anaknya."
"Wah, ngehina gue loe, tapi emang bener sih ibu gue itu ibu terhebat di dunia, meskipun dia single parent dia nggak pernah ngeluh sedikitpun."
"Emang bokap loe kemana?"
"Ayah meninggal saat tugas jadi TNI di Kalimantan."
"Sorry ya, gue nggak maksud buat...."
"Nggak papa kok,gue percaya setiap orang itu sudah punya takdirnya masing-masing, awalnya gue sempet nggak terima ini semua terjadi, tapi makin kesini gue jadi sadar ini memang udah takdir."
"Jangan sedih Din, loe jelek kalau sedih gitu."
"Jadi maksud loe gue cantik kalau lagi nggak sedih? hehehe"
Akhirnya tawa mereka pun pecah. Tiba-tiba Ibu Dinda datang membawa minuman.
"Ini diminum dulu nak Dylan."
"Makasih tante, nggak usah repot-repot."
"Tante nggak repot kok itu sudah kewajiban tante untuk menghormati tamu, ngomong-ngomong kamu kok bisa kenal sama anak saya?"
Dylan agak tersedak mendengar pertanyaan ibu Dinda.
"Eh, anu itu tante kita satu klub pengembangan diri di sekolah" kata Dylan dengan gugup.
Apa? Satu klub pengembangan diri? Masuk sekolah aja jarang, dasar Dylan bego!
"Maaf tante, saya harus pamit dulu sudah sore nanti di cariin mama. Dinda, aku pulang dulu ya."
Dasar tukang bohong!
"Iya nak Dylan, hati-hati di jalan."
"Iya Tante, assalamualaikum..."
Dylan salaman dengan ibu Dinda di teras halaman.
"Waalaikumsalam.."
Dylan masuk ke mobilnya dan berlalu pergi dari rumah Dylan sementara ibu Dinda menggoda anak gadisnya.
"Itu tadi pacar kamu ya?"
"Apa? dia? pacar Dinda? ya nggak lah bu, dia itu cowok paling nyebelin sedunia."
"Hehehe..tapi ibu lihat dia anaknya baik dan sopan."
Kalau ibu tahu kelakuan aslinya kaya apa, pasti ibu nyesel udah muji-muji dia.
"ya udah lah bu, nggak usah bahas dia, nggak penting. Oh ya ibu masak apa hari ini? Dinda udah laper nih?" Katanya sambil mengusap-usap perutnya.
"Dasar anak ibu ini, laper mulu, udah ayo masuk ibu udah masakin makanan kesukaan kamu, sop buntut."
"Hore. Pokoknya nanti akan aku habiskan."
"Dinda....Dinda" Kata ibunya sambil geleng-geleng kepala.
Terimakasih sudah membaca jangan lupa kasih vote dan comment nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Teen Fiction[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.