Camping

167 7 0
                                    

"Biarkan cinta kita erat layaknya simpul mati"

--Randy Setya Wibowo--

"Udah selesai." ucap Dylan kemudian berdiri.

"Baju loe gimana?" tanya Dinda sambil menujuk ke arah baju Dylan yang tersobek.

"Nggak papa, gue bawa baju ganti, yaudah sini tasnya gue bawain."

"tap...."

"Udah deh jangan protes." potong Dylan sebelum Dinda meneruskan kalimatnya.

Tangan kanan Dylan meraih tas berat Dinda sedangkan tangan kirinya meraih tangan Dinda, digenggamnya erat-erat.

"Eh....kok...." kata Dinda sambil melirik ke erah tangannya.

"Gue bilang jangan protes, loe nggak usah terlalu percaya diri kalau gue suka sama loe, gue nggak mau aja loe jatuh lagi." ucap Dylan membuat Dinda terdiam seketika.

Dylan memasuki bis yang akan dinaiki Dinda. Semua siswi yang di dalam bis itu seketika heboh dan histeris dengan kehadiran Dylan yang notabene cowok the most wanted itu.

"Ya ampun, mimpi apa gue semalam bisa ketemu sama Kak Dylan di bis, terima kasih Tuhan, telah kau kirimkan jodoh untukku." ucap Tiwi lebay.

"Kak Dylan, follback IG aku dong Kak."

"Kak Dylan ganteng banget sih, dulu ibunya ngidam apa ya?"

"Kak Dylan itu bajunya style baru ya, ih keren sobek-sobek gitu, jadi nambah macho nya, sukak deh."

"Eh, Dylan ganteng, mau nyariin Risa ya, so sweet banget sih." kata Risa dengan percaya diri.

Berbagai teriakan histeris dan rayuan receh dari cewek-cewek genit itu tak ditanggapi sama sekali oleh Dylan.

"Dinda, sini masuk. Tas loe udah gue masukin nih." Dylan memanggil Dinda membuat kecerian gadis-gadis di dalam bis lenyap seketika.

"I...iya, gue masuk."

Tatapan-tatapan sinis dan sindiran mulai bermunculan. Dinda hanya menghela nafasnya dalam-dalam dan melangkah menuju dalam bis.

"Nggak usah kecentilan, Dylan cuma kasihan aja sama cewek kayo loe." ucap Risa sinis.

"Yang centil itu loe, bukan Dinda." Bentak Nindi.

"Nggak usah ikut campur ya, gue ngomong sama Dinda, nggak sama loe." ucap Risa tak kalah keras.

"Nggak usah sewot loe, Dinda itu sahabat gue, jadi...."

"Dinda..." panggil Dylan membuat seisi bis terdiam dan menoleh ke arah Dylan.

"Mana HP loe?" tanya Dylan sambil membuka telapak tangannya.

"Di tas." jawab Dinda.

"Mana sini." Pinta Dylan lagi

"Buat apa?" tanya Dinda heran.

"Udah deh, mana?"

Dinda mengambil ponselnya dari tas. "Nih, mau loe apaiin sih?" tanyanya sambil menyerahkan ponselnya kepada Dylan.

Dylan mengambil ponsel itu dan memasang headset yang dipengganya.

"Loe dengerin musik aja, jangan dengerin omongan-omongan nggak penting." ucap Dylan seraya meninggalkan Dinda.

Seisi bis, kecuali Nindi, hanya terdiam dan heran mendengar penyataan dari Dylan. Mereka semakin benci dengan Dinda.

"Loe pake sihir apa sih sampai Dylan segitunya belain loe?" tanya Risa sambil mendorong tubuh Dinda.

Because of You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang