Matahari mulai terbenam di peraduannya. Haripun sudah mulai gelap. Setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah dengan ibunya, Dinda beranjak ke kamarnya untuk belajar. Baru sebentar Dia membaca tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Dylan.
Din,gue butuh loe!
Dinda membaca kemudian memainkan jarinya di layar ponselnya
Perlu apa lagi?
Tak lama ada pesan masuk.
Gue ada PR tapi gue males ngerjain, kalaupun gue paksain ngerjain pasti juga nggak bisa. Jadi gue minta loe yang ngerjain PR gue.
Dinda membalasnya lagi
Tapi gue belom tahu materi anak kelas XI, jadi sorry gue nggak bisa.
Dylan membalas
Kalau loe nggak mau ya udah, terserah loe. Tapi jangan salahin gue besok loe jadi seleb dadakan gara-gara surat itu.
Dinda mengomel dalam hatinya.
Yaudah mana soalnya?
Nanti gue kirimin capturenya. Besok jam istirahat gue ambil.
Sesaat kemudian Dinda menerima soal fisika dari Dylan
Mampus gue belum pernah liat soal ini, Mana gue bisa??Dinda lalu memutuskan untuk menenfon Nindi untuk meminta bantuan.
"Hallo Din, ada apa?"
"Gawat! Gue dalam masalah nih"
"Masalah apa lagi sih? kayaknya akhir-akhir ini loe kebanyakan masalah".
"Dylan suruh gue ngerjain tugasnya tapi gue nggak bisa".
"Ya loe kan tinggal bilang nggak bisa ngerjainnya. Kan itu soal kelas XI".
"Gue udah bilang gitu tapi dia nggak mau tahu dan malah ngancem gue kalau nggak gue kerjain".
"Oh gitu ya? gimana ya? gue sebenernya punya ide sih, tapi itu kalau loe mau sih. Tapi kayaknya loe nggak bakal mau deh, nggak jadi ah".
"Apa ide loe? siapa tahu berhasil".
"Minta tolong aja sama Randy".
"Randy? Tapi..."
"Tuh kan loe nggak mau...yaudah loe siap-siap aja besok dapat kejutan dari Dylan".
"Ih, kok malah gitu sih. Nanti gue pikir-pikir dulu deh. Udah dulu ya Nin, gue mau coba cari rumusnya di internet siapa tahu aja ada".
Dinda mencoba mencari rumus soal fisika tersebut di google. Akan tetapi ia tetap saja tidak bisa mengerjakan sedangakan jam dindingnya sudah menunjukkan angaka delapan. Dinda teringat dengan saran Nindi untuk meminta bantuan Randy. Akhirnya dengan memberanikan diri dia menghubungi Randy.
"Hallo, ya Din ada apa?"
"Emmm anu kak... itu aku...mau..." Dinda kembali gugup saat mendengar suara Randy.
"Pelan-pelan Din, tarik nafas dulu ya."
"Aku butuh kak Randy?"
"Butuh apa?"
"Ini kak aku nggak bisa ngerjain soal fisika. Kak Randy bisa bantuin aku nggak?"
"Oh, gitu. Bisa kok kamu kesini aja kan deket nanti kak Randy bantuin deh".
"Ma...makasih kak".
Dinda lalu mengeluarkan sepeda mininya dari garasi. Ia mengayuh sepedanya menuju rumah Randy.
Lima menit kemudian Dinda sudah didepan rumah Randy.
"Kak Randy..."
"Iya Din, masuk aja sini".
"I..iya kak".
"Mana soal yang nggak kamu bisa?"
"I...ini kak".
"Loh, ini kan pelajaran anak kelas XI kok kamu udah dikasih PR ini?"
"I..itu kata bu Riska untuk pembekalan biar nanti pas kelas XI udah bisa", Katanya berbohong.
"Oh, jadi gitu....yaudah sini aku ajarin".
Randy mengajari Dinda dengan telaten dan sabar. Namun Dinda merasa canggung sekali saat itu.Ia tidak berani menatap langsung dan hanya menundukkan kepalanya. Sesekali Ia mencuri pandang saat Randy menerangkan.
"Nah,sekarang sudah paham kan. Coba kamu kerjakan soal nomer dua", Dinda terkejut dan mulai mengerjakan soal dan Randy mengamatinya.
"Nggak gitu Din, coba ini deh kamu lihat" Randy mendekatkan dirinya dengan Dinda membuatnya semakin canggung dan malu.
Dinda lalu melanjutkan mengerjakan soal selanjutnya.
"Ini betul kak?"
"Nah, ini baru betul. Cepet juga kamu belajarnya Din".
"Ah kak Randy bisa aja" Pipi Dinda merona.
"Bener kok, kakak jelasin soal yang terakhir ya".
Randy menjelaskan soal yang terakhir tetapi Dinda yang sudah mengantuk tidak kuat lagi dan akhirnya tertidur di kursinya.
"Gimana Din, sudah paham?" Randy bertanya sambil menoleh ke arah Dinda.
"Yah malah tidur, manis juga nih anak kalau lagi tidur gini" Kata Randy sambil tersenyum dan memandangi Dinda yang sedang tertidur pulas.
"Din, bangun kamu ketiduran" Randy berusaha membangunkan Dinda.
"Hoammm" Dinda membuka matanya yang masih mengantuk.
"Kamu ketiduran saat kakak menerangkan tadi".
"Eh, maaf kak aku nggak sengaja soalnya biasanya jam segini aku udah tidur".
"Udah, nggak papa cuma tadi kakak kaya orang gila ngomong sendiri"
"Hehehe, ya maaf kak".
"Kakak anterin pulang ya, kasian kamu udah ngantuk gitu ntar kalau nabarak pagar gimana?" Kata Randy sambil mengeluarkan sepeda Dinda.
"Tapi kak? nggak ngerepotin?"
"Enggak. Udah ayo naik".
"Iya kak".
Randy dan Dinda berboncengan naik sepeda. Hati Dinda berbunga-bunga sampai ke rumahnya.
Terimakasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [On Going]
Novela Juvenil[Belum revisi] Pernahkah kamu suka sama seseorang tapi jatuh cinta dan berakhir sama orang lain? Berawal dari ketidaksengajaan membawa Adinda Putri, siswa kelas X pada cinta sejatinya. Ikuti kisahnya.