1. Rumah Baruku

5K 279 11
                                    

Rika's POV

Kini aku berada didalam sebuah mobil. Duduk dikursi penumpang sembari memerhatikan kaca mobil yang mengembun, menunjukkan betapa dinginnya suhu saat ini. Begitupun pemandangan dibalik jendela yang menghiasi pemandanganku. Pepohonan yang rindang dan sangat hijau serta tanah yang basah menunjukkan jejak turunnya hujan yang mungkin saja terjadi beberapa saat lalu.

Akupun merapatkan jaketku. Berharap mendapatkan kehangatan yang lebih dan menuliskan sesuatu dikaca yang terembuni itu dengan jariku. Rika. Yeah. Aku menuliskan namaku. Membuatku tersenyum lembut hanya dengan melihat namaku yang kini terukir dijendela tersebut.

Aku sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal baruku. Pindah. Ini adalah kepindahanku kesebuah tempat yang lembab dan terdapat begitu banyak pepohonan. Aku tidak tahu apakah aku akan betah tinggal ditempat yang seperti hutan begini atau tidak. Well, mungkin ini akan sedikit sulit untukku yang terbiasa tinggal dikota. Tapi setidaknya aku bisa mendapatkan ketenangan selama tinggal disini. Terlebih tempat ini terlihat begitu tertutup dari keramaian penduduk.

Perantaraku untuk menyewa rumah ini sekaligus yang membantuku selama disini. Pak Ripto. Ia menjemputku dari bandara serta mengantarku menuju rumah. Ketika kami tiba dirumah baru itu aku refleks memerhatikan tempat yang akan kutinggali ini.

Tempat ini berlantai satu. Dengan dinding yang dicat putih dan lantai keramik yang menyerupai kayu. Aku berasa tinggal disebuah villa pribadi yang mahal rasanya. Terlebih terlihat teras yang "sepertinya" terasa nyaman. Aku telah menyewa tempat ini untuk dua tahun dan bila aku tertarik dengan rumah ini, aku akan memutuskan untuk membelinya. Well, aku berharap  mendapatkan pengalaman yang menarik disini.

"Ini mbak tempatnya, langsung masuk saja mbak buat dilihat langsung. Kemarin kan cuman lihat lewat foto toh, monggo mbak. Udah saya rapihkan kok mbak tempatnya, terus mumpung saya masih disini kalau ada letak benda yang ingin mbak ubah bilang saja. Biar saya bantu." Ucap si perantara dengan logat Jawa yang khas.

"Iya pak, terima kasih. Ayo." Ucapku yang sudah memegang kunci.

Aku mulai membuka pintu. Aku memasuki rumah dan merasa sangat nyaman dengan keadaan rumah ini. Begitu bersih, nyaman, dan terasa lebih hangat dibanding dinginnya udara diluar. Aku langsung mengecek keadaan seluruh rumah dan memutuskan bahwa tidak ada yang ingin kuubah dari rumah ini sampai kedetail letak barangnya sekalipun. Semuanya terasa begitu sempurna. Mungkin nanti aku akan menambahkan beberapa hal dirumah ini. Nanti.

"Gimana mbak, ada yang mau diubah?" ucap Pak Ripto padaku dengan senyumnya yang terlihat begitu ramah.

"Gak usah pak, ini udah kelihatan rapi banget. Saya suka." Jawabku sambil tersenyum tipis.

"Ya sudah, karena hari sudah mulai senja saya harus buru-buru pulang dulu biar gak kemaleman. Tadi siang istri saya juga sudah datang buat masakin mbak makanan. Besok saya & istri saya bakal datang buat masak, merapihkan rumah ataupun merapihkan halaman agar semak-semak yang tumbuh disekitar ndak terlalu mengganggu."

"Memangnya bapak & istri bapak dibayar untuk memasak & merapikan halaman rumah saya setiap hari?" tanyaku kaget.

Well, seingatku dalam perjanjian yang telah dibuat, mereka memang bisa membantuku, kumintai tolong untuk menyediakan atau membelikan kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti benda ataupun sayuran, bumbu dapur dan sebagainya. Namun, bukan untuk menjadi juru masak ataupun tukang halamanku.

"Hehehe, mbak kan baru tiba. Mbak pasti masih kelelahan banget dan masih banyak hal yang harus mbak urus juga. Terus mbak juga harus masih fokus untuk beradaptasi, mengenal lingkungan dan sebagainya. Jadi saya & istri saya berinisiatif untuk  bantu mbak diminggu-minggu pertama mbak disini.  Sekadar menyediakan makanan & merapikan rumah. Gitu mbak." ujarnya yang begitu terkesan "Jawa" ditelingaku. Akupun tergelak kecil dan menghembuskan nafas penuh kelegaan. Yah, aku memang benar-benar masih lelah dengan perjalanan menuju tempat ini.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang