Cennaya's Pov
Sepulang dari membersihkan lidahku aku pulang kerumah dengan wujud manusia. Aku membawa satu-satunya ember milik kami yang telah terisi dengan air.
Sesampainya dirumah aku membasuh darah-darah yang melekat dibulu-bulu pada tubuh Bhagiara. Ia masih belum sadarkan diri. Setelah membasuh tubuhnya hingga bersih akupun mengangkatnya menuju kamar agar ia beristirahat dikamar. Aku membersihkan tempat yang beberapa saat lalu baru saja beralih menjadi ruang operasi dadakan itu. Terlalu banyak darah hingga aku harus bolak-balik kesungai dan rumah hanya untuk mengambil air. Setelah cukup lama barulah darah-darah itu beserta aromanya hilang.
Setelah semuanya bersih aku masuk kekamar sembari membawa bangku dan menjaga Bhagiara. Disaat seperti ini aku tidak ingin tidur disampingnya karena menghindari peluang terjadinya ketidak sengajaanku untuk melukainya yang sedang dalam proses pemulihan ini. Ia tidak boleh terkena singgungan dalam bentuk apapun untuk saat ini, karena aku sendiri masih ragu apakah ia sudah sembuh total ataukah belum walau lukanya sudah tertutup. Meskipun ini akibat peluru dan bukan akibat serigala, namun luka peluru ini sangat fatal hingga mampu menembus dan merobek kulitnya.
Dengan kelelahan yang semakin menghampiri, akupun tertidur.
...................................................................................
Aku membuka mataku. Aku lapar. Aku mau makan. Kurasa hari sudah malam saat ini. Suara serangga-serangga malam terdengar begitu jelasnya dari kamarku bagaikan sebuah simfoni yang indah. Aku mengusap mataku dan melihat Bhagiara yang kini tengah memandangku dalam wujud manusia. Oh, dia sudah bangun rupanya. Aku terdiam sebentar menunggunya bicara, namun ia tidak kunjung bicara. Baiklah, aku menyerah. Aku mau makan. Aku lapar. Akupun berdiri hendak keluar kamar dan berjalan. Setelah beberapa langkah...
"Tunggu." Panggil Bhagiara. Akupun menolehkan tubuhku tanpa mengucapkan satu patah katapun.
"Kau yang telah menolongku." Pernyataannya. Bukan pertanyaan. Jadi tidak perlu kujawab. Lagipula siapa lagi yang menyelamatkannya dihutan yang antah berantah ini kalau bukan aku? Terserah. Aku tidak peduli lagi. Aku telah berhasil menyelamatkannya dan kini aku mau makan!
"Aku mau makan. Aku lapar. Kurasa kau belum cukup kuat untuk berburu. Mau kucarikan makan?" tanyaku malas. Aku masih terlalu lelah dan lapar untuk menghadapi Bhagiara yang terkadang bisa begitu menyulitkan.
"Iya. Aku mau. Aku lapar." Jawabnya. Akupun mengangguk malas dan hendak keluar kamar.
"Tunggu." Ia memanggilku lagi dan itu membuatku kesal. Aku tidak pernah kesal bila Rika memanggilku hingga berkali-kali bahkan bila aku sedang kelaparan sekalipun. Namun, bila Bhagiara yang melakukan ini disaat aku sedang sangat kelaparan? Baiklah. Aku kesal. Akupun berdecak dan menatapnya lagi.
"Apa?"
"Aku mau daging kelinci. Aku sudah lama tidak makan daging kelinci. Jangan kelinci kecil ya. Karena aku benar-benar sangat lapar malam ini." ucapnya santai dengan suara yang terdengar lemah.
Pelayan. Dia kira aku pelayannya? Terserah aku tidak peduli. Toh, aku membantunya karena itu yang kumau bukan karena terpaksa. Akupun pergi keluar rumah dan memulai perburuanku.
...........................................................
Kini aku tengah berada diluar rumah sembari makan dengan Bhagiara dalam wujud asli kami. Aku memakan daging mentah seekor kambing hutan sementara ia memakan empat daging mentah kelinci ukuran sedang. Kami memakan daging mentah ini dalam wujud asli kami. setelah itu, kami berdua pergi kesungai untuk minum dan membersihkan mulut dan wajah kami juga dari sisa-sisa darah makanan yang mungkin masih melekat. Setelah itu kamipun duduk ditempat yang nyaman dan menikmati sinar bulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi).
Hombres LoboWolf's Love Series #1 Werewolf, Romance, Action, Adventure, Revenge. ***************************************** Cennaya. Werewolf berkasta rendah yang hidup dengan segala keterbatasan yang begitu banyak dalam hidupnya dan tidak memiliki siapapun kec...