67. Dancing with You...

925 53 8
                                    

Pov Rika

"Kau yang menyiapkan semua ini?  Aku tidak menyangka kau bisa melakukan hal seromantis ini, Cenna!" ucapku senang sekaligus tidak menyangka.

"Jadi.. Selama ini menurutmu aku tidak romantis?" Tanyanya sembari tersenyum kecut.

"Bukan, bukan. Maksudku bukan begitu. Kau pria romantis percayalah. Namun, aku tidak menyangka bahwa kau bisa melakukan hal romantis semacam ini. Candle light dinner. Aku tidak menyangka kau akan mengajakku makan malam dengan cara seperti ini. Well, bila kau mengajakku makan dibawah rumah pohon kita diiringi cahaya kunang-kunang yang kau masukkan kedalam toples sebagai lampunya dengan lotion antinyamuk yang kita balurkan dikulit kita serta makanan-makanan untuk vegetarian..aku masih bisa menyangkanya. Namun, bila makan malam seperti ini? Aku sangat sangat tidak menyangka." Ucapku senang.

Bagaimana mungkin aku tidak senang? Malam ini, aku dan dia sedang makan disebuah restoran mewah yang memiliki danau pribadi dibagian dalam restorannya. Meja kami berada ditepi danau dalam restoran itu. Dimana dipermukaan danau itu disebar gelas-gelas kecil yang berisi lilin-lilin kecil didalamnya. Belum lagi irama biola dikejauhan—dari dalam restoran yang membuat suasana semakin lembut.

Selain itu, restoran ini adalah salah satu restoran mewah dimana pembelinya harus memakai pakaian formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain itu, restoran ini adalah salah satu restoran mewah dimana pembelinya harus memakai pakaian formal. Syukurlah, sebelum mengajakku Cenna memberikanku hadiah berupa gaun malam yang cantik berwarna maroon yang begitu terlihat cocok digunakan olehku. Warnanya seakan membuat kulitku tampak semakin bersinar.

Disisi lain Cenna terlihat begitu tampan dan gagah dengan memakai pakaian resmi. Benar-benar terlihat berbeda dibanding Cenna yang selalu kulihat dihutan dua tahun lalu. Dengan menggunakan jas dan dasinya.. ia tampak begitu dewasa, tampan, menarik dan menawan. Ia terlihat begitu sempurna. Selain itu, luka dibibirkupun sudah sembuh sehingga aku bisa kembali tersenyum lebar dengan bebasnya. Dan, tidak hanya itu. Kini luka ditangankupun sudah dalam proses pemulihan dan tidak terasa perih lagi bila tersenggol sesuatu.

"Kau senang?" Tanyanya lembut.

"Sangat!" Ucapku. Iapun tersenyum lembut dan meminum minumannya dengan sangat anggunnya. Membuatku membasahkan bibirku karena sempat salah fokus ketika melihatnya minum dengan anggunnya seperti itu.

Akupun menatap kearah meja dan mulai memakan makanan yang tersaji dimeja.

"Aku mencintaimu." Ucapnya.

"Aku tahu. Kau telah mengatakannya berulang kali hari ini." ucapku tanpa menoleh kearahnya melainkan mengamati makanan yang hendak kumakan ini.

"Aku sangat mencintaimu."

"Aku tahu. Kaupun sudah seringkali mengatakan hal itu setelah insiden penculikan atasku itu." jawabku masih tanpa menoleh kearahnya melainkan mulai mencicipi makananku.

"Dan kau sangat berarti dalam hidupku."

Ouh.. Akupun baru menatapnya dan menemukan ekspresi serius dimatanya untukku. Membuatku tersenyum malu dan melanjutkan kegiatan makanku dengan senyum terkulum.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang