Cennaya's Pov
Malam itu Alpha Iykos datang berkunjung. Kini kami bertiga sedang dalam wujud asli kami. Ia datang sendirian. Ia mengamati kami dengan begitu detailnya. Setelah itu ia masuk kedalam rumah dan memerhatikan semuanya. Untuk sesaat, aku begitu tegang melihat caranya mencari sesuatu yang mencurigakan. Dia alpha yang sangat hebat. Sekali ia mengetahui sesuatu yang salah dirumah ini karena ulah kami, maka aku tidak tahu apa saja yang bisa ia lakukan.
Aku tidak tahu apa Bhagiara telah melakukan suatu hal yang dapat membuat kami dicurigai atau tidak. Hingga ia memeriksa kamarku. Ia berhenti cukup lama dikasurku. Apa yang terjadi? Apa ia sadar ada yang berbeda dikasur itu? Aku berdiri mematung, menunggu Alpha Iykos selesai memeriksa semuanya. Perasaanku terombang-ambing antara ketakutan dan rasa gelisah yang sulit kujelaskan.
"Aku melapisi kasur ini dengan kain putih seperti yang kulakukan dikasur Bhagiara. Dimana kain putih itu?" tanyanya nyaris berbisik tanpa menoleh pada kami. Intonasinya terdengar biasa namun setiap kata terasa seperti ancaman. Akupun mengambil kain putih yang terlipat dimeja kecil yang ada dikamarku dengan mulutku dan memberikannya pada Alpha.
"Kenapa kau lepas?" tanyanya.
"Aku baru saja mencucinya." Aku berusaha menjawab tanpa tergagap, menjawab bahwa aku mencucinya. Namun, tatapannya tak beralih, seolah mengukur kebenaran dalam tiap kata-kataku.
"Kenapa? Setahuku kau lebih bersih dan berhati-hati dari Bhagiara. Kain putih diranjang Bhagiara terlihat masih bersih. Lagipula, kau belum lama disini. Untuk apa kau mencucinya? Apa sesuatu telah terjadi?"
"Kain itu kotor." Jantungku berdebar kencang saat ia mulai menginterogasi soal kain putih di ranjangku. Meskipun tak ada yang kututupi, kegelisahan menggerogoti benakku.
"Kotor kenapa?"
"Terkena noda lumpur. Saat itu aku habis berburu." Jawabku datar berusaha untuk tetap serius dalam menghadapi situasi ini. Aku tidak berbohong. Kain itu memang terkena noda lumpur dan saat itu aku pernah berburu.
Tanpa kuduga, Alpha merubah wujudnya menjadi manusia. ia membentangkan kain itu dan mengamati kain itu baik-baik. Alpha Iykos memandangi kain putih di tangannya, ekspresinya tak terbaca. Detik demi detik terasa begitu lambat, tiap detak jam seolah menambah berat di dadaku. Ia meremas kain itu sejenak, lalu menatapku dengan sorot mata tajamnya yang membuat bulu kudukku berdiri. Aku tahu ada sesuatu yang salah, namun aku tak mampu menebak sejauh mana ia telah mencurigai kami.
Aku hanya mencucinya dengan air dan dedaunan serta menyikatnya dengan batuan disekitar sungai yang ternyata tidak terlalu jauh dari sini. Noda itu sangat susah dihilangkan. Kuharap sisa noda yang bertuliskan kalimat Bhagiara itu sudah tidak berbekas.
Kemudian alpha Iykos meletakkan kain itu dikasur dan pergi keluar kamarku. Kami mengikutinya. Ia masuk kembali kekamar Bhagiara. Tanpa kami sangka, dengan tangan kosong dan kakinya, ia menghancurkan ranjang Bhagiara. Pada awalnya ia menendang sisi kiri ranjang itu dan dipan kayu ranjang itupun langsung patah menjadi dua bagian patahan dengan begitu mudahnya. Dengan tangannya ia merobek kasur itu hingga semua kapuk dari dalam kasur itu berhamburan keluar. Ia menghancurkannya. Semua kayu-kayunyapun dipatahkan olehnya hingga bagian terkecil. Baik dengan tangan maupun dengan kakinya.
Ini pertama kalinya baik bagiku ataupun Bhagiara melihat alpha Iykos menghancurkan benda. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bila ia sedang menghancurkan seseorang. Pasti jauh lebih mengerikan dan brutal melebihi yang dialami ranjang itu.
Aku dan Bhagiara sama-sama terdiam. Kami kehabisan kata-kata. Ternyata tidak sampai disana, dinding yang menjadi pembatas kamar kamipun dihancurkannya dengan lebih mudahnya. Hanya dua tendangan diawal untuk mematahkan bagian dinding kayu yang besar dan sedikit hantaman ringan untuk membersihkan potongan kecil dinding yang masih tersisa hingga kamarku terlihat begitu sangat jelasnya dari sini.
Aku menolehkan kepalaku untuk melihat Bhagiara. Diapun tidak kalah terkejutnya dariku. Bahkan, ia menatap semua ini dengan mulut yang ternganga saking tidak terduganya semua ini. Aku sedikit tergelak melihatnya. Dalam wujud manusia ia memang sangat tampan. Tapi, dalam wujud serigala yang berbulu dan bertaring membuatnya terlihat aneh bila sedang menganga seperti itu.
"Mulai hari ini kalian berdua tidur bersama dikamar yang sama dan ranjang yang sama."
"Maafkan aku, Alpha. Tapi aku lebih baik tidur dirumput dibandingkan harus tidur satu ranjang dengannya." Ucap Bhagiara.
"Tidak. Ini keputusanku. Aku telah berbaik hati dengan menyediakan dua kamar dan dua ranjang terpisah untuk kalian. Aku tahu apa yang kau lakukan Bhagiara dan aku tidak mau kalian saling menyusahkan satu sama lain. Kalian harus hidup damai, saling menolong, dan berdampingan. Ingat diri kalian yang sebenarnya. Kalian sama-sama serigala yang tumbuh dari lingkungan yang sama. Tidak seharusnya ada pertengkaran diantara kalian. Untuk kasus ini, inilah hukumannya dan aku tidak mau hal semacam ini terulang lagi. Kalian paham?" Jelasnya datar dan dingin.
"Baik, Alpha." Jawab kami bersamaan sembari menundukkan wajah dalam-dalam sebagai tanda hormat.
"Selain itu, minggu depan keluarga kalian akan datang kesini untuk melihat keadaan kalian." Ucap Alpha Iykos. Kemudian, ia mengubah kembali wujudnya dan pergi.
Setelah Alpha Iykos pergi Bhagiara melolong dengan begitu frustasinya. Aku dapat merasakannya. Sebenarnya aku biasa saja bila harus bersamanya kecuali ketika ia sedang memancing amarahku. Namun, sepertinya kebenciannya padaku jauh lebih besar dari rasa ketidak sukaanku terhadapnya.
Aku tidak tahu namun aku terus menduga-duga. Apakah kebenciannya ini karena... hal itu?
........................................................
![](https://img.wattpad.com/cover/126090753-288-k788174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi).
مستذئبWolf's Love Series #1 Werewolf, Romance, Action, Adventure, Revenge. ***************************************** Cennaya. Werewolf berkasta rendah yang hidup dengan segala keterbatasan yang begitu banyak dalam hidupnya dan tidak memiliki siapapun kec...