26.Terlarang Baginya

897 62 12
                                    

Cennaya's Pov

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
..Tidak diinginkan siapapun..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Cenna, aku bukan wanita yang mudah berpaling kelain hati. Selama kau setia padaku dan bertanggung jawab dengan cara memperlakukanku dengan baik maka aku akan terus bersamamu. Kurasa aku sudah menunjukkan perasaanku terhadapmu dengan begitu jelasnya dipadang bunga itu dengan menerimamu. Sungguh, aku tidak suka bila kau bersikap seolah-olah kau adalah pria yang sangat buruk hingga aku bisa meninggalkanmu dengan mudahnya karena asumsi negatifmu sendiri. Kau tidak seburuk itu, Cenna." Ucapnya.

Mateku... tidak tahukah kau bahwa ucapanmu ini sangat manis bagiku? Aku begitu terbius oleh ucapannya. Kurasa aku sudah khawatir berlebihan tadi. Seharusnya aku memanfaatkan kebersamaanku dengannya ini sebaik mungkin. Bukannya mengabaikannya dengan kekhawatiranku sendiri saat sedang bersamanya.

"Maafkan aku Rika. aku sama sekali tidak bermaksud untuk menuduhmu sebagai wanita yang mudah berpaling kelain hati. Kurasa, aku hanya...

Tunggu!

Aku mendengar sesuatu. Aku langsung menoleh kearah barat laut dari tempatku berdiri saat ini. Aku yakin dibalik semak-semak itu ada sesuatu. Namun kuyakin itu bukan hewan hutan. Aku memfokuskan segala indraku untuk dapat mengetahui siapa makhluk itu. Lalu, ketika angin yang berhembus menggerakkan semak itu walau hanya sedikit. Hal itu tetap dapat membuatku mengenali siapa dia. Dan, sial! Aku melihat matanya. Dan, siapa lagi yang memiliki mata itu selain dia?!

Sial! Sial! Sial!

Aku harus segera membawa Rika pergi dari sini. Dia tidak boleh melihat Rikaku. Syukurlah, ia memakai topi jubahnya.

"Sayang, kau harus pulang." Ucapku tegas sambil menyentuh lengannya. Aku segera mengambil lenteranya dan merangkulnya seerat mungkin denganku dan membawanya berjalan cepat. Disaat-saat seperti ini, perpisahan kami, hak kebebasan minimku yang akan dicabut hingga aku tidak bisa keluar sama sekali dari batas wilayah, keselamatan Rika dan resiko-resiko mengerikan lainnya terbayang dipikiranku.

Harusnya aku menolaknya untuk berteman denganku. Harusnya setelah menolongnya aku langsung pergi dan tidak pernah datang dihadapannya. Seharusnya aku tidak perlu kembali lagi setelah beberapa hari kepergianku itu. Seharusnya aku tidak membuatkannya rumah pohon. Seharusnya aku tidak mengajaknya jalan-jalan dan menghabiskan banyak waktuku dengannya. Harusnya aku tidak melamar dan bertunangan dengannya. Dan seharusnya seharusnya yang lain yang seharusnya tidak kulakukan.

Sial!

Aroma itu. Aku tahu dia mengikuti kami. Aku harus mempercepat jalan kami.

"Cenna, aku kelelahan bila harus pulang kerumah sambil berjalan cepat seperti ini." ucapnya letih. Akupun menghentikan langkahku untuk melihatnya. Benar saja. Dahinya bercucuran oleh keringat. Maafkan aku, mateku. Maafkan aku.

Samar-samar aku mendengar suara tawa cekikikan tertahan yang keluar dari wujud serigala walau pelan sekali. Aku sadar bahwa ia sudah tidak mengikuti kami lagi. Ia telah pergi. Dia telah mendengar permintaan Rika. Dari situ ia pasti tahu bahwa Rika adalah manusia. Aku merasa gagal malam ini. Sungguh, aku merasa sangat buruk malam ini.

.........

Ketika telah sampai dirumahnya rasanya aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal ataupun sampai jumpa seperti biasanya karena aku bahkan tidak tahu apa aku bisa bertemu dengannya lagi atau tidak. Aku tidak suka dan tidak ingin bertindak seolah-olah aku akan berpisah darinya. Namun faktanya aku hanya memandangnya dan mencoba menghafal wajahnya agar aku bisa selalu mengingatnya.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang