Cennaya's Pov
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kami berpandangan. Tidak ada sepatah katapun yang terucap diantara kami. Namun, hatiku terasa hangat melihatnya disana.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~Keesokan malamnya sidang terasa berjalan begitu lama. Sidang diadakan dibalik sebuah hamparan bukit-bukit tinggi yang sering dijadikan sebagai tempat untuk memutuskan suatu perkara. Para tetua sekelas Impisi hadir disini. Ketika aku dan Bhagiara telah duduk berdampingan diantara mereka, aku dapat melihat tatapan penuh keingintahuan dari mereka. Baiklah. aku sudah tahu bahwa malam ini bisa jadi malam yang sangat panjang. Kini kami semua sudah berkumpul dengan wujud asli kami.
Selama sidang, para tetua menanyakan banyak sekali pertanyaan padaku & Bhagiara. Namun, sebagian besar pertanyaan ditujukan kepadaku. Impisipun ada disana. Sejauh ini, ia hanya mengawasi jalannya acara dan belum ikut bertanya. Berkat dukungan Impisi, melalui segala pesan-pesannya sebelum malam ini tiba, aku dapat menghadapi sidang dengan sangat tenang. Hingga kemudian salah satu dari mereka mengajukan pertanyaan tentang Rika. Disitulah kekhawatiranku mulai timbul.
Mereka bertanya tentang mateku yang sejauh ini sudah mereka ketahui bernama Rika. Mereka bertanya banyak hal tentang Rika. mulai dari kapan aku mengenalnya, bagaimana pertemuan kami, apa saja yang telah aku lakukan bersamanya, apa aku telah menandainya sebagai mateku, apa dia pernah masuk kekawasan pemukiman kaum serigala dihutan ini, apa aku pernah melakukan salah satu pantangan dari kaumku disaat aku bersamanya, apa saja yang ia ketahui tentangku, apa ia mengetahui jati diriku, apa ia mengetahui tentang kaum serigala yang menetap dihutan ini dan masih banyak lagi. Mereka mempertanyakan hal itu secara bertubi-tubi tanpa memberikanku kesempatan untuk menjawab apalagi berpikir.
Sebelumnya Impisi telah mengingatkanku agar aku tidak mudah marah atau mereka akan mengusahakan untuk mempersulitku dengan memberikanku hukuman yang berat. Aku diam dan menahan semua amarahku. Sejujurnya, dibanding rasa marah aku lebih khawatir dengan Rika. Karena bila diharuskan, mereka tidak akan segan-segan untuk membunuh Rika meskipun ia merupakan mate salah satu dari mereka. Walau ia mateku.
Aku bingung. Bila aku bicara, aku khawatir tidak bisa mengendalikan emosiku sendiri. Bila aku diam, beberapa dari mereka akan terus menghantamku dengan pertanyaan-pertanyaan ataupun argumen yang memancing emosi & kekhawatiranku seperti saat ini.
Aku melihat Bhagiara disisiku. Kulihat ia kini tengah menatapku dengan pandangan santai seolah-olah tidak terjadi apapun. Aku melihat kearah beta Impisi yang ada diseberangku.
Aku memejamkan mataku untuk beberapa saat dan melihatnya lagi sementara beberapa dari mereka terus mempertanyakan dan meminta jawaban tentang Rika. Tiba-tiba beta Impisipun maju ketengah-tengah lingkaran yang kami bentuk.
"Pertanyaan itu terlalu banyak. Setelah kupikirkan sepanjang acara ini, satu pertanyaan yang dapat mewakili semua pertanyaan barusan hanyalah satu." Ujar beta Impisi.
"Apa pertanyaan itu, Impisi?" Tanya salah satu tetua. Tanpa menjawab pertanyaan tetua itu Betaku menatapku dan berkata,
"Cennaya, jawablah pertanyaanku yang mewakili pertanyaan kami semua ini." Pinta Beta.
"Baik, Beta."
"Cennaya, apa Rika mengetahui tentang jati dirimu dan kaum serigala yang menetap dihutan ini?"
"Tidak. Sama sekali tidak." Ucapku singkat tanpa emosi apapun. Saat ini yang harus kulakukan hanyalah benar-benar fokus terhadap segala tindakanku.
Hening. Setelah menjawab, semuanya terdiam selama beberapa saat. Beta Impisi memang sangat pandai dan selalu menolongku. Dari tempatnya kulihat ia tersenyum kepadaku dan kembali ketempat duduknya semula. Terima kasih, beta. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi).
WerewolfWolf's Love Series #1 Werewolf, Romance, Action, Adventure, Revenge. ***************************************** Cennaya. Werewolf berkasta rendah yang hidup dengan segala keterbatasan yang begitu banyak dalam hidupnya dan tidak memiliki siapapun kec...