21. Bersandar

1.2K 88 26
                                    

Rika's Pov

"Apa maksudmu? Ini adalah tempat yang kukira hanya ada dalam imajinasiku saja. Bagaimana mungkin aku bisa siap menghadapi hal ini? Ini sangat indah Cenna! Ini sangat indah!" ucapku senang sekaligus tidak menyangka.

"Tempat ini memang sangat indah. Meski, tidak seindah itu bila tanpamu disini." ucapnya sembari menatapku dengan tatapan seolah-olah aku wanita yang sangat cantik.

"Apa kau sedang menggodaku?" tanyaku curiga.

"Tidak. Aku hanya jujur." Ucapnya sambil tersenyum lebar dan mengedikkan bahu.

Aku mengamati tempat ini lagi. Tempat ini merupakan tanah lapang yang membentuk lingkaran berumput dan berbunga yang dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi. Bunga-bunganya begitu beragam warnanya dan terdapat beberapa kupu-kupu disekitar sini.

"Siapa saja yang tahu tempat ini selainmu?" tanyaku.

"Hanya kau dan aku. Aku sendirilah yang membuatnya." ucapnya cuek sembari menatap sekitar dengan senyum puas sebelum mengedikkan bahunya lagi dengan ringan.

"Ceritakan padaku." Pintaku bersemangat.

Ia menstandarkan sepedaku dan berjalan dengan langkahnya yang tegas dan mantap mendahuluiku menuju tengah-tengah padang rumput yang tertata berhiaskan bunga itu. Ia berbaring diatas rumput hijau dengan menjadikan kedua telapak tangannya sebagai bantalnya. Aku berlari kecil menyusulnya dan duduk disampingnya. Melihatku begitu bersemangat mendengar kelanjutan ceritanya ia tertawa dan mulai menceritakan.

"Tadinya tempat ini hutan biasa seperti bagian lainnya. Namun, karena bagian ini sangat terpencil dan jauh dari pemukiman tempat tinggalku dan tempat tinggalmu serta tidak terjamah orang lain, aku memutuskan untuk membentuk sebuah padang lingkaran berukuran sedang disini dengan mencabut pohon-pohon kecil, semak-semak, dan menebang pohon yang cukup besar dimana kayunya kujadikan untuk belajar membuat benda-benda apapun yang dapat dibuat dari kayu serta untuk menambal dinding yang rusak dirumahku. Salah satu alasan mengapa aku bisa membuat rumah pohon kita dengan mudah." Ucapnya sambil menatapku. Astaga, aku suka sekali diceritakan dengan tatapan dan suara yang lembut ditempat indah seperti ini.

"Lalu, bagaimana dengan rumput-rumput rapi dan bunga-bunga ini?"

"Aku yang menanam dan merawatnya. Disaat-saat tertentu aku biasa bermain sendiri disini untuk menghibur diriku. Atau, bila aku sedang ingin menyendiri. Hei, tunggu dulu! Aku menyadari sesuatu. Aku sudah lama memiliki tempat ini dan sudah cukup mengenalmu dalam beberapa waktu belakangan ini. Tapi aku baru terpikirkan akan hal ini." ucapnya dengan pandangan menerawang sambil menatap langit.

"Hal apa yang kau maksud?"

"Apa menurutmu pasangan yang telah ditakdirkan itu harus menikah dahulu sebelum bisa bersama?"

"Tentu saja."

"Apa kau juga ingin begitu?"

"Maksudmu?"

"Yaa, menikah terlebih dulu untuk bisa bersama. Bukankah, sebelum menikahpun kita sudah bisa bersama? seperti ini salah satu contohnya? Jadi, tidak perlu ada pernikahan bila kita sudah tahu siapa pasangan kita, bukan?"

"Mana mungkin bisa begitu??" Ucapku cemberut. Bagaimana mungkin ia memikirkan hal yang merugikan wanita seperti itu. Untung kutahu bahwa dia pria desa terpencil yang polos. Coba kalau bukan.

"Hei, kenapa kau cemberut begitu? Itu hal yang biasa, bukan?" tanyanya dengan senyum yang menunjukkan seolah-olah aku telah melakukan hal yang konyol. "Memangnya bagaimana pernikahan itu bila dikaummu?" lanjutnya. Kaum? Apa maksudnya. Memangnya aku berbeda dunia dengannya. Pemilihan kosakatanya memang aneh.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang