9. Sangat Jauh

1.5K 115 0
                                    

Rika's Pov

tok..tok..tok..

Aku mendengar suara ketukan dipintu. Bila Pak Ripto dan keluarganya yang berkunjung maka mereka pasti akan mengetuk pintu sambil berkata "Mbak, ini saya."  Bila dugaanku tidak salah, pasti itu Cenna! Senyumkupun langsung mengembang.

Well, aku memang telah menunggunya karena kebosanan dirumah. Hal yang jarang terjadi mengingat aku seorang wanita rumahan. Akupun berjalan sambil sedikit berlari menuju pintu dengan senang. Aku membuka pintu rumahku dengan semangat dan..

"Cennaa!!!" sambutku tanpa bisa menyembunyikan ekspresi senangku karena kedatangannya. Sekilas, aku sempat melihat ekspresi ragu dan murungnya ketika aku sedang membuka pintu tadi. Namun ekspresinya seketika berubah menjadi senyum seringai saat melihatku. Sungguh, itu senyum Cenna favoritku. Dia sangat menggemaskan dengan senyum seperti itu.

"Kau terlihat begitu senang hari ini. Apa kau sudah lebih baik dibanding kemarin?" tanyanya.

"Bukan itu. Aku senang karena kau datang. Aku sudah sangat bosan dirumah.''

"Kau menunggu kedatanganku?" tanyanya dengan ekspresi senang sekaligus tidak menyangka. Aku sedikit heran sebenarnya dengan ekspresinya yang menurutku sedikit berlebihan itu. Tapi aku hanya mengatakan...

"Tentu saja."

"Baiklah, sekarang... Apa yang bisa kita lakukan?"

Tidak. Apa maksudnya? Dia berkata seperti itu sambil mengangkat alis kanannya dan tersenyum miring. Untuk sesaat aku merasa sedikit takut. Sungguh, ekspresi itu sangat menggoda. Apa dia sedang berusaha menggodaku? Apa aku salah menjadikannya sebagai teman? Apakah muka polosnya itu menipu?

"Apa maksudmu?" tanyaku curiga.

"Hmm, maksudku apa yang akan kita lakukan saat ini. Kuyakin kau lebih tahu kegiatan menarik apa yang bisa dilakukan teman. Aku hanya mengikuti ekspresimu saat itu. Saat itu kau bertanya dengan ekspresi begitu." Jelasnya dengan polos. Iya juga ya. Aku juga pernah begitu padanya.

"Memang sebelumnya kau tidak pernah memiliki teman hingga menanyakan hal semacam ini padaku?"

"Sejujurnya aku tidak pernah berteman dengan seorang wanita. Hanya kau. Jadi aku memang tidak tahu apa yang bisa kita lakukan bersama.'' jelasnya lebih lega melihatku sudah tidak defensive lagi.

"Baiklah, kalau boleh memilih hmm.. Apa yang ingin kau lakukan? Bersepeda bersama lagi?" tanyaku asal.

"Bolehkah?" tanyanya bersemangat.

"Tentu saja." Jawabku sambil tersenyum senang.

~~~

Akupun bersepeda lagi bersamanya sore ini. Kami bersepeda dihutan. Selama diperjalanan, kami membicarakan tentang kehidupanku. Tidak kusangka ia sangat penasaran dan tertarik dengan kehidupanku. Mungkin, karena dia tinggal dipedalaman. Dia menanggapi semua yang kukatakan dengan rasa tertarik.

"Apa kau lelah?" tanyanya setelah beberapa lama kami berkeliling dalam hutan.

"Iya, Cenna. Aku lelah. Tidak bisakah kita beristirahat?"

"Baiklah, aku memiliki tiga pilihan tempat yang bagus untuk kita beristirahat. Sungai yang kita kunjungi saat itu, pohon favoritku, dan padang rahasia. Yang mana yang kau pilih?"

"Aku ingin tahu pohon favoritmu."

"Baiklah, nona. Sekarang, pegang aku dengan erat." Jawabnya dengan nada yang mencurigakan. Bahkan aku bisa merasakan senyum atau mungkin tawa kecilnya dari punggungnya yang sedikit bergetar.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang