11. Takjub

1.3K 98 2
                                    

Rika's Pov

Hari ini adalah hari yang begitu sibuk dan sangat melelahkan. Aku menghentikan sepeda dan melihat jam tanganku and perfect! Sudah jam setengah lima! Tidak pernah aku pulang sesore ini sebelumnya. Kukira aku sudah bisa pulang disiang hari. Namun terjadi hal tak terduga hingga aku harus stay lebih lama disana.

Ada salah satu murid yang orangtuanya hadir untuk menyelesaikan pertikaian yang terjadi pada anak mereka. Yeah, Pertikaian antar murid. Sebenarnya ini bukan tugasku. Namun karena guru yang bersangkutan tengah sakit & meminta tolong padaku tuk mengatasi ini, maka aku yang harus menyelesaikannya. Kukira ini akan berjalan dengan mudah atau setidaknya berjalan dengan normal. Namun ketika perwakilan dari dua murid yang bertikai itu datang. Semuanya menjadi sulit diatasi. Masing-masing membela anaknya walau kedua anak sama-sama bersalah.

Yang satu tidak sengaja mengenai murid lain dengan bola yang dimainkannya  kemudian menertawakannya, bukannya meminta maaf ataupun menolongnya. Dan murid itupun membalasnya dengan mengucapkan kata-kata yang merendahkan sianak pertama dengan begitu pedasnya. Anak-anak. Astaga, walau kasus itu kini telah usai. Tapi hal itu benar-benar menguras tenaga dan emosiku. Tenanglah Rika. Tenang.

Well, jarak yang harus kutempuh menuju rumah sudah dekat. Bahkan, aku sudah mulai memasuki kawasan pepohonan yang tinggi-tinggi. Yeah. Kawasanku. Aku memutuskan untuk menuntun sepedaku sambil berjalan. Aku butuh berjalan-jalan sebentar untuk menenangkan diriku yang kelelahan dan penuh keringat ini.

Akupun tiba dirumahku yang nyaman. Namun... "Cenna? Sedang apa kau disini?"

"Rika?! Kau sudah datang!" ucapnya kegirangan sambil berdiri dari posisi duduknya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku khawatir. Kami tidak memiliki rencana untuk bermain hari ini. Sudah berapa lama ia menungguku? Apakah ada sesuatu yang urgent?

"Menunggumu."

"Sejak kapan?"

"Lama. Sejak lama sekali." Ucapnya dengan pandangan menerawang.

"Cenna, apa maksudmu?" Tanyaku tidak mengerti.

"Hmm, maksudku aku sudah menunggumu dari tadi."

"Apa ada yang kau butuhkan dariku hingga kau datang kerumahku tanpa memberitahuku terlebih dulu?"

"Ada yang ingin aku tunjukkan padamu, Rika. Kau harus melihatnya." Ucapnya begitu bersemangat. Sebenarnya aku kurang suka mematahkan semangat orang lain. Tapi saat ini aku sangat lelah.

"Maafkan aku, Cenna. Tapi hari ini aku sangat lelah. Tidak bisakah besok saja kita melihat apa yang ingin kau tunjukkan itu?" Ucapku lemas.

"Apa kau sedang sakit?" Tanyanya khawatir.

"Tidak Cenna, aku hanya lelah."

"Tapi aku telah menunggumu untuk menunjukkan hal ini. Rika, aku sangat ingin kau melihatnya. Apa aku datang diwaktu yang sangat salah? Kalaupun iya, aku minta maaf. Tapi, tidak bisakah kau meluangkan waktu sebentar? Kumohon..." ia menangkupkan tangannya dan memohon dengan penuh harap. Well, aku mengingatnya. Kemarin aku memang sudah bilang bahwa aku tidak akan keberatan bermain disore hari. Tapi, astaga aku sangat lelah sekali sore ini.

"Apa kita harus pergi kedalam hutan?"

"Iya."

"Kakiku sangat lelah, Cenna. Aku telah mengayuh sepeda dan berjalan cukup lama hari ini."

"Aku bisa mengayuh sepedamu dan kau bisa duduk dibelakangku."

"Tapi aku benar-benar sangat lelah Cenna." Tambahku dengan lemas. Ia pun memandangku dengan sorot mata kecewa. Seketika dia yang terlihat begitu bersemangat dan penuh harap kini terlihat terkulai dengan bahunya yang menurun.

Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang