From : Cennaya
To. : LandagaBagaimana keadaanmu? Aku khawatir. Tendanganku begitu kuat dan kau justru menempatkan dirimu dalam posisi yang semakin membuat tendanganku menjadi serangan fatal untuk kepalamu. Sungguh, aku sangat mengkhawatirkanmu.
From : Landaga
To. : CennayaKau tidak perlu khawatir. Aku terlalu kuat untuk mati ataupun sekarat hanya karena tendangan semacam itu. Bagaimana dengan Canavar? Apa kini ia mau ikut bersamamu?
From : Cennaya
To. : LandagaIya. Rencanamu berhasil. Terima kasih banyak Landaga. Kau sangat membantuku. Bisakah esok kita bertemu? Bertengkar denganmu tadi sore membuatku semakin merindukan masa remaja kita dulu. Barangkali kita bisa bertemu sebelum aku benar-benar pergi untuk melaksanakan dharmaku.
From : Landaga
To. : CennayaAku sangat ingin. Namun, kau akan segera pergi dan akupun harus segera pergi kenegara bagian lain untuk memenuhi dharmaku juga. Terlepas kapan kita akan bertemu. Dimana. Ataupun dalam situasi atau peran apa. Kau akan selalu tetap menjadi sahabatku yang tidak akan kulupakan. Ajarkan pula adikmu ilmu bela diri yang lebih baik lagi sebelum ia benar-benar pergi. Laksanakan dharmamu sebaik mungkin. Aku juga akan melaksanakan dharmaku. Aku akan selalu mendukungmu Cennaya sekalipun dharma kita bertentangan. Dan terakhir... Jaga dirimu baik-baik Cennaya.
Ada apa dengan Landaga? Pesan terakhirnya berbunyi seperti salam perpisahan. Tidak biasanya Landaga mengucapkan kalimat-kalimat yang mengandung kesedihan seperti ini.
From: Cennaya
To. : LandagaKau benar. Sebelum hari keberangkatanku kewilayah yang kini dikuasai alpha Todelu, aku akan mengajari Canavar ilmu bela diri terlebih dulu dengan sungguh-sungguh hingga aku yakin bahwa ia telah siap untuk pergi bersamaku. Diluar itu... Terima kasih Landaga. Terima kasih. Terima kasih atas semuanya. Kemanapun kau pergi, Ingatlah bahwa aku. Cennaya. Juga akan selalu mendukungmu....
...................................................................................................................
"Canavar? Apa yang tengah kau lakukan disini dinihari begini? Bukankah sebentar lagi fajar akan tiba? Ini waktu kita istirahat setelah menikmati sinar bulan dan beraktifitas esok." Tanyaku sembari sedikit mendaki bagian atap rumah lalu duduk disamping Canavar, yang tengah duduk diatap rumah sembari memandangi pemandangan langit malam.
Sebelumnya aku tidak bisa tertidur sehingga aku memutuskan menghampiri kamarnya untuk melihat apa ia sudah tertidur dan menemukan kamarnya yang kosong. Akupun mencari-cari Canavar yang ternyata ada diatap rumah.
"Esok kita akan mulai pergi kemedan juang kita itu. Setelah beberapa hari bagimu menyiapkanku untuk pergi kesana. Beberapa hari itu pulalah yang kugunakan untuk melepaskan segala hubunganku dengan kehidupanku disini dan mencoba beradaptasi. Aku telah merasakan bagaimana rasanya melepas mate yang kau cintai dan mencintaimu. Kini aku memahami apa yang kau rasakan. Sungguh, betapa egoisnya aku diawal kedatanganmu itu. Sampai kini, aku heran kenapa engkau tidak menamparku atau memaksaku saja saat itu. Kau tetap sabar dalam menungguku dan menghadapiku ditengah patah hati dan kesedihan yang kau alami saat itu." Ucapnya tetap memandang langit tanpa menoleh kearahku yang kini duduk disisinya.
"Kau adikku. Aku juga memahami apa yang kau rasakan. Jangan kira bahwa aku tidak bersikap egois juga saat itu ketika aku baru mengetahui fakta ini. Hanya saja... Bila kau melampiaskan keegoisanmu padaku maka aku melampiaskan keegoisanku pada mateku. Ini diluar kendaliku. Tidakkah kau bisa bayangkan itu? Dia menjadi pelampiasanku. Disatu sisi aku ingin ia tetap bersamaku dan terus membina hubungan kami dan bertindak seolah-olah aku masih dan akan selalu disisinya. Namun, disisi lain aku menyiapkan rencana untuk membuatnya terpisah dariku. Itu sebabnya aku tidak marah atas keegoisanmu dan justru merasa beruntung karena bisa merasakan sedikit kekecewaan dari pelampiasan keegoisan yang tidak disadari semacam ini. Bahkan, ini masih belum ada apa-apanya menurutku karena Rika mengalami yang lebih menyakitkan dari ini." Ucapku dengan tatapan kosong sembari menatap langit. Dari sudut mataku, aku melihat Canavar yang segera menatapku dengan pandangan yang penuh keterkejutan. Bahkan, ia kehilangan kata-kata untuk beberapa lama sebelum kembali berbicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi).
WerewolfWolf's Love Series #1 Werewolf, Romance, Action, Adventure, Revenge. ***************************************** Cennaya. Werewolf berkasta rendah yang hidup dengan segala keterbatasan yang begitu banyak dalam hidupnya dan tidak memiliki siapapun kec...