Rika's Pov
"Kita sudah sampai." Ucapnya.
Akupun menghentikan langkahku untuk coba melihat keseluruhan tempat ini dan melepaskan tanganku dari lengannya. Ia pun berjalan beberapa langkah didepanku dan membalikkan badannya menghadapku. Ia juga meletakkan lentera itu ditanah. Diantara kami.
"Ini tempatku bercocok tanam." Ucapnya dengan mengulurkan tangannya ringan kebeberapa arah untuk menunjukkan sebuah ladang berukuran medium yang berada diantara pepohonan dan semak-semak serta ilalang yang cukup tinggi.
"Tempat bekerjamu sangat tertutup. Tapi, kurasa itu bagus. Aku sendiri suka bekerja dilingkungan atau tempat yang memberiku privasi." Komentarku. Namun Cenna hanya membalasnya sambil tersenyum lemah.
Ada apa dengannya? Sepanjang perjalanan ia tidak mengajakku berbicara sama sekali. Kukira itu karena ia fokus untuk berjalan dikegelapan malam agar tidak terjatuh sepertiku. Tapi, ketika telah sampai ditujuan kurasa dugaanku salah. Pikirannya seperti tidak ada ditempat ini. Ia bahkan terlihat tidak nyaman. Apa ia malu menunjukkan tempat kerjanya ini?
"Cenna, ada apa? Kau terlihat tidak nyaman dengan ekspresi khawatir yang sendu seperti itu. Well, apa kau malu dengan tempat kerjamu ini?" tanyaku. Namun Cenna hanya diam saja menatapku dengan ekspresi yang belum berubah. Aku menghela nafasku.
"Cenna, kau tak perlu malu. Walau kau hanya petani miskin seperti yang kau bilang dan atau semiskin apapun kamu, itu bukan hal yang aku pedulikan. Aku akan tetap menerimamu karena aku percaya bahwa kau pria yang baik dan bisa memimpinku. Kau tidak perlu malu, Cenna. Mengenai harta, kita bisa menggabungkan penghasilanmu dan penghasilanku dan belajar mengelolanya dengan baik. Bila diperlukan, aku tidak keberatan kok bila aku harus hidup sederhana atau menjadi ibu tani sekalipun dimasa depan. Asalkan kau bertanggung jawab dan setia padaku."
"Benarkah, kau sanggup meninggalkan kehidupanmu dikota dan menjadi ibu tani yang mendampingi pak tani sepertiku ini?" tanyanya dengan sebelah alis yang terangkat dan maju beberapa langkah perlahan mendekatiku dengan kedua tangannya disakunya. Astaga, apa dia tidak percaya dengan yang kukatakan? Sungguh, dari matanya aku tahu ia meremehkan apa yang kukatakan tadi. Menyebalkan!
"Tentu saja benar." Jawabku jujur. Namun Cenna justru tertawa halus mendengar jawabanku sembari melihat ketanah.
"Kau bahkan belum tahu siapa aku dan kau sudah bilang bahwa kau siap untuk menjadi ibu tani bersamaku disini."
Dia masih tidak percaya? Astaga, baiklah. Aku harus melakukan ini.
Akupun maju perlahan mendekatinya dan menatap matanya sungguh-sungguh. Semua perhatiannya saat ini haruslah terfokus padaku agar dia bisa menerima ucapan jujurku ini. Lagipula, apa sih yang dia pikirkan? Bertemu dan bertunangan dengan pria sepertinya bagaikan memenangkan lotere untukku. Aku tidak akan membiarkannya pergi. Aku harus mempertahankannya untuk tetap bersamaku hingga aku dan dia terikat dalam pernikahan. Akupun mulai berbicara santai dan serius padanya."Bukankah aku sudah bilang? Asalkan kau setia. Dan bertanggung jawab terhadapku. Maka. Aku. Akan mendampingimu. Tidak peduli. Bagaimanapun. Keadaannya." Ucapku lembut sambil menjaga kontak mataku dengannya. Aku sedang mengeluarkan tatapan penuh harap dan memuja saat ini. Biasanya cara ini selalu berhasil bila aku ingin mendapatkan sesuatu dari orang-orang tertentu. Kuharap caraku yang satu ini juga berhasil untuknya. "Kau akan setia & bertanggung jawab kepadaku, bukan?" tanyaku lembut sekali lagi. Benar saja. Kini tatapannya melembut dan bahunya yang sebelumnya tegang menjadi mengendur karena lebih relax. Ia pun menghebuskan nafasnya dan mulai berbicara.
"Mengenai kesetiaanku tentu saja tidak perlu dipertanyakan. Untuk orang sepertiku yang telah dipertemukan dan disadarkan mengenai matenya, tentu saja tidak akan bisa lepas dari matenya. Aku terikat. Mengenai tanggung jawabku atasmu, tentu saja aku akan melakukannya. Mengingat kau manusia, caraku berbeda darimu. Budaya kita berbeda. Dalam budayamu, kau dapat dengan mudahnya pergi dariku dan hidup bersama laki-laki lain bila aku tak mampu mempertahankanmu disisiku apapun alasannya." Ucapnya santai sekaligus serius sambil menatapku. Aku yang tidak tahu ingin menjawab apa memilih untuk diam walau ia terlihat seperti menunggu jawabanku. Ia yang menyadari bahwa aku tidak akan menjawabpun akhirnya menundukkan wajahnya sambil tersenyum dan memalingkan tubuhnya kearah lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/126090753-288-k788174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Sang Omega (Belum Di Revisi).
Про оборотнейWolf's Love Series #1 Werewolf, Romance, Action, Adventure, Revenge. ***************************************** Cennaya. Werewolf berkasta rendah yang hidup dengan segala keterbatasan yang begitu banyak dalam hidupnya dan tidak memiliki siapapun kec...