Chap 25 : Waktu

4.6K 388 39
                                    

Aku tidak pernah mengatakan ini sebelumnya, memberitahumu kebenarannya.
Aku merasakan detak jantungku di hari itu
...
Dari awal, aku tau.
Aku tidak yakin, tapi sepertinya
Takdir kita telah ditentukan
...
Cinta datang kepadaku, membawaku kepadamu.
Seperti mimpi, aku tidak akan pernah terbangun.
Benar-benar terasa seperti mimpi
...
Aku berharap tidak pernah akan terbangun dari mimpi ini.
Aku berharap segalanya tidak akan pernah berubah
...
Aku harap tempat dimana cinta yang bertumbuh, menjadi suatu tempat kita bisa bersama.
(Onew - In Your Eyes)
.
.
Naruto milik Masashi Kishimoto

Rate: T

Genre : Hurt/Comfort, Romance, Action

Warning :
- Naruhina Alternate Universe
 - Ide murni milik saya
- Jika ada kesamaan alur, karakteristik cerita dan tokoh, atau lain-lain maka murni merupakan ketidaksengajaan
- Typo(s)
- DLDR.

...

Magnetic

Chapter 25 : Waktu

...

Happy Reading

...

Sekeras apapun Hinata meyakinkan dirinya untuk tidak terpesona pada Naruto, tekad kuatnya sama sekali tidak berguna begitu ia melihat senyum cerah dan mata biru pria itu.

Hinata sedang duduk di bangku panjang di bawah pohon yang berseberangan dengan gedung First School, menunggu Sakura dan Ino selesai dengan kelas mereka. Hinata menggambar desain pada sketsa yang ada di pangkuannya. Tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang duduk di tempat kosong di sebelahnya. Ketika dia menoleh ke sampingnya, betapa terkejutnya Hinata ketika menemukan sosok Naruto disana.

"Naruto! Kau mengagetkanku."

Naruto terkekeh, "Aku tidak melakukan apapun kan?"

"Kau muncul tiba-tiba disebelahku." gerutu Hinata. Ia kembali menatap desain didepannya.

"Sedang apa disini?" tanya Naruto.

"Menunggu Sakura dan Ino. Kuliahmu sudah selasai?" Hinata melirik pada Naruto.

Naruto mengangguk, "Kau sudah makan siang?"

"Belum, aku akan menunggu Sakura dan Ino untuk makan bersama."

"Kalian ini tidak terpisahkan ya?"

Hinata tertawa pelan, "Mereka yang tidak mau berpisah denganku."

Naruto menengadahkan kepalanya menatap langit. "Bagaimana jika sekali ini kau tidak makan siang bersama mereka?"

"Maksudmu?"

Naruto kembali berpaling pada Hinata, "Ada kedai ramen yang ingin kucoba. Kau bilang akan menemaniku makan ramen?" Bohong, sebenarnya Naruto penasaran dengan kencan Hinata dan Toneri, dia ingin menanyakannya pada Hinata.

Hinata memang pernah mengatakan hal itu, tapi sekarang dia jadi sedikit ragu. Hinata menatap dengan seksama wajah Naruto yang penuh pengharapan menunggu jawaban darinya, membuatnya jadi tidak tega untuk menolak.

"Boleh saja." sahut Hinata.

Naruto langsung tersenyum sumringah, Ia berdiri dengan bersemangat. "Ayo, tempatnya agak jauh dari sini, kita gunakan mobilku saja. Aku akan mengantarmu kembali ke sini nanti."

MagneticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang