Chap 7 : Kebiasaan

5.4K 487 45
                                        

Naruto milik Masashi Kishimoto

Rate: T/T+

Genre : Romance, Hurt/Comfort 

Warning :
- Naruhina Alternate Universe
 - Ide murni milik saya
- Jika ada kesamaan alur, karakteristik cerita dan tokoh, atau lain-lain maka murni merupakan ketidaksengajaan
- Typo(s)
- DLDR.

...

Magnetic

Chapter 7 : Kebiasaan

...

Happy Reading

...


"Hinata, apa kakakmu itu yang bermata sama sepertimu dan berambut panjang seperti perempuan?"

Hinata hampir tersedak udonnya mendengar perkataan Naruto. Ia mengambil segelas air dan meminumnya sebelum menjawab pertanyaan Naruto.

"Ya, itu Hyuuga Neji, kakak laki-lakiku, dan kuharap kau tidak menyinggung tentang hal itu dihadapannya."

"Tentang apa?"

"Rambutnya."

"Apa yang terjadi kalau aku menyebutnya?"

"Minimal kau akan mendapat pukulan darinya."

Naruto sebenarnya tidak yakin kalau pukulan Neji akan mampu melukainya, tapi Naruto tidak perlu memberitahu Hinata tentang hal itu, jadi Naruto hanya mengangguk.

"Lalu bagaimana dengan orang gila itu? kenapa dia sampai menggunakan bom? apa motifnya?" Hinata menjadi penasaran tentang nasib pelaku penyanderanya.

"Seperti yang kau bilang, dia cuma orang gila, orang gila yang punya bom." Sasuke mencegah Naruto menjelaskan mengenai penyelidikan polisi. Ia tidak ingin mereka terlibat dalam masalah itu.

Naruto yang mengerti maksud Sasuke mengangguk mengiyakan sambil terus memakan ramennya.

Naruto yang pertama menghabiskan makan siangnya. Kemudian Naruto melirik pada mangkuk Hinata.

"Apa kau tidak suka kuning telur Hinata?"

Hinata mendongak menatap heran pada Naruto.

Naruto menunjuk mangkuk Hinata dengan dagunya. "Kau menyisakan kuning telurnya."

Hinata kemudian mengerti, ia tersenyum. "Tidak, aku justru sangat suka kuning telur."

"Jika orang lain memakan lebih dulu makanan yang disukainya, Hinata justru menyisakannya untuk dimakan diakhir." Sakura menambahkan karena melihat Naruto yang masih bingung.

"Karena itu jika kau melihat Hinata menyisakan makanannya, jangan coba-coba menyentuhnya, kau bisa kena amukannya." Ino ikut menimpali.

Naruto tersenyum jahil, "Hee? Benarkah? aku jadi ingin mencobanya."

Naruto menjulurkan tangannya, mengarahkan sumpitnya kemangkuk Hinata. Hinata langsung memukul tangan Naruto dengan sumpit.

"Aw !" Naruto langsung menarik tangannya dan mengusap punggung tangannya yang memerah karena sumpit Hinata.

"Jangan coba-coba." Hinata menyipitkan matanya menatap Naruto.

Naruto menyeringai dan mengangkat tangan tanda menyerah, "Baiklah, simpan cakarmu, aku hanya bercanda."

MagneticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang