Chap 34 : Suara Terakhir

5.6K 497 90
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

Rate: T

Genre : Hurt/Comfort, Romance, Action

Warning :
- Naruhina Alternate Universe
 - Ide murni milik saya
- Jika ada kesamaan alur, karakteristik cerita dan tokoh, atau lain-lain maka murni merupakan ketidaksengajaan
- Typo(s)
- DLDR.

...

Magnetic

Chapter 34 : Suara Terakhir

...

Happy Reading

...

Naruto menatap kembali detonator yang ada di tubuh Hinata. Waktu mereke tersisa satu jam lagi.

"Apa tidak ada cara lain untuk menghentikannya Naruto?"

Naruto tersentak mendengar suara dari alat ditelinganya. "Sial, aku lupa kau masih disana Shikamaru."

Hinata mengangkat alisnya mendengar Naruto menyebutkan nama Shikamaru. "Kau bicara pada siapa Naruto?"

"Pada Shikamaru melalui earpiece ini." Naruto menunjuk pada telinga kanannya.

"Ya, aku masih disini sejak tadi, aku juga sudah mendengar pernyataan cintamu yang sangat dramatis itu, Sasuke juga."

Ini benar-benar sangat hebat. Naruto dan Hinata sedang diambang kematian sekarang. Tapi Naruto justru menyatakan cintanya, yang mana didengar jelas oleh Shikamaru dan Sasuke. Dan jangan lupakan anak buahnya juga yang ada dibelakangnya.

Apa masih ada yang bisa lebih buruk dari ini?

"Hei kau dengar pertanyaanku tadi kan? Apa tidak ada cara lain menghentikan bom nya?" Shikamaru mengulang pertanyaannya

"Tidak ada, hanya pembuat bomnya yang bisa menghentikannya." sahut Naruto.

"Berapa lama lagi waktu yang tersisa?" itu suara Sasuke.

"Lima puluh delapan menit."

"Tunggu disana dan jangan melakukan apapun. Aku akan menelepon Itachi untuk menginterogasi Deidara."

Kenapa Naruto tidak terpikir hal itu? Pembuat bomnya sudah pasti Deidara dan dia tidak mati. Dia masih aman dipenjara meski mungkin sedikit babak belur.

"Secepatnya teme!"

Sasuke tidak lagi menjawabnya. Naruto hanya bisa menunggu dan berharap Itachi bisa mendesak bajingan itu.

"Apa kata mereka?" Hinata menatap was-was pada Naruto.

"Mereka akan menginterogasi pembuat bomnya yang sedang bersama kakak Sasuke."

Hinata ingin bernafas lega, tapi entah kenapa dia tidak begitu yakin. "Bagaimana kau bisa menemukanku?"

"Aku sedang menyerang markas akatsuki. Ketika aku menangkap Konan, dia dengan sukarela memperlihatkan kondisimu disini."

Jadi Konan yang menculiknya? Hinata tidak tau harus bereaksi bagaimana mendengar hal itu. Menurutnya itu sangat.. aneh. "Tapi, kenapa dia perlu menculikku?"

Apa Naruto kurang jelas mengatakan pada Hinata bahwa gadis itu sangat berharga untuknya? "Untuk menjebakku mungkin."

Mereka kembali terdiam. Seharusnya Hinata ketakutan sekarang, ada bom yang bisa menghancurkan tubuhnya sewaktu-waktu, tapi Hinata justru merasa canggung ketimbang takut. Belum lagi tiga anak buah Naruto masih menonton mereka. Hinata sedikit berbisik pada Naruto, "Naruto, bisa kau suruh anak buahmu berbalik, atau setidaknya berhenti mempelototiku begitu?"

MagneticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang