03 - Males!

5.5K 321 8
                                    

Aulia menatap Arjuna dengan tatapan menyalang. Sumpah ya, kenapa tuh makhluk terlihat seperti biasa saja sedangkan dirinya sudah sangat stress bukan main.

Arjuna masih sempat-sempatnya bermain games dan menggoda pembantunya disaat keadaan seperti ini. Tuh anak emang nggak ada akhlaknya, ya!

Apa Arjuna tidak melihat matanya yang bengkak karena terlalu banyak menangis? Apa Arjuna tidak melihat pipinya yang memerah karena bekas tamparan? Apa Arjuna tidak melihatnya?!

Iya, Aulia dapat hadiah tamparan dari papanya begitu beliau pulang tadi. Bahkan seharusnya jam segini Delon—papanya yang bekerja sebagai petugas ATC—belum pulang karena kebetulan hari ini papanya kedapatan tugas shift 2. Namun karena masalah ini, Delon terpaksa pulang satu jam lebih awal.

"Lia, Lia, Lia!"

Aulia menoleh ketika kakaknya memanggil.

"Lia, bawa kakak masuk," ucap Amani.

Aulia mengangguk lalu beranjak, mengajak kakaknya yang berkebutuhan khusus untuk masuk dan tidak menganggu pembicaraan para orangtua itu.

Aulia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia mempunyai dua kakak laki-laki. Kakaknya yang pertama—Abraham—telah menikah dan bekerja sebagai pilot di salah satu penerbangan bertarif rendah di Indonesia.

Sedangkan kakaknya yang kedua, seseorang yang berkebutuhan khusus, namanya Lintang. Karena Abraham bekerja sebagai pilot dan jarang di rumah, jadi Aulia lebih dekat dengan Lintang dibanding Abraham. Meski begitu, Aulia tetap dekat dengan Abraham namun tidak sedekat dengan Lintang.

"Lia, itu siapa?" tanya Lintang.

"Tamu." Aulia tersenyum. "Kakak ada apa panggil Lia?"

"Buat Lia." Lintang menyerahkan selembar kertas dengan gambar sebuah pesawat.

"Kakak yang bikin?"

Lintang mengangguk.

Aulia tersenyum. "Makasih."

Meski Lintang merepotkan, jujur Aulia merasa sedih ketika ia harus meninggalkan Lintang setelah menikah dengan Arjuna nanti.

Aulia yang malas belajar sangat cocok dengan Lintang yang selalu mengajaknya bermain setiap saat.

"Kak Lintang sama Mbak Elma dulu, ya? Lia harus ke depan." Aulia tersenyum sambil mengusap pipi Lintang yang lembut.

Lelaki berusia 24 tahun itu mengangguk. Aulia langsung beranjak sambil membawa kertas yang bergambarkan pesawat itu.

"Lia," ucap mamanya ketika ia datang.

Aulia mendelik ketika Arjuna menatapnya, namun lelaki itu malah menjulurkan lidahnya tak tau diri. Hilih!

"Jadi gini, kami semua sudah sepakat kalo pernikahan kalian harus dilaksanakan secepatnya supaya meminimalisir hal yang tidak diinginkan terjadi. Pernikahan kalian besok lusa, tapi pernikahan ini nggak bisa dirayakan mewah-mewah, terlebih kalian itu masih sekolah. Jadi pernikahan ini dilakukan diam-diam, setidaknya sampai kalian lulus sekolah, jangan ada orang lain yang tau."

"Terus sekolah aku gimana? Aku nggak mau putus sekolah!" ujar Aulia.

"Maka dari itu kita buat pernikahan kalian diam-diam, supaya kalian tetap bisa sekolah dan menjalani kehidupan kalian yang normal."

Normal apanya? Menikah dengan Arjuna yang tidak normal saja membuat hidup Aulia bisa-bisa ikutan tidak normal!

"Kamu juga harus ikut Arjuna," ujar Amani lagi.

"Ikut ke mana?"

"Maksudnya ikut tinggal sama Arjuna, di rumahnya. Gimana pun juga, ketika kalian menikah, kalian tidak boleh pisah rumah."

SUDDENLY GOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang