Arjuna menatap televisi yang menyala di depannya dalam diam. Tidak, Arjuna tidak sedang menonton televisi. Meski benda pipih itu menyala, nyatanya tatapan dan pikiran Arjuna tidak fokus ke sana.
Cowok itu memikirkan banyak hal. Tapi tidak ada satupun solusi yang ia temukan dari hasil merenungnya beberapa hari ini.
Ponsel yang ada di sampingnya berbunyi, mengalihkan atensi Arjuna pada benda itu. Nama kakaknya muncul di sana, Arjuna segera menjawabnya.
"Malem ini gue berangkat," ucap Arian begitu panggilannya ia jawab.
"Secepet itu?" tanya Arjuna.
Arian bergumam di sebrang sana. "Gue minta maaf," ucapnya. "Maaf gue belum bisa jadi abang yang baik buat lo."
"Bang ...."
"Gue nggak tau Aulia bakalan percaya atau nggak, tapi gue udah jelasin semuanya ke dia, lewat voice note meski nggak dia denger semua."
"Lo bilang apa ke dia?" tanya Arjuna.
"Semuanya. Tentang dia yang dikasih obat perangsang sama Agas sampai kecelakaan itu," ujar Arian. "Gue nggak bisa berbuat banyak. Aulia nolak ketemu sama gue sedangkan gue harus segera berangkat."
Arjuna kembali terdiam.
"Sorry, semuanya salah gue," ucap Arian. "Gue sok jagoan banget ya?"
Arjuna menggeleng samar, meski tau abangnya itu tidak akan melihatnya. "Thanks," ucapnya pelan. "Untuk apa pun yang udah lo lakuin buat Aulia, gue mau ngucapin terima kasih sama lo."
Arian terdengar terkekeh. "Gue lepasin Aulia buat lo. Dijaga baik-baik, ya?"
"Gue akan tetap mempertahankan dia."
Arjuna tersenyum tipis. Tidak peduli jika Aulia memaksa bercerai, Arjuna tidak akan mengabulkannya. Arjuna akan membuat Aulia percaya jika ia memang tidak bersalah.
"Lo nggak perlu nganter gue ke bandara," ucap Arian tiba-tiba.
Arjuna berdecih. "Siapa juga yang mau nganter lo."
Dan Arian tergelak di sebrang sana.
***
Aulia menatap makam Lintang yang sudah ditembok dengan pandangan mengabur, matanya kembali berkaca-kaca, siap untuk mengeluarkan cairan bening.
Ia terduduk, membiarkan rok sekolahnya kotor karena duduk di tanah. Aulia mulai menangis, mengepalkan tangannya dengan kuat di atas makam Lintang.
"Kak, Lia capek," ucap Aulia sambil terisak. "Lia nggak tau mana yang harus Lia percaya. Lia capek, Kak."
Arian dan Arjuna.
Aulia bingung, di antara dua orang itu mana yang bersalah. Sebenarnya, mendengar pernyataan Agas kemarin harusnya Aulia lebih percaya Arjuna memang pelakunya, karena motor itu juga memang milik Arjuna.
Seharusnya seperti itu, tapi entah kenapa sisi lain dari hatinya berkata lain. Belum lagi perihal Vexia yang sedang mengandung anak Arjuna sekarang.
"Aulia."
Aulia terdiam sesaat sebelum mendongak, menatap seseorang yang berdiri di hadapannya. "Ayah?"
Dean jongkok di samping Aulia, meletakkan keranjang berisi kelopak bunga lalu menyiram makam Lintang dengan sebotol air yang ia bawa.
Aulia bergeser sedikit lalu mengusap air matanya. Aulia masih sesegukan, sedangkan Dean yang kini menabur kelopak bunga di atas makam Lintang pun hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY GOT MARRIED
Romance[COMPLETED] Aulia pikir, Marriage by Accident pas SMA itu cuma ada di novel-novel yang selalu ia baca. Namun Aulia tidak menyangka jika hal itu ia alamai tiba-tiba. Iya, menikah dadakan ketika masih SMA, karena insiden pula! Saat baca novel, Aulia g...