"Lia? Aulia, bangun!"
Aulia langsung membuka matanya ketika ia merasa seseorang mengguncang tubuhnya. Terlalu banyak menangis membuatnya mengantuk hingga tanpa sadar tertidur.
"Apa, Ma?" tanya gadis itu sambil mengusap matanya yang terasa tidak enak.
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang. Cepetan!" ucap Amani.
Aulia masih belum menyadari jika Amani tengah menangis sekarang. "Kenapa sih, Ma? Lia ngantuk."
"Kakak kecelakaan."
Aulia terdiam sesaat lalu mengangkat pandangannya, menatap ibunya. "Siapa?"
"Kak Lintang."
"Hah? Kok bisa?" Aulia langsung turun dari ranjang. Meraih ponsel yang ada di dekat bantal lalu berlari keluar dari kamar berama Amani.
Di luar sudah ada taksi yang menunggu. Ia dan mamanya langsung pergi ke rumah sakit. Aulia tidak bisa untuk tidak menangis lagi. Jam diponselnya menunjukkan pukul sepuluh malam, bagaimana bisa Lintang kecelakaan?
"Ma."
"Mama nggak tau," ucap Amani seakan tau apa yang Aulia katakan selanjutnya. "Barusan Mala nelepon Mama dan bilang Lintang kecelakaan. Dia nggak ngasih tau penyebabnya apa."
"Mama udah nelepon papa?" tanya Aulia sambil mengusap air matanya.
Amani mengangguk. Keduanya saling menggenggam erat, sama-sama saling merasakan ketakutan terbesar yang sedang dialami. Lintang anak istimewa, kemungkinan buruk bisa saja terjadi lebih besar pada laki-laki itu.
Ketika sampai di UGD rumah sakit, Aulia bisa melihat kakaknya tengah berdiri di depan sebuah ruangan.
"Ab," panggil Mamanya. "Gimana keadaan Lintang?"
Abraham menoleh. "Belum tau, dokter belum keluar."
"Kak Lintang kenapa bisa kecelakaan?" tanya Aulia sambil terisak.
"Kamu tau kalo Lintang anaknya emang nggak bisa diem. Selama di bazar, dia terus ke sana ke sini, kami bahkan sampai pusing, apalagi kami bawa Zidan," ujar Mala. "Pas kita mau pulang, Lintang tiba-tiba lari ke jalan ngejar pedagang."
"Ditabrak?"
Mala mengangguk. "Yang nabrak kabur."
"Ya Allah, Kak ...." Amani memegang dadanya, tubuhnya mendadak lemas. Jika Abraham tidak menahannya, mungkin wanita itu sudah ambruk ke lantai.
"Lia nyesel nggak ikut," isak Aulia. "Kalo Lia ikut, Lia bisa awasin Kak Lintang."
Mala langsung memeluk Aulia. "Kakak juga minta maaf karena nggak bisa jaga Kak Lintang dengan benar."
Tangis Aulia sedikit mengencang. "Lia takut."
"Maaf." Pintu UGD tiba-tiba terbuka. "Apa ada anggota keluarga yang golongan darahnya sama dengan pasien? Pihak rumah sakit kekurangan stok darah."
Aulia langsung menoleh. "Saya, Sus. Ambil darah saya aja, asal kakak selamat."
"Baik. Mari ikut saya."
Aulia mengangguk lalu mengikuti langkah suster itu dengan cepat. Ia dan Lintang memiliki golongan darah yang sama dengan Delon, sedangkan Abraham memiliki golongan darah yang sama dengan Amani.
"Maaf, Dek, tapi tekanan darah kamu kurang, tidak bisa untuk melakukan donor darah," ujar Suster itu ketika melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
"Nggak apa-apa, Sus. Saya baik-baik aja. Suster bisa ambil darah sebanyak yang Suster mau buat kakak saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY GOT MARRIED
Romance[COMPLETED] Aulia pikir, Marriage by Accident pas SMA itu cuma ada di novel-novel yang selalu ia baca. Namun Aulia tidak menyangka jika hal itu ia alamai tiba-tiba. Iya, menikah dadakan ketika masih SMA, karena insiden pula! Saat baca novel, Aulia g...