21 - Aku, Kamu, dan Dia

3.1K 215 8
                                    

Aulia keluar dari kamar dan langsung turun ke lantai bawah. Dengan ragu, Aulia menghampiri ibu mertuanya yang sedang merajut di ruang keluarga sendirian. Gadis itu menghela napas beberapa kali sebelum akhirnya memanggil Athena.

"Bunda," panggilnya. "Emm ...."

Athena melirik. "Kamu mau ke mana bawa-bawa tas?"

"I-itu ... Lia mau nginep di rumah orang tua Lia malam ini boleh? Mumpung besok libur, jadi Lia mau nginep."

"Arjuna mana? Udah bicara sama Arjuna?" tanyanya lagi.

"Emm ...," Aulia melirik ke lantai atas, "barusan Arjuna lagi tidur. Tadi Lia udah bilang kok sama dia."

"Terus?"

"Y-ya, Arjuna nggak ngelarang sih," ucapnya canggung. "Boleh, Bunda?"

"Sama siapa berangkatnya?"

"Sendiri." Aulia menggaruk pelipisnya dengan canggung.

Sekarang, Athena lebih sering bertanya hal apa pun. Seperti saat ini, padahal Aulia hanya menginap ke rumah orang tuanya dan Athena bertanya banyak hal.

"Diantar supir aja," ucap Athena. "Bunda suruh supir dulu buat anter kamu."

"Nggak usah, Bunda." Aulia menggeleng sambil menahan tangan mertuanya. "Lia bisa naik taksi, hehe. Tadi Arjuna udah kasih uang buat naik taksi kok."

"Oh, yaudah. Hati-hati kalo gitu. Kabari Bunda kalo kamu sudah sampai di sana."

Aulia mengangguk lalu mencium tangan Athena dan mengucap salam. Setelah berpamitan, gadis itu langsung keluar dari rumah dan menuju jalan utama untuk mendapatkan taksi.

Karena letak rumah Arjuna ada di Blok D, Aulia harus berjalan sedikit lebuh jauh untuk mencapai jalan utama. Biasanya ada taksi yang lewat di komplek ini atau ojek pangkalan, namun entah kenapa ia tunggu-tunggu tak kunjung datang.

Hingga tiba-tiba, sebuah mobil dari arah berlawanan berhenti di dekatnya. Aulia sontak menghentikan langkah dan menoleh. Kaca jendela kemudian turun, sosok Arian ia lihat di belakang kemudi.

"Kamu mau ke mana?" tanya cowok itu.

"Mau pulang ke rumah mama, mau nginep," jawab Aulia. "Kak Arian dari mana?"

"Nggak sama Arjuna?"

Gadis itu menggeleng.

"Ayo masuk. Aku antar."

"Nggak usah. Nanti kalo ada yang lihat terus bunda tau, urusannya bisa makin rumit."

"Aulia, nggak apa-apa." Arian tersenyum. "Kita udah sejauh ini. Aku nggak mungkin mundur."

Aulia menghela napas lalu melirik sekitar, memastikan tidak ada yang melihat ia masuk ke dalam mobil Arian. Setelah masuk, Arian langsung putar arah dan kembali keluar dari komplek perumahan.

"Kenapa tiba-tiba mau nginep? Minggu lalu kamu nggak nginep," ujar Arian.

"Nggak apa-apa. Aku cuma ngerasa nggak enak aja di rumah, jadi serba salah setelah kejadian kemarin," ujar Aulia. "Harusnya Kak Arian bilang sama aku biar aku juga bisa ngomong ke bunda soal ini."

"Nggak usah kamu pikirin." Arian menggenggam sebelah tangan Aulia. "Aku udah tau kalo ini bakalan kejadian berapa lama pun kita sembunyikan ini."

Aulia menoleh. "Terus setelah ini gimana? Ayah dan bunda udah tau soal kita, orang tua aku juga. Mereka mungkin aja nggak bakal tinggal diem kalo tau kita masih sama-sama."

Arian menghela napas. Jujur saja ia juga bingung harus melakukan apa setelah ini. Ditambah dengan jadwal ujian yang baru saja keluar. Fokusnya akan pecah nanti.

SUDDENLY GOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang