Judul Awal: In The Name Of Love
Aldevo Archelaus sangat mencintai kekasihnya, Beby Owen. Namun, naasnya kekasihnya menghilang dalam suatu insiden dan tak pernah kembali lagi. Hingga datang satu titik dimana ia merasa putus asa dan patah arang.
• • •...
My love goes out of my heart and into the wind Out my guitar and under your skin Into your house and out of your headphones That's where my love goes My love goes out of your door and into the street Down through the floor and up through your feet Into your car and out of your radio That's where my love goes
(Lawson_Where My Love Goes) •••••
Jevand mengamati dari celah pintu emergency room tempat Aldevo tengah ditangani. Ya, pria itu berada di tempat yang sama saat pertikaian itu terjadi. Namun, fokusnya hanya tertuju pada tontonan yang tersaji di depannya, seolah tak berniat membuang energinya untuk ikut terlibat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aldevo harus merasakan hal yang sama, seperti yang menimpa gadis itu. Di mana sat gadis itu tersiksa, atau ketika gadis itu berjuang sendirian. Hah, mengingat nama gadis itu entah mengapa membuat sisi gelap dalam diri Jevand muncul kepermukaan lagi.
Jika mengiklaskan tidak cukup untuk membuatnya bahagia, maka merebutnya dengan paksa adalah hal tepat yang harusnya dia lakukan sejak dulu.
Dan, Jevand bertekad pada dirinya sendiri bahwa Beby harus menjadi miliknya. Meski Beby belum ditemukan, namun Jevand yakin gadis itu kini berada entah di mana. Ia juga yakin 99% peluang dia menemukan Beby lebih cepat dari kakaknya, mengingat kondisi kakaknya kian hari semakin memburuk.
'Aku yang akan lebih dahulu menemukannya Al, sebelum kau.' batin Jevand sarkasme.
Selama nyawa masih dikandung badan, ia akan lakukan apapun untuk menemukan gadis itu. Dalam keadaan bernyawa ataupun tidak.
Suara derit pintu terbuka melenyapkan lamunan sesaat Jevand pada gadis itu. Langkah lebar dari sepatu pantopelyang mendekatinya membuat tubuhnya tersentak.
"Jevand, kau di sini juga? Bagaimana kau bisa tahu Aldevo ada di sini?" tanya Scott dengan raut terkejut.
Dalam nada yang tenang Jevand menjawab pertanyaan dari kawan kakaknya itu. "Aku ada di sana saat kejadian itu berlangsung."
"Kau—"
"Bagaimana keadaannya?" Jevand memotong perkataan Scott. Ia seakan tak berniat mendengarkan kelanjutaan perkataan pria itu yang mungkin akan membuat dirinya tak tertarik untuk mendengarnya.
"Dia kehilangan banyak darah, saat kami datang kemari. Tapi, untungnya stok persediaan donor darah di rumah sakit ini masih ada. Jadi, dia dapat diselamatkan," tukas Scott mengusap surai hitamnya.
"Baguslah kalau begitu."
Scott tercengang mendengar penuturan adik sahabatnya itu. Pelafalan intonasi yang disampaikan olehnya diluar dugaannya. Terkesan tak ada empati yang muncul disana.
Jevand membalik tubuhnya dan berjalan menjauhi ruangan tersebut.
"Jev, kau mau kemana?" Scott mulai merasa ada yang janggal pada sosok adik sahabatnya itu.
Jevand menoleh sejenak dan berkata, "Apakqh semua yang kulakukan harus dengan sepengetahuanmu?"
Scott membelalakan matanya, merasa janggal dengan perubahan sikap adik sahabatnya. Pada akhirnya ia hanya mampu membisu hingga tubuh Jevand menjauh meninggalkan dirinya.
'Shit, bocah itu. Apakah tak terlintas sedikitpun dibenaknya untuk mengetahui kondisinya? Dasar adik laknat.' umpat Scott.
Jevand berjalan menuju parkiran mobilnya. Namun, langkahnya terhenti saat ia merasakan getaran diponselnya.
"Ya, ada apa?"
"....."
"Atur lagi strategi kalian.Kerahkan semua anak buahmu. Cari dia sampai dapat. Aku akan membayar mahal kalian jika sampai menemukannya."
°°°°°
171108 . . 200411
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.