Eternal Love Of Mine - Part 1

7.9K 202 84
                                        

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

(Cold Play_Fix You)
•••••

Seorang pria bersandar di bingkai pintu, memperhatikan seorang gadis tengah meliuk-liukkan tubuhnya di depan sebuah kaca besar di hadapannya, bergerak mengikuti irama lagu milik Cold Play yang berjudul Fix You.

Gerakannya lembut, namun seirama. Ayunan tangan dan kakinya bergerak lincah nan kuat. Seluruh tubuhnya bergerak dan ikut menari. Dari ujung kepala hingga ujung kaki. Semua mencerminkan jiwanya menyatu dalam tarian yang dibawakannya.

Performa gadis itu sungguh sempurna. Ia melompat tinggi seakan sedang terbang melayang, berputar-putar tanpa sedikit pun merasa kesulitan. Tariannya sangat indah.

Gadis itu terus bergerak dan berputar mengikuti alunan lagu yang menjadi latarnya. Seolah ia ingin menyampaikan emosinya dalam gerakannya. Terang di kala fajar. Gelap di kala senja.

Ketika alunan lagu perlahan berhenti, gadis itu perlahan-lahan menurunkan ritme gerakannya hingga melambat dan berhenti dengan sempurna. Gadis itu menghela nafas, lalu mengatur nafasnya agar kembali normal setelah ia menyelesaikan tariannya.

Karena terlalu fokus dengan latihannya, gadis itu sampai tak menyadari ada seorang pria yang tengah asik menatapnya dari pantulan kaca.

"Astaga, kau mengagetkanku!" Gadis itu terkesiap kaget setelah dirinya menoleh ke belakang.

Rupanya pria itu masih setia di posisi semula. Bersandar di bingkai pintu dengan melipat kedua tangannya di bawah dada. Tatapannya sungguh bersinar, raut wajahnya memancarkan keteduhan.

Gadis itu berjalan mendekati sang pria dengan hati yang berbunga. "Kapan kau datang? Kenapa tidak memanggilku, Aldev?"

Sang pria yang bernama Aldevo Archelaus menatap lekat manik hazel sang gadis. Warna yang selalu ia rindukan. Saat rindu menyeruak setelah sekian lama tak berjumpa.

Matanya selalu membuatnya tumbang, jika berhadapan dengan mata gadis itu. Gadis yang telah dicap miliknya untuk seumur hidup.

"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu," ucap Aldevo dengan pandangan penuh kerinduan.

Dipagutnya bibir ranum milik gadis itu dengan lembut seolah mengisyaratkan betapa ia sangat memuja sang gadis hingga tak sanggup melepaskan tautan bibirnya dari gadis itu. Bibir mereka menyecap satu sama lain, mengeksplorasi dua insan yang saling merindu.

"Aku juga merindukanmu, Aldev. Seminggu tak bertemu dirimu, bagaikan sewindu, honey," sahut gadis itu melepaskan ciuman mereka.

Pria itu tersenyum menatap gadisnya. Rasanya ia ingin waktu seolah berhenti berputar dan berpusat pada satu titik, yaitu ia dan gadis itu.

Ya, gadis itu adalah Beby Owen. Gadis pertama dan terakhir yang akan dicintainya sampai akhir hayat.

Jika diukur dengan penggaris, panjangnya tak akan terhingga. Jika diukur dengan laut, luasnya tak bisa diselami dan jika diukur dengan tangga, tingginya tak dapat terelakkan.

Begitu juga cinta Aldevo dengan Beby tak akan mudah diterpa badai meski ombak selalu menghadang.

"Honey, apa latihanmu hari ini sudah selesai?"

Aldevo menatap Beby dengan kening saling bertaut satu sama lain.

"Untuk hari ini latihanku sudah selesai. Ada apa?" tanya Beby sambil melangkah mundur menjauhi sang kekasih.

Eternal Love of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang