Eternal Love Of Mine - Part 31

1.1K 43 15
                                        

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, cause I need you to see
That you are the reason

(Calum Scott_You Are The Reason)
•••••

Aldevo menghentikan mobil sportnya tepat di depan sebuah gedung pancakar langit di kawasan W Medison St.

Ia meninju angin dengan tangan terkepal erat. Emosinya meledak bersamaan sesak yang menghimpit jantungnya. Membuat pasokan udara yang dihirupnya semakin menipis.

Sialan... Mengapa Dewi Fortuna tak pernah berpihak padanya?

Untuk kesekian kalinya kegagalan itu ia rasakan. Seakan mereka bersekongkol agar tak memberinya peluang kesempatan dalam memenangkan tender tersebut.

Aldevo membenturkan keningnya pada setir kemudi yang tak bersalah. Meluapkan segala emosi yang dipendamnya sedari tadi.

Dengan cara apalagi ia membenahi kesalahan yang telah diperbuat.

Ia telah mencoba semaksimal mungkin. Namun, hasilnya diluar ekspektasi. Usahanya berakhir sia-sia. Lenyap tersapu bersih tanpa sisa. Dan, berakhir dengan kegagalan yang memalukan.

Apa yang harus ia katakan, jika kedua orang tuanya tahu bahwa perusahaan mereka diambang kehancuran?

Jawaban apa yang harus ia katakan?

Sejenak Aldevo menenangkan hatinya yang kacau. Menghalau segala rasa yang menghimpitnya. Setelah merasa tenang, ia mengemudikan kembali mobil sport miliknya menuju mansion.

Selama perjalanan menuju mansion, tak henti-hentinya ia memikirkan langkah apa yang harus dilakukan. Setengah jam kemudian mobil sportnya tiba di tempat tujuan.

Langkahnya gontai saat memasuki bangunan kokoh yang berdiri tegak itu. Masih sulit rasanya menerima kenyataan bahwa ia kembali mengalami kegagalan.

"Kau dari mana saja, Nak!"

Lengkingan suara bariton itu sukses menghancurkan segala kepenatan batinnya.

Aldevo menoleh ke arah ruang tamu yang tampak gelap. Sekilas tak ada seorang pun di sana. Lalu, Aldevo mencoba menghidupkan penerang ruangan. Ia tersentak kaget saat menemukan pria tua itu berada di sana.

"Dad," pekik Aldevo.

O'Niel Archelaus berjalan mendekati sang putra yang tampak suram. Ia menelisik kembali penampilan anaknya yang tampak kacau. Tapi ia senang tak terdeteksi aroma alkohol di sekujur tubuhnya.

Pasalnya, ia sering mendapati putra sulungnya itu pulang keadaan setengah tak sadar.

"Dari mana saja kau? Kenapa baru pulang selarut ini?" tanya O'Niel penuh selidik.

Aldevo menghela napasnya yang berat. "Dad, bisakah kau kemari dengan cara yang wajar? Kau tak perlu bersembunyi di balik kegelapan hanya untuk melihat anakmu ini."

O'Niel bangkit dari kenyamanan sofa yang didudukinya. Berjalan mendekat ke arah putranya. "Aku tak ingin mendengar jawabanmu itu. Yang ingin kudengar kenapa kau baru kembali ke mansionmu, sekarang?"

Hening untuk beberapa saat.

"Aku hanya sedang ingin menetralkan emosiku, Dad. Sorry, aku gagal lagi memenangkan tender itu."

O'Niel memejamkan matanya sejenak. Antara geram dan prihatin dengan putra sulungnya itu. Karena semenjak ia ditinggal mati oleh wanita pujaannya itu, daya kerja otaknya melambat. Mungkin dia tak mengerti seberapa besar kehancuran yang diperbuatnya akibat kelakuannya itu.

Tapi, untunglah ia masih memiliki seorang putra lain yang masih bisa diandalkan. Ya, siapa lagi kalau bukan Jevand Archelaus.

Putra bungsunya itu cukup andil memberikan kontribusi untuk kemajuan perusahaannya. Jika tidak ada dirinya, ia tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi zona kritis di perusahaannya.

"Beristirahatlah. Esok pagi temui aku di ruanganku," ujar O'Niel, lantas melangkah pergi meninggalkan sang putra.

"Ada apa, Dad?"

O'Niel menoleh sejenak. Memandang raut wajah anaknya yang terlihat gusar.

"Kau akan mengetahuinya besok."

Aldevo terdiam mendengar jawaban dari sang ayah sebelum pergi. Kira-kira apa yang akan disampaikan ayahnya?

Ah, entahlah ia tak mampu berpikir lebih keras lagi dari batas sebelumnya. Energinya sudah terkuras untuk sesuatu yang tak bernilai harganya.

°°°°°

180120
.
.
200422

200422

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eternal Love of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang