Eternal Love Of Mine - Part 39

1K 50 1
                                        

No eres , no eres , no eres ,
soy yo (soy yo)
No te quiero hacer sufrir, es mejor olvidar y dejarlo así (así)
Échame la culpa
No eres , no eres , no eres ,
soy yo (soy yo)
No te quiero hacer sufrir, es mejor olvidar y dejarlo así (así)
Échame la culpa

(Luis Fonsi & Demi Lovato_Echame
la Culpa)
••••

Sepasang anak manusia tengah duduk bersantai di sudut ruangan sebuah nightclub. Keduanya saling mengangkat tinggi sebuah gelas kristal berisi champagne dalam genggaman jemari masing-masing.

"Ini untuk penyambutan dirimu, karena telah kembali ke Chicago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini untuk penyambutan dirimu, karena telah kembali ke Chicago." ujar Louis Calvano. Mereka berdua saling menempelkan gelas kristal sehingga terdengar bunyi dentingan berasal dari sana.

"Ya, untuk kembalinya diriku ke Chicago," kata Daphne melemparkan seulas senyuman untuk pria di samping.

Mereka meneguk champagne itu perlahan demi perlahan. Merasakan setiap aliran minuman beralkohol itu membasahi kerongkongan mereka.

"Emh, ini nikmat. sudah lama sekali aku tidak merasakan champagne senikmat ini." Daphne meneguk kembali minumannya.

"Kau tahu, sebenarnya terdapat sekitar 49 juta gelembung dalam botol champagne 750 ml yang disimpan pada suhu 20ºC. Angka ini dihitung oleh seorang ilmuwan terkenal bernama, Bill Lembeck. Champagne sebenarnya ditemukan secara tak sengaja. Anggur yang diproduksi di Champagne (wilayah Perancis) saat itu disimpan di gudang. Nah, dari sana sebuah fakta tersebar semakin lama champagne tersimpan dalam peti di gudang untuk menjalani proses fermentasi, rasa dan kenikmatan di dalamnya akan berkali-kali lipat lebih enak dari sebelumnya." terang Louis mengingat kembali apa yang ia ketahui.

Daphne melirik sekilas pria di sampingnya ini, lalu mengerling. "Ouh, ternyata kau mengetahui banyak hal. I like it."

Pria itu menarik sudut bibirnya tertahan. "Tanyakan apapun padaku selagi aku masih bisa menjawabnya, darl."

Gadis itu menggangguk. Sorot iris cokelatnya menatap lekat ke arah dance floor yang semakin ramai di malam weekend. Mungkin ada puluhan atau bahkan ratusan pasang muda-mudi memenuhi dance floor itu.

"Let's dance with me, darling." ujar Louis.

Seketika pria itu berdiri dari duduknya, membungkuk dan meraih jemari gadis di hadapannya untuk ikut bersamanya. Tanpa banyak bicara, Daphne langsung menyetujui keinginan Louis. Ia mengikuti langkah pria itu berjalan menuju dance floor.

Seluruh tubuhnya bergerak sesuai dengan nalurinya, saat ia sampai di tempat hot itu. Ya, menurutnya dance floor akan menjadi tempat yang hot ketika iris lapar milik para pria bodoh menatap tubuhnya yang meliuk-liuk dengan sensual.

Louis mengagumi kecantikan Daphne di bawah gemerlap lampu disco yang berkerlap-kerlip. Ya Tuhan, dari tahun ke tahun kecantikan gadis di hadapannya ini tak pernah berkurang seinci pun.

Dapatkah ia memilikinya?

"Apa yang kau pikirkan, dear? Mengagumi kecantikanku, hmm?" Apa aku tampak terlihat sexy dengan gaun ini?"

'Ya, kau tampak sexy Daph. Hingga aku ingin melahapmu sekarang juga!'

Ingin sekali rasanya Louis mengatakan hal itu. Namun ia masih mengingat betul batasan yang harus dijaganya dengan gadis itu.

'We are best friend forever.'

Kalimat terkutuk itu selalu sukses menyadarkannya. Siapa dirinya dan siapa gadis di hadapannya kini. Jika saja kalimat terkutuk itu tak pernah mereka ikrarkan bersama sudah sejak lama pria itu mengikat Daphne.

Louis mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah telinga gadis itu seraya berbisik, "Tunggu sebentar di sini. Aku ingin ke toilet," Gadis itu mengangguk, dan dalam sekejap Louis menghilang dari hadapannya.

Daphne meliukkan tubuhnya, bergerak sesuka hatinya. Banyak pasang mata menatapnya lapar. Tapi ia sama sekali tak memperdulikannya. Ia hanya terus menari sesuai intuisinya.

Entah dari mana datangnya ada sesosok pria menerjang tubuhnya, lalu tanpa permisi pria itu melumat bibirnya dengan brutal. Mencekram tengkuk leher dan memeluknya sangat erat. Daphne meronta sekuat tenaga dalam kungkungan pria itu.

Tapi pria itu sama sekali tak menghiraukan reaksinya. Pria itu masih setia menjelajahi bibirnya yang menyatu dengan bibir miliknya. Membuat keduanya saling bertukar saliva secara bersamaan.

Batin Daphne menjerit. Sungguh, tak pernah ia mengalami situasi seperti saat ini. Dengan segenap kekuatan yang ia miliki, Daphne mendorong tubuh pria itu dan refleks menampar wajahnya.

"You're a stupid man."

°°°°°

180520
.
.
200504

Jangan lupa vote + coment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote + coment ya.
Terima Kasih 🙏🙏🙏

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA UNTUK TEMAN-TEMANKU YANG MUSLIM. SEMANGAT SAMPAI WAKTU MAGHRIB, YA. 😉😉😉

Eternal Love of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang