Eternal Love Of Mine - Part 49

754 25 1
                                    

Somethin' 'bout you makes me feel
like a dangerous woman
Somethin' 'bout, somethin' 'bout,
somethin' 'bout you
Makes me wanna do things
that I shouldn't
Somethin' 'bout, somethin' 'bout,
somethin' 'bout you

(Ariana Grande_Dangerous Woman)
•••••

Aldevo meringis kesakitan ketika kulit halus itu memelintirnya dengan kekuatan super. Seolah wanita ini ingin menunjukkan seberapa tangguh dirinya. Terlepas dari parasnya yang menawan.

Satu pemikiran yang tak boleh Aldevo remehkan, wanita ini berbeda.

Sepertinya Aldevo harus mengatur siasat guna meluluh lantahkan kekerasan hatinya? Baru didekati saja wanita itu sudah memasang benteng pertahanan. Lalu, hal lain apalagi yang akan diperbuat oleh wanita itu?

Ah, kemungkinan besar dirinya akan dilumat hidup-hidup jika sembarangan menyentuh tubuhnya. Hemh, memikirkan hal itu sepertinya Aldevo butuh waktu ekstra khusus untuk menggali lebih jauh calon istrinya ini.

"Aaahh... I-ini aku, Aldevo Archelaus. Bisakah kau santai sedikit. Aku tak ada niatan untuk menyakitimu." Aldevo mencoba menego.

Bukan melepas, Daphne malah semakin menekan pergelangan lawannya. "Kau membuat satu kesalahan dengan mencoba menguntitku."

What the hell?

Aldevo hanya menyentuh bahunya saja dan lihat respon wanita ini sungguh berlebihan. Ah, ini situasinya yang sangat bertolak belakang. Tidak bisa di biarkan. Bisa-bisa harga dirinya tertindas, dan ia berakhir sebagai pria lemah.

"Apa yang kau inginkan, hah?"

Seketika aroma mint masuk menusuk indera penciumannya. Begitu kuat menembus saraf otaknya. Menjalar di setiap organ vitalnya. Membunuhnya hanya dalam satu kali hembusan.

Wanita seperti ini adalah favoritnya. Tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sangat tipikalnya sekali. Ia jadi sangsi  apakah benar ini Beby-nya, atau sebaliknya? Tapi mustahil ada manusia semirip itu dengan kekasihnya.

Aldevo memejamkan matanya sejenak, lalu mengembuskan napasnya kembali. Perlahan ia membuka kelopak matanya menatap sekitar yang masih tampak sama. Dia berada di basement dengan tangan masih terpelintir di punggung. Ah, benar-benar mengenaskan.

Duk..

Wanita itu mendorongnya ke badan mobil. Semakin menghimpitnya dengan sentuhan kasar. Begitu kuat dan sangat berkuasa.

"A—aku hanya ingin bertemu denganmu. Dan, memastikan sesuatu."

Wanita itu menaikkan sebelah alisnya. Terdengar aneh, namun ia merasa hal itu patut untuk ia ketahui. Melonggarkan belitannya, wanita itu biarkan si penguntit terbebas.

Sayangnya kesempatan itu malah membuat wanita itu terperangkap dalam jerat yang dipasang sang penguntit.

"Kau yang seperti ini membuatku tersiksa dan juga bergairah. Jika kau ingin bermain tarik ulur, ayo kita lakukan. Aku dengan senang hati akan mengabulkannya. Tapi, jika suatu saat kau menyerah, datanglah padaku secara sukarela dan aku akan memaafkanmu, calon istriku."

Wanita itu berdecih. Seolah ucapannya hanyalah sebuah bualan. Namun, cukup menarik. Seseorang yang pernah mencuri ciumannya menawarkan sebuah permainan. Apakah perlu ia menyetujuinya? Atau, bagaimana kalau lelaki ini ia manfaatkan saja.

Sepertinya dia terobsesi dengan wajahnya. Mengingat bagaimana lelaki itu menciumnya penuh nafsu. Cih, enyahlah ingatan itu.

"Well, karena kau yang menawarkannya bagaimana kalau ganti aku yang membelinya. Kau..." Wanita itu menunjuk tepat ke bagian dadanya. "Apa kau bisa berakting dengan baik?"

Aldevo mengernyitkan dahinya. "Maksudmu?"

"Kau— Berpura-puralah menjadi suamiku.  Lalu, akan ada bayaran yang setimpal untukmu."

Jawaban macam apa itu? Wanita ini, sebenarnya apa maunya? Seenaknya saja meminta.

"Kenapa kau mengatakan itu? Bukankah pada akhirnya aku akan menjadi suamimu?"

Wanita itu menggeleng dan tersenyum sumbang. "Mungkin awalnya seperti itu memang. Rasanya sama sekali tak menarik. Aku perlu sebuah tantangan, jika benar-benar ingin melakukannya. And then, kutemukan jawabannya darimu."

Jemari wanita itu terangkat membelai rahang Aldevo. Begitu lembut seringan bulu yang menjuntai. "Salah satu dari kita perlu ada yang waras, kan?"

"Ya."

Wanita itu menarik dagu Aldevo. Membiarkan iris hijaunya bertabrakan dengan manik hazelnya. "Aku membutuhkanmu untuk sebuah skandal. Dan juga, ada seseorang yang ingin kuhancurkan hatinya. Apa kau berminat?"

Sekujur tubuh Aldevo membeku, sukmanya seperti terlepas dari raganya. Dan, seluruh inderanya seolah mati dalam sekejap. Wanita itu gila.

Berulang kali ia mencoba untuk memberontak tapi kendali dirinya menolak. Ya Tuhan, sihir apa yang dia ciptakan? Mengapa sulit sekali untuk melawan?

Wanita itu menoleh ke arah kiri dan kanan. Kemudian, pandangannya jatuh kembali pada lelaki di hadapannya. Menampilkan senyum menawan, ia tepuk beberapa kali pipi lelaki itu sembari berbisik. "Jika kau berminat, temui aku kembali di tempat ini. Seperti saat ini."

Mendorong lelaki itu menjauh, wanita itu berjalan menuju mobil yang di parkirnya. Ia bersenandung riang sampai memasuki mobil. Memasang seat belt, menyalakan mesin mobil. Ia melirik lagi ke arah lelaki itu berpijak.

Sebuah senyum terbit dari bibir manis. Ia turunkan kaca mobil, masih tak lepas menatap lelaki yang menurutnya menyedihkan itu.

"Hey..." Wanita itu berteriak seakan tak mempedulikan situasi sekitar.

Berbalik, Aldevo tatap wanita itu sedemikian rupa. Kentara sekali nada mengolok di sana.

"Jadilah pria sejati, jika kau terlahir dengan percaya diri yang tinggi." teriaknya sebelum menghilang dengan lambaian tangannya.

Sialan, wanita itu benar-benar memporak-porandakan hatinya. Nyalinya tak main-main rupanya. Baiklah, jika memang itu yang dia inginkan. Aldevo bersumpah wanita itu akan menanggung resikonya.

"Kita lihat bagaimana permainannya."

°°°°°

200521

Menurut kalian Ceritanya gimana sih?

Jangan lupa vote + komen ya.
Thx's

Eternal Love of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang