Damn, I heard that you and her been having problems
She likes to fight, I guess you both have that in common
Started at the top, and now you at the bottom
But baby, this is none of my business
Damn, I heard that you and her been having issues
I wish you the best, I hope that she can fix you You'll be calling me the second that it hits you But baby, this is none of my business(Cher Lloyd_None of Of My Business)
•••••[ R E V I S I ]
Sebuah porsche metalik keluaran terbaru masuk ke pelataran hotel, dan berhenti tepat di depan pintu lobby. Salah seorang bellboy yang bertugas di sana melangkah menghampirinya, bermaksud membukakan pintu mobil tamu.
Namun, ketika pintu mobil telah terbuka separuh, sebuah dorongan berasal dari dalam menyentaknya cukup kuat. Alhasil, pintu pun kembali tertutup.
Bellboy tersebut tercengang dibuatnya. Tatapannya lantas beralih pada kaca mobil yang perlahan turun hingga sebatas dagu. Menampilkan paras angkuh seorang wanita berkaca mata hitam dari dalam sana. Dengan penuh kesopanan, ia membungkuk menyejajarkan wajahnya tepat saat sang tamu menoleh ke arahnya.
"Excuse me miss, bisa saya menggantikan anda untuk—" ucapan bellboy itu terpotong, berganti intrupsi dengan intonasi tinggi dari wanita tersebut.
"Bentangkan red carpet~nya."
Satu kalimat dari wanita itu sukses membungkam telak perkataan sang bellboy. Tamu sekelas high society itu memerintahnya, seolah apa yang dikatakannya adalah perintah yang mutlak tanpa perlu bantahan.
Menetralisir keterkejutannya dari sang tamu, bellboy itu tersenyum tipis seraya berkata, "I'm sorry, Miss. Kami tidak bisa melakukan apa yang anda perintahkan."
Mendengar jawaban bellboy tersebut, wanita itu membolakan matanya. Tatapannya menyalang pada lawan bicaranya. "Kau tidak tahu siapa aku?"
Sang bellboy yang ditanya hanya terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. Merasa tak pernah mengenal wujud manusia angkuh di depannya. "No, Miss. Saya tidak mengenal anda."
Wanita itu mengeram tertahan.
Bagaimana mungkin manusia di depannya ini tak mengenal dirinya?Padahal ia sering kali wara-wiri di televisi bahkan wajahnya terpampang jelas di layar billboard sekalipun. Terlebih lagi setelah ia menyabet posisi terbaik di ajang Miss World 2017. Sebuah pencapaian tertinggi dalam sejarah hidupnya bisa terpilih dalam sebuah kontes kecantikan berskala international.
"Oh, My God. Apakah dia tidak memiliki televisi di rumahnya? Ouh, plebeian!" gerutu wanita itu teramat kesal.
Wanita itu mendesah berat. Memejamkan matanya sejenak, lalu kembali melemparkan tatapan membunuh pada lelaki udik di sampingnya.
"Cepat kau bentangkan red carpet~nya. Waktuku sudah terbuang percuma hanya untuk meladenimu," perintahnya sekali lagi.
Bellboy tersebut kembali menundukan kepala. Sayang sekali perintah tamu itu tidak bisa dikabulkannya. Setidaknya ia mampu memilah dan meneliti lebih rinci, mana kalangan terhormat dengan tamu penggila reputasi.
"Sekali lagi maaf, Miss. Saya tidak bisa menuruti perintah anda. Jika anda tidak ingin digantikan, anda bisa memarkirkan sendiri mobil anda di valet yang telah disediakan."
Damn, berani-beraninya dia menyuruhku. Dia pikir, dia siapa?
"Mobilku tidak akan berpindah satu inci pun, jika kalian tidak menuruti keinginanku," wanita itu tetap pada pendiriannya.
"Maaf, anda termasuk klasifikasi golongan apa?"
"Hah, golongan?" wanita itu memutar bola matanya, seolah tertantang pada topik pertanyaan tak bermutunya.
"Aku~orang yang berpotensial menyingkirkanmu saat ini juga," ujar wanita itu membelalakan iris hazelnya.
"Kau tidak tahu. Aku ini tamu kehormatan," sekali lagi wanita itu mempertegaskan.
"Tapi, Miss. Saya—"
Rahang wanita itu mengeras, buku-buku jarinya memutih. Rasanya segala macam umpatan ingin segera ia semburkan pada manusia di sampingnya kini. Namun, kalimat itu nyatanya harus ia telan bulat-bulat saat ekor matanya menatap seorang pria mendekati kaca mobilnya.
"Excuse me Miss, ada yang bisa saya bantu," kata pria yang baru saja datang, dalam balutan pakaian yang tak jauh berbeda dari pria yang mendebatnya terus.
"Apakah kau atasannya?" tanya wanita itu sembari menunjuk pria yang mencoba mencari masalah padanya.
Pria berstatus kepala bellboy itu menunduk. Mengiyakan atas pertanyaan wanita di hadapannya kini.
"Tolong kau didik lagi bawahanmu untuk berlaku sopan terhadap tamunya." desis wanita itu tajam. Selanjutnya tanpa basa-basi dia meminta hal sama pada kepala bellboy tersebut.
Reaksi kepala bellboy itu tak jauh berbeda dari petugas bellboy yang berjaga. Dia menolak keras atas perintah tamu tak tahu diri itu. Yang membuat keduanya mengeram, wanita itu mati-matian menolak memindahkan mobilnya apabila permintaannya tak dikabulkan.
Terbukti dari wanita itu menaikan kembali kaca mobilnya tanpa ada niatan meninggalkan posisinya dari tempatnya berada. Belum lagi suara klakson bersahutan di barisan belakang mobil wanita itu, menandakan berapa banyak pengunjung yang merasa dirugikan hanya karena insiden konyol tersebut.
"Bentangkan red carpetnya!" Intruksi Kepala bellboy dengan wajah asam.
Sang bellboy menoleh kepada atasannya. "Tapi, Mister."
"Segera lakukan perintahku. Kita tak punya pilihan lain. Dan, membiarkan mobil lain menunggu terlalu lama, bukan?"
Wanita ini lebih mengerikan dari tamu negara. Kita harus melayaninya sebaik mungkin, gumam kepala bellboy.
Detik berikutnya seluruh staff yang berjaga di area lobby sibuk menyiapkan red carpet yang diinginkan wanita itu. Setelahnya para staff mengambil posisi berbaris rapih guna menyambut kedatangan si wanita angkuh. Tak jarang dari mereka berbisik-bisik menanyakan siapa gerangan tamu yang terkesan misterius itu.
Seulas senyum terpatri di bibir ranum wanita itu. Merasa menang, karena upayanya membuat para staff itu tunduk pada keberhasilannya.
Dia membuka pintu mobil, dan mulai berjalan angkuh melewati para staff yang tertunduk di depannya. Rasanya begitu pantas dan pas seorang Daphne Vyacheslava melangkah penuh percaya diri di bawah red carpet yang terbentang, seperti halnya saat dia berjalan di atas catwalk.
Dari kejauhan salah satu staff yang bertugas di sana berujar, "Oh my god, Dangerous Customer is here." sembari menekan tombol dimana marabahaya itu akan dimulai.
°°°°°
190217
.
.
200513

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love of Mine
FantasiJudul Awal: In The Name Of Love Aldevo Archelaus sangat mencintai kekasihnya, Beby Owen. Namun, naasnya kekasihnya menghilang dalam suatu insiden dan tak pernah kembali lagi. Hingga datang satu titik dimana ia merasa putus asa dan patah arang. • • •...