Eternal Love Of Mine - Part 48

692 29 0
                                        

I was broken from a young age
Taking my sulking to the masses
Writing my poems for the few
That look at me, took to me, shook to me,
feeling me
Singing from heartache from the pain
Taking my message from the veins
Speaking my lesson from the brain
Seeing the beauty through the

(Imagine Dragons - Beliver)
•••••

Wanita itu berjalan dengan gaya angkuhnya. Melirik sekilas pada tamu yang jelas-jelas menatapnya penuh minat. Bibir merah pekatnya mendesis seksi, membuat setiap kaum adam ingin menculiknya.

Hal yang sama ingin Aldevo lakukan. Meraih wanita itu, membius tubuhnya, lalu memenjarakannya untuk dirinya seorang.

Kini, wanita itu berada tepat di hadapannya. Menarik kursi sembari melemparkan senyum paksaan. Seorang wanita yang pandai mengendalikan situasi. Sayangnya, atmosfer itu tak berlangsung lama.

Nyatanya manik cokelat pekat itu menatapnya penuh permusuhan, ketika iris hijaunya bertemu pandang dengannya. Seolah Aldevo mampu mencerna arti tatapannya.

Wanita itu menyorot tajam selagi bergumam, 'What are you doing?'

Seulas senyum terbit dari ujung bibir Aldevo. Dia merasa tertantang pada wanita ini. Wanita yang notabenenya akan mengubah dirinya menjadi seorang pria beristri.

Ternyata pilihannya tidak salah dengan mengambil langkah cepat menemui pertemuan ini. Namun, satu pemikiran dangkal diluar naluri mulai menyergap otak sintingnya.

Wanita ini, apakah dia 'Beby'~nya? Jika bukan, mengapa wajahnya mirip sekali?

Selama ini Beby tak pernah mengatakan apapun, atau menceritakan memiliki seorang saudara kandung alih-alih saudara kembar yang telah lama menghilang.

Hahahaha... Ini lucu sekali.

Rasanya sungguh tidak masuk akal. Wanita itu mungkin sedang mengelabuinya. Ya, Beby-nya pasti sedang bersandiwara. Memainkan peran yang dia buat sendiri sebagai bentuk balas dendam untuk membayar satu kesalahan yang telah berlalu.

Jika seperti itu fine, Aldevo akan menerima konsekuensinya. Sekalipun Beby memintanya untuk bersujud di kakinya dan menyesali perbuatannya yang lalu, Aldevo akan menyanggupinya. Apa pun akan ia lakukan.

"Perkenalkan ini putri semata wayangku, Daphne Wellington." ujar Dany Wellington menampilkan senyum bangganya.

Berbanding terbalik dengan wanita yang dielukannya itu. Wanita bernama Daphne tersebut malah asik bermain pisau dan garpu di atas tenderloin. Seolah-olah apa yang disampaikan oleh pria tua tersebut sama sekali tak berpengaruh padanya. Mengabaikan sopan santun, wanita itu berlaku acuh pada pertemuan yang sekiranya membutuhkan dua kepala menyatu.

Sepanjang pertemuan berlangsung baik wanita itu maupun Aldevo tenggelam dalam kebisuan. Hanya para tetua yang sibuk berdiskusi mengenai tanggal pernikahan mereka, tanpa berpikir masing-masing dari mereka menyetujui atau tidak.

Dentingan keras berasal dari piring wanita itu memekakkan telinga. Membersihkan bibirnya dengan serbet, wanita itu mendorong kursi ke belakang. Tubuhnya berdiri melirik sekilas pada pria tua di sampingnya. "Aku rasa pembicaraan ini sudah menemukan titik final-nya. Jadi, untuk apalagi aku ada di sini. And then, Ayahku tersayang apakah kau pernah membayangkan bagaimana rasanya ketika anjing peliharaanmu menggigit setelah dia diberi banyak umpan? Ya, karena sesungguhnya dia masih mengincar yang lainnya," tawanya remeh, sebelum akhirnya menunduk berbisik pelan, "Ini bukan sesuatu yang gratis. Ada hal yang harus kau beri mahal."

Wanita itu langsung pergi tanpa basa-basi lagi. Aldevo tertunduk dalam memikirkan kembali apa yang hendak ia lakukan. Namun, nihil. Pikirannya seolah buntu.

Jika wanita itu pergi, mungkin dia harus pergi juga. Menunduk hormat Aldevo berpamitan kepada para tetua yang tampaknya tak bermasalah oleh kepergiannya.

Langkahnya kian cepat menuju ke arah basemant dimana ia memarkirkan mobilnya. Tiba di tempat, perlahan langkahnya memelan ketika dari kejauhan ia mampu menangkap siluet wanita yang baru saja ditemuinya.

Samar-samar dari kejauhan Aldevo melihat wanita itu tengah menghubungi seseorang.

"Cancel saja semuanya. Aku belum tahu akan kembali kapan?" omelnya.

Wanita ini dari raut wajahnya sangat mirip sekali dengan Beby-nya. Tapi entah mengapa melihat peringainya sangat bertolak belakang sekali dengan kekasihnya. Wanita ini bisa dibilang sangat-kasar. Ya, inilah penilaian awalnya ketika bertemu kembali wanita itu.

Aldevo berjalan mendekati wanita yang berdiri membelakanginya. Tangannya terulur menyentuh bahu wanita itu, ketika secara refleks tubuh wanita itu berotasi dan memelintir lengannya ke punggung.

Shit, wanita ini.

"Apa yang hendak kau lakukan, Tuan?" geramnya.

°°°°°

191229
.
.
200517

200517

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eternal Love of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang