BAB XII

752 79 70
                                    

She's in danger,

-------
===

Synchoréste| 12


Sebelumnya Minseo tengah bersantai menikmati eskrim bersama dengan Jaesuk, di kedai eskrim dekat sungai Han, sebelum sebuah pesan yang masuk pada ponselnya membuatnya segera beranjak dengan cepat. "Jaesuk, kita pulang ya, Kak Eunbi minta jemput." Tutur Minseo seraya menarik tangan Jaesuk yang masih memegang eskrim.

"Kak Eunbi?" tanya Jaesuk lalu menjilat eskrim miliknya. "Aku ikut ya, Kak, aku mau main sama Kak Eunbi." Pinta Jaesuk.

"Nggak boleh, kamu pulang aja ya, belajar. Nanti kapan-kapan, Kakak ajak Kak Eunbi main ke rumah kamu deh."

"Janji ya, Kak?"

"Iya," jawab Minseo lalu membantu Jaesuk agar bisa naik ke dalam mobil dan memasangkan sealtbelt padanya.

Eunbi: Jemput gue sekarang

Eunbi: Di kafe Mujigae Gangnam

Eunbi: Cepetan

Entah kenapa, memang sedari tadi Ia memiliki firasat yang buruk, ditambah dengan pesan Eunbi yang tadi baru saja masuk. Walaupun Adiknya memang cerewet, tapi Ia selalu mengatakannya langsung atau sekedar menelfon, tidak melalui pesan singkat seperti tadi.

Ini membuatnya sedikit khawatir akan keadaan Eunbi, karena itu, Dia mengemudikan mobilnya sedikit lebih cepat, dan membuat Jaesuk sedikit takut. Entahlah, Minseo tidak dapat berpikir jernih, karena yang dipikirkannya adalah keselamatan Eunbi.

_________














Eunbi mengetukan-ngetukan sepatu miliknya ke aspal, bersandar pada dinding kafe dan sesekali menoleh ke kanan dan kirinya. Sedangkan Guanlin, Dia masih terus menjaga Eunbi, mengedarkan pandangannya, dan menatap secara intens orang yang melewatinya mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Huh," Eunbi mengehela nafasnya kasar, Ia lalu melirik jam yang melingkar ditangannya dan memejamkan matanya dengan kepala yang bersandar pada dinding.

Oh! Ini sudah hampir 15 menit setelah Eunbi mengirimkan Minseo pesan, tapi Ia belum datang untuk menjemputnya. Mustahil jika Minseo sedang bekerja, karena ini hari sabtu, semua Departemen Pemerintahan libur di hari ini. Dan jika Minseo tidak menjemputnya, karena alasan tengah bekerja, Eunbi akan memukulinya hingga babak belur.

"Kenapa, cape Kak?" tanya Guanlin lalu mulia bersandar pada dinding juga.

"Iya," jawab Eunbi jujur. "Cape, pusing juga. Ngurusin soal buat kalian tapi belom selesai."

"Salah Kakak sih, aku udah bilang buat nunggu di dalem aja tapi Kakak nggak mau." Kesal Guanlin lalu membenarkan letak kacamatanya. "Lagipula kalau di dalem kan lumayan, Kak, bisa manfaatin wifi gratis buat download atau minum cappucino lagi."

"Bayar pajaknya malah makin mahal, Guan." Eunbi lalu mengalikan perhatiannya pada Guanlin yang juga baru saja menatapnya. "Duduk aja bayar, wifi-nya dikunci, harus beli sesuatu dulu kalau mau dapet passwordnya, sama aja bohong." Sambung Eunbi yang diiringi tawa oleh keduanya.

Hingga sebuah mobil SUV berwarna hitam yang baru saja berhenti, mengalihkan perhatian Eunbi disusul Guanlin yang juga mengikuti arah pandang Eunbi. Orang didalam sana, berjalan dengan cepat kearah Eunbi dan menariknya agar berdiri di dekatnya.

"Siapa lo?" tanya Minseo ketus pada Guanlin.

Eunbi menyikut perut Minseo, dan melepaskan rangkulan Minseo. "What the hell?" tanya Eunbi pada Minseo. "Guan, ini Kak Minseo. Kak, ini Guanlin, anak murid gue." Ucap Eunbi memperkenalkan keduanya.

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang