BAB XXXIX

462 52 5
                                    

Real Quality time,

------
===


Synchoréste| 39

Kedua orang tersebut memang sengaja tidak membuat kebisingan di pagi hari. Membiarkan sepasang suami-istri tersebut masih terlelap dalam mimpi, dan beranjak meninggalkan rumah tanpa membangunkan keduanya.

Sesuai rencana yang sudah disiapkan Mereka jauh-jauh hari.

Memberikan keduanya menikamati quality time Mereka bersama. Siapa yang tau, jika nanti seorang cucu akan kembali hadir disana. Mengembalikan kebahagiaan yang sempat hilang, dan membuat  kebahagiaan yang lain bersama. Dengan hidup yang baru.

Sang Wanita sudah bangun terlebih dahulu. Tersenyum menatap wajah sang Suami, sebelum beranjak turun dan membuka tirai kamar Mereka.

Indah.

Satu kata yang mampu mendeskripsikan pemandangan yang terlihat saat Ia membuka gorden tersebut. Gunung yang menjulang tinggi, dengan beberapa rumah warga dan pepohonan yang berdampingan disana. Hidup bahagia dengan kebahagiaan kecil yang Mereka punya.

Ia berjalan keluar kamar, dan mengendarkan pandangannya. Kemana semua Orang? Tidak ada tanda-tanda keberadaan Orang disini. Begitu pikir Eunbi.

"Mah,"

Eunbi memanggil Ibu mertuanya, seraya berjalan menuju dapur. Berharap Beliau ada disana dan memberikannya senyuman hangat dipagi hari. But, nothing. Tidak ada siapapun. Yang Ia temukan hanyalah, semangkuk sup, kimchi, dan oden yang ada diatas meja Makan. Ia meraih note yang berada didekatnya dan membacanya.

Dan setelah membacanya, Eunbi menghembuskan nafasnya panjang dan kembali meletakan notes tersebut ditempat semula. Ia meraih semangkuk sup tersebut dan meletakannya di microwave. Seperti pesan yang tertera di notes tersebut.

"Mamah sudah membuatnya sejak pagi tadi, hangatkan sup, kimchi, dan oden ini ke dalam microwave.Mamah dan Papah pergi ke butik, jaga baik dirimu dan jangan lupa sarapan."

Ya. Seperti itu pesan yang tertulis disana. Maka sebagai menantu yang baik, Eunbi melakuaknnya dan menunggu hingga timer tersebut berbunyi. Ia bersandar pada meja didekatnya, meraih gelas dan menuangkan segelas air kesana. Meneguknya perlahan, dengan mata yang terpejam.

"Morning,"

Hampir saja Eunbi tersedak saat mendengar suara dari suaminya. Yang baru saja datang, dan memeluknya secara tiba-tiba dari belakang.

Sang suami pun, meraih gelas yang dipegang Eunbi, meletakkan gelas tersebut diatas meja dan mengusap punggung Eunbi beberapa kali. "Kalo minum pelan-pelan dong." Tuturnya lembut.

"Aku udah pelan-pelan, Jeon, tapi kamu aja yang meluk aku tiba-tiba."

Dia—Jeon Jungkook tersenyum dan kembali memeluk Eunbi. Meletakkan dagunya diatas pundak Eunbi dengan mata yang terpejam. "Aku masih ngantuk. Bobo lagi, yuk."

"Sarapan dulu,"

Jungkook menggelengkan kepalanya, dengan mata yang masih terpejam. Tangannya mulai berkeliaran kemana-mana. Merambat kedalam baju Eunbi, dan mengelus perut tersebut seduktif. "Luka bekas jahitan kamu udah mulai kering,"

Eunbi memejamkan kedua matanya, menggigit bibir bawahnya dan mendongakan kepalanya keatas. Sentuhan ini memabukkan, Ia tidak sanggup menahannya. Damn shit untuk Jungkook dan segala macam godaannya.

"Mamah sama Papah sengaja ninggalin kita berdua disini,"

Jangan. Jangan dilanjutkan, Eunbi belum siap untuk memenuhi haknya.

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang