BAB XXXV

636 73 3
                                        

He's mine,

--------
===

Synchoréste| 35

H

ari ini adalah hari terakhir berkemah, bahkan Anak laki-laki itu telah mengajukan izin untuk pulang lebih cepat agar bisa meluangkan waktunta untuk bertemu dengan Eunbi yang kini tengah berada di rumah sakit.

Karena itu, Guanlin melangkah dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Sebucket bunga yang berada digenggamannya, tak jarang untuk dihirupnya aroma bunga tersebut. Seolah Ia sangat menyukai barang bawaannya tersebut. "Kak Eunbi pasti suka!" rapalnya.

Tapi langkah itu terhenti saat melihat seseorang yang juga tengah membawa subucket bunga, memakai hoodie dan juga masker untuk menutupi identitasnya. Tapi Guanlin sudah tahu, siapa orang itu!
Langkahnya Ia pacu, sedikit lebih cepat. Berdiri didepan Orang tersebut untuk menghalangi langkahnya. "Ngapain lo disini?" tanya Guanlin pada Orang tersebut.

"Bukan urusan lo!" jawab Orang tersebut—Jangjun acuh.

Guanlin memegang bahu Jangjun, menahannya agar tidak dapat melangkah lagi. Kepalanya sempat tertunduk, sebelum terangkat dan menatap Jangjun menikam. "Gue saranin lo mundur dari sekarang, berenti ditempat lo sekarang, atau lo bakal nerima kenyataan pahit kalau Kak Eunbi enggak bisa lo milikin lagi." Ungkap Guanlin. "Lagipula percuma, lo pasti enggak bakal diizinin Kak Minseo buat masuk jenguk Kak Eunbi, jadi mending lo pulang. Bukannya lo masih harus latihan buat comeback lo?"

"Tanpa lo kasih tahu, gue juga udah tahu. Siapa suami dari Eunbi, apa profesinya dan gimana latar belakangnya. Dan," Jangjun menghempas kasar tangan Guanlin yang menahannya, dan melangkah maju kedepan. "kesempatan gue bakal dateng. Entah itu cepat atau lambat, Eunbi pasti ngegunain nama gue buat keperluannya. Dan setelah itu, Eunbi bakal jadi milik gue lagi."

Jamgjun beranjak mundur dan memberikan bunga yang tadi dibawanya kepada Guanlin, "Gue titip bunga buat Eunbi, kecup basah dari gue buat Dia. Lo bener, gue harus balik, masih ada yang harus gue urus." Ungkap Jangjun. "Termasuk berkas-berkas buat pernikahan gue sama Eunbi nanti." Sambungnya lalu melangkah meninggalkan Guanlin.

Sedangkan Guanlin, Dia hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Sebelum membawa kedua bucket bunga tersebut bersamanya, masuk kedalam ruangan rawat inap milik Eunbi.

Langkah kaki itu kembali membawanya membelah koridor rumah sakit yang cukup sepi. Senyum kembali mengembang diwajahnya, membayangkan ekspresi Eunbi saat melihatnya kembali. Oh! He miss her so bad!

Tapi langkah kaki itu terhenti begitu melihat seseorang yang telah menghadang jalannya untuk menuju ruangan dimana Eunbi dirawat. Ia menghela nafasnya cukup panjang, sebelum kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Pergi,"

Suara yang begitu menikam, bahkan tanpa melalui tatap matapun, Guanlin sudah tahu seberapa mengerikan orang didepannya ini. Dan seberapa kuat tekadnya untuk memenuhi apa yang dikatakannya.

"Gue mau jenguk kak Eunbi," ungkap Guanlin.

"You can't. Sekarang pergi, atau gue tendang lo keluar dari jendela?"

"Gue mau ketemu sama kak Eunbi, Kak." Tegas Guanlin lagi. "Cuma sebentar, setelah itu gue beneran bakal langsung pulang."

"Tetep enggak bisa!" pekik Minseo dengan keras.

Guanlin menarik nafasnya dalam, mengepalkan kedua tangannya sebelum menerobos Minseo dan melangkah dengan cepat memasuki ruang rawat inap Eunbi.

"Berenti!" pekik Minseo seraya mencoba meraih tangan Guanlin.

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang