BAB XXXVII

750 63 6
                                    

Good wife,

---------
===

Synchoréste| 37


Jungkook menundukan kepalanya seraya menghela nafasnya panjang. Berulang kali Dia memikirkan dan mecoba meyakinkan dirinya sendiri, bahwa Dia bukanlah suami yang buruk. But in the fact, Dia tetaplah suami yang buruk untuk Istrinya.

Bagaimana tidak, terhitung sudah hampir seminggu Dia belum menjenguk Eunbi yang tengah dirawat, memang bukan keinginannya, tapi setidaknya Dia bisa mengunjungi Eunbi sebentar saja. Tapi itu tidak bisa. Sejin bilang, Dispacth akan curiga. Sial!!

Dia kembali menatap ponselnya dan tersenyum pada Orang yang didepanjya, memberikan tanda tangan dan juga menjawab pertanyaan yang sudah ada. Selalu memasang senyum, sebelum Orang didepannya berpindah kesebelahnya. Terus saja seperti itu, hingga beberapa menit kedepan.

Ya, hanya tinggal menunggu beberapa menit sebelum jadwalnya selesai dan Ia bisa menghirup udara sebagai Jeon Jungkook. Bukan sebagai Jungkook BTS.

"Tenang, cuma tinggal sebentar lagi kok." Ungkap Jimin menenangkan Jungkook. "Setelah itu, kita bakal dapet libur."

Jungkook hanya tersenyum dengan kepala yang tertunduk. Benar yang dikatakan Jimin, libur yang sangat diharapkannya. Belum lagi, besok sudah chuseok, Jungkook ingin seperti pasangan yang lainnya. Memakai hanbok yang sama dengan sang Istri, untuk menunjukkan bahwa Dia sangat menyukainya.

Tapi bagaimana dengan Eunbi, apakah Ia juga menginginkan hal sama dengannya? Berjalan berdua dengan menggengam tangan satu sama lain, ditemani matahari sore yang akan tenggalam sebelum benar-benar mengakhiri hari liburnya?

Disisi lain, sang Wanita tengah berkutat dengan gadget yang berada ditangannya. Memilih beberapa menu makanan yang sudah ada, sebelum benar-benar memesannya. Jika bisa Dia ingin memesan makanan yang sangat banyak, untuk menguras kantong Minseo.

"Cepetan!" ungkap Minseo dengan jengkel. "Lo enggak tahu berapa won gue dibayar sama negara? Dan lo nyia-nyiain waktu gue buat cuma milih makanan, dan nguras dompet gue? God!"

Eunbi tidak bergeming, Dia terus sibuk dengan pilihan menu didepannya sebelum benar-benar memilih dan mengordernya. "Gue tanya sekarang. Lebih berharga mana waktu kerja lo atau kebersamaan lo sama gue?"

Minseo diam. Dia tidak kembali berbicara. Tanpa perlu ditanya lagi, waktu bersama Orang yang disayangi jauh lebih berharga dibanding waktu dengan pekerjaan. Meskipun pekerjaannya memang juga melindungi Orang-orang yang ada dalam satu negara, dan Eunbi termasuk kedalamnya.

"Diem 'kan? Makanya jan-"

"Waktu sama kerjaan gue," ungkap Minseo begitu saja. "Tugas gue ngejaga negara, dan lo ada didalamnya. Jadi gue lebih milih negara, karena gue juga bisa ngejaga lo."

Hening. Tak ada lagi suara yang ditimbulkan dari keduanya, selain sebuah suara piring yang diletakkan diatas meja oleh pramusaji seraya mengatakan "Selamat menikmati," lalu pergi dan meninggalkan Mereka berdua lagi.

"Kenapa jadi canggung gini sih?" tanya Eunbi membuka suara kembali.

Minseo menaikan kedua alisnya sebelum tersenyum dan menatap Eunbi dengan tatapan jengkelnya. "Lo sih!" pekik Minseo begitu saja. "Kalo aja lo enggak ngebahas masalah tadi, enggak bakal canggung kayak gini. Udah makan!"

"Iya." Jawab Eunbi begitu saja. "Abis makan, anterin gue ke butik Bunda, gue mau minta cariin hanbok."

"God, Kim Eunbi! Lo nyuruh gue nyetir dari Busan ke Tangjin?!"

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang