Bagian 8

168K 11.4K 1.1K
                                    


Waktunya jangan dihabisin buat inget MANTAN terus. Mending inget dosa biar cepet tobat.
*
Happy reading 😎

Bel tanda istirahat berbunyi dengan nyaring. Hampir semua siswa menghembuskan nafas lega. Akhirnya setelah dua jam berkutat dengan Fisika yang bikin pusing tujuh keliling berakhir juga. Bagaimana enggak pusing? Masa disuruh menghitung energi potensial dan energi kinetik buah kelapa yang jatuh dari pohon. Massa kelapa sudah diketahui, begitu pula dengan ketinggian pohon. Belum lagi disuruh menghitung diameter matahari dan diameter anggota tata surya lainnya. Kurang kerjaan banget kan? Ada lagi disuruh menghitung sudut kemiringan tikungan sebuah jalan dan berapa kecepatan yang sesuai dengan sudut kemiringan tersebut.

Kadang memang begitulah pelajaran Fisika, menyuruh kita untuk menghitung sesuatu yang diluar nalar. Ditambah gurunya yang killer. Lengkap sudah penderitaannya. Otak sedang mengepulkan asap ditambah omelan guru killer yang tidak sabaran karena muridnya yang tak kunjung paham dengan apa yang dijelaskannya. Saat seperti itulah para murid rasanya ingin mengguncang sekolah, mencabut bangunan sekolah, dan melemparnya ke rawa-rawa.

"Kantin yuk Far!" ajak Aga yang sudah berdiri dari tempat duduknya. Tangannya terulur kearah Fara.

Fara mendongakan kepala menatap Aga yang tersenyum tipis ke arahnya.
Karena Fara tak kunjung menyambut uluran tangan miliknya, Aga langsung meraih tangan Fara dan digenggamannya dengan erat.

Fara merasakan ada sesuatu yang menyengat tubuhnya. Perutnya terasa menggelitik dan perlahan rasa panas menggerayangi tubuhnya. Jika dulu saat status mereka masih pacaran, digenggam oleh Aga terasa biasa saja.

Tapi, semenjak pacar sudah menjadi MANTAN, digenggam oleh Aga rasanya nano-nano bagi Fara.

"Yaelah Ga! Udah mantan aja masih gandengan, mantan baper itu, kapan balikkannya?" ejek Bayu yang tengah mengeluarkan seragam dari celana panjang yang ia kenakan.

Sudah menjadi kebiasaan murid laki-laki kelas XII.IPA 1 yang memasukan seragam ke celana hanya saat pelajaran tertentu saja. Misalnya Kimia, Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggris. Alesannya sederhana, guru mata pelajaran itu KILLER.

"Balikan aja kenapa sih? Greget gue liatnya," sambung Ricky yang tengah menyisir jambulnya dengan sela-sela jari sebelum menuju kantin agar penampilannya semakin meyakinkan. Kantin adalah tempat elit bagi para cowok, jadi sebisa mungkin harus menunjukan segala pesonanya.

Apalagi status jomblonya, harus semakin bisa menunjukan pesonanya.

Gak cuma cewek seangkatan yang memasuki kantin, ada cewek adik kelas juga. Jadi Ricky yang notabennya masih jomblo happy harus menarik perhatian cewek.

"Sok ganteng lo! Dasar Gocil!" Seru Bayu yang kesal karena Ricky terus saja merapikan rambutnya dengan gaya sok ganteng.

"Jangan panggil gue gocil! Nama gue RIC KY!" geram Ricky tak terima jika ia dipanggil Gocil oleh siapapun. Memang teman-temannya suka sekali memanggil Ricky dengan nama 'Gocil' alias Gorila Kecil. Bukan tanpa alasan mereka memanggil Ricky demikian, itu dikarena Ricky memiliki perawakan tinggi besar dan kulitnya yang gelap.

"Udah jangan berantem, gak malu apa sama yang lain. Mending kita ke kantin aja!" lerai Aga lantas melenggang menarik lembut tangan Fara.

MANTAN [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang