Aga--" lirih Fara saat Aga menggenggam tangannya.
Aga mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Fara. Kedua telapak tangannya yang basah juga membuat telapak Fara yang berada dalam genggamannya ikut basah juga.Dipandang begitu lekat oleh Aga membuat Fara tak berani menatap balik ke arah Aga. Tatapan itulah yang membuat Fara selalu lemah untuk tidak larut dalam kasih Aga. Tatapan itu yang selalu membuat Fara tidak bisa melupakan apapun tentang Aga. Dan tatapan itu, tatapan yang selalu membuat Fara lagi-lagi jatuh cinta terhadap Aga. Iris cokelat bening dengan bulu mata yang meneduhkan dan alis yang melengkung tebal, menjadi daya tarik tersendiri seorang Aga. Ditambah bibirnya yang saat tersenyum begitu manis, membuat siapa saja yang melihat senyum Aga pasti ikut menarik senyum secara refleks.
Fara semakin menunduk, menatap ujung sepatunya yang mengetuk pelan ke arah lantai yang basah oleh air hujan.
"Tatap mata gue, Far. Tatap seperti gue natap Lo"pinta Aga lirih.
Fara tidak mengindahkan ucapan Aga. Ia terus menunduk bahkan semakin menunduk, dagunya nyaris bersentuhan dengan dada.Aga melepaskan genggaman tangannya, membuat Fara merasa kehilangan.
"Mau hujan-hujanan bareng? Itung-itung buka kenangan masa kecil, hujan kan penuh kenangan" ajak Aga.Ricky dan Bayu yang mendengar ajakan Aga kepada Fara, langsung melempar tas punggungnya ke arah tembok kelas. Dasi yang menggantung di lehernya juga segera ia lepas.
Tak hanya mereka berdua, Putri dan Lena pun ikut melempar tas masing-masing, ke tempat Ricky dan Bayu melempar tasnya.Ricky menarik tangan Putri dan Bayu menarik tangan Lena, Ricky dan Bayu menarik paksa tangan gadis yang menjadi sahabatnya itu untuk ikut bersamanya ke arah tangan lapangan menembus hujan yang begitu deras. Tak peduli dengan hujan yang baru beberapa detik saja sudah membuat tubuh mereka basah kuyup.
"Mau gabung sama mereka?" Tawar Aga kembali.
Fara mengangguk, dan diikuti dengan gerakan melempar tas punggungnya ke arah tas sahabatnya. Begitu pula dengan Aga.Aga langsung berlari ke arah lapangan basket, berbaur dengan sahabatnya yang sudah basah kuyup. Dengan berlari kecil, Fara kini sudah sampai di samping Aga dengan tubuh yang sama basahanya dengan yang lainnya.
"Hujannya deras banget! Kepala gue sampai sakit kena guyurannya" seru Putri dengan suara keras agar suaranya tak kalah dengan suara derasnya hujan.
Ricky menghampiri Putri."Sini gue cium puncak kepalanya, biar gak sakit lagi" tawar Ricky dengan nada jenaka.
"Modus receh, kampret Lo" sentak Putri meninju pelan perut Ricky dengan tawa lepas yang menguar dari bibirnya. Tanpa disadari, Ricky tersenyum menatap Putri yang tengah tertawa lepas dibawah guyuran hujan yang turun.
Bayu sendiri sudah joget-joget tidak jelas menandakan masa kecilnya yang kurang bahagia. Tangannya menarik tangan Lena untuk ikut berjoget bersamanya dengan diiringi suara hujan yang monoton.
Aga menatap Fara yang sedari tadi diam menadahi air hujan dengan kedua telapak tangannya. Kedua mata Fara menutup tatkala ia menengadahkan kepala ke atas, membiarkan air hujan jatuh di wajahnya.
"Diem aja, ngomong dong Far. Gak pengin ngomong gitu?" Aga menyenggol lengan Fara dengan pelan.
Fara menoleh sembari menarik tangannya yang sedari tadi menengadah menampung air hujan."Apa iya harus gue yang ngomong dulu?" Fara menyunggingkan senyum penuh arti.
Aga paham arti senyuman itu. Ia pun sekarang mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang.
Kakinya melangkah mendekat ke arah Fara. Pandangan terus ke arah tak lepas sedetikpun.Fara mundur menjauhi Aga yang mendekat ke arahnya. Tentu saja itu membuat Aga menaikan sebelah alisnya lantaran heran.
"Ini mau ngomong Far, kok Lo malah ngejauh gitu" ujar Aga diikuti kekehan khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Sudah Terbit] Kalau masih sayang yang lama, kenapa harus nyari yang baru? Bagaimana rasanya dihantui mantan yang udah mutusin di malam minggu, disaat sudah siap berdandan cantik, berharap diajak dinner romantis? Namun harapan kandas hanya...