Bagian 15•A

132K 8.7K 411
                                    

Gue udah mempersiapkan hati dengan kesetiaan yang cukup besar untuk mendapatkan lo kembali, Far
Aga_
**

Fara duduk dengan canggung di kursi tepat di samping Aga. Ia merasakan begitu grogi di posisinya sekarang. Meskipun Aga sekarang sedang di luar kelas, namun Fara masih saja merasakan gugup. Bagaimana jika nanti Aga sudah kembali? Fara pasti akan semakin gugup.

Kegugupannya semakin menguat saat melihat Aga berjalan memasuki ruang kelasnya bersama Bayu dan Ricky. Mereka bertiga terlihat asyik bercerita, memberikan komentar tentang pertandingan sepak bola yang mereka tonton tadi malam. Kebiasaan para cowok memang begitu, membahas pertandingan sepak bola yang ia tonton dini hari, bela-belain gak tidur cuma buat melihat tim kesebalasan andalannya berlaga di lapangan hijau. Beda dengan cewek, kalau ngumpul paling sering buat ngrumpi apapun. Karena sekali ngrumpi cewek bisa membuat topik apa saja. Dari yang awalnya bahas mantan nanti di akhir bisa bahas negara Indonesia, membantu bapak presiden memikirkan negara kita ini.

"Lena sama Putri belum berangkat?" tanya Aga yang sudah duduk di bangku samping Fara, sementara Ricky dan Bayu duduk di tempatnya, di depan Fara.

"Belum,mungkin bentar lagi," sahut Fara mencoba santai.

"Pokoknya gue masih nyesek tim Garuda kalah, gak ikhlas gue," seru Bayu dengan wajah kesalnya.

"Coba aja gue dateng pas di undang sama pelatih timnas, gak bakal kayak gini ceritanya," ujar Aga yang mulai merogoh saku seragam yang ia kenakan untuk mengeluarkan permen karet yang sudah ia persiapkan sedari di rumah. Bergegas Aga membuka bungkus permen karet miliknya dan melempar bungkusnya ke wajah Bayu.

"Najis lo, Ga, sok banget. Ngapain juga pelatih ngundang lo, sumpah otak lo emang rada miring, kayak menara condong," protes Bayu.

"Eh Far, gue saranin lo jangan balikan sama Aga. Kasihan keturunan lo entar, bisa-bisa otaknya kurang seons semua," Ricky mencoba menghasut Fara yang pastinya hanya bercandaan bukan bermaksud untuk serius.

"Eh ketek asin! Ngomongnya pinter banget yah, belum tau siapa Aga hah?" bentak Aga menatap horor ke arah Ricky yang cengengesan mencapit hidungnya dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Iya tapi bau mulutnya biasa aja, plus jangan pake kuah juga mas," gerutu Ricky menatap kesal ke arah Aga yang asyik cengar-cengir menopang kepala dengan satu tangannya menatap Fara.

"Eh kutil, ngapain lo senyum-senyum ngeliatin Fara? Udah gila lo?" protes Ricky menatap ke arah Aga.

Mendengar itu, Fara menoleh ke arah Aga untuk memastikan apa yang dituduhkan Ricky pada Aga adalah kebenaran. Dan sontak pipi Fara bersemu memerah melihat Aga yang tengah senyum menatap ke arahnya.

Plak. Bayu menghantam wajah Aga dengan buku tipis yang ia pegang. Tentu saja Aga geram bukan main pada dua sahabatnya yang otaknya tidak ada itu. Selalu saja Ricky dan Bayu mengganggu kebersamaan Aga dengan Fara, menggagalkan acara pedekate kedua dan selalu saja mereka berdua menyebalkan.

"Heh jomblo! Lo apaan sih gangguin pedekate kedua gue sama mantan? Minta dicabuli lo pada?" maki Aga pada Bayu dan Ricky.

Bukannya menjawab makian Aga, Bayu dan Ricky justru malah tertawa. Suara tawa Bayu dan Ricky terdengar penuh hinaan pada Aga semakin membuat Aga kesal.

"Pedekate kedua nenek lo nungging? Mantan, gak usah banyak gaya lo!"

"Mantan aja gayanya kayak gebetan."

Aga melotot ke arah Bayu dan Ricky secara bergantian. Ia kesal bukan main pada mulut dua sahabatnya itu yang tidak pernah disaring kalau ngomong.

Melihat Aga yang kesal, Fara mengulurkan tangan mengusap bahu Aga penuh kelembutan.
"Sabar, yang sabar disayang Fara," ucap Fara yang mengundang lengkungan di bibir Aga. Detak jantung Aga berdetak lebih cepat dari biasanya. Ucapan Fara barusan, membuat diri Aga seakaan melayang.

MANTAN [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang